2K 187 11
                                    

*********************************

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

*********************************

Matahari bersinar cerah, suasana yang hangat. Di Padang rumput penuh bunga yang luas ini seorang gadis berbaring terlentang sembari menutup matanya. Menikmati semilir angin yang menyejukkan. Sebuah bayangan menghalangi matahari yang menyoroti wajahnya. Sebuah rambut panjang dan halus jatuh di wajahnya sontak gadis itu membuka matanya. Liquid putih mulai mengalir membasahi kedua pipi sang gadis. Seseorang yang telah ia nanti kedatangannya akhirnya datang. Gadis itu menarik orang itu kedalam dekapannya, memeluknya dengan erat berharap ia tidak akan meninggalkannya sendirian.


"Tadaima."





Sebelum melihat kelanjutan dari kedua insan tersebut. Mari kita lihat awal pertemuan mereka.














10 tahun yang lalu . . .

Suara bising dari unit sebelah. Sepertinya ada orang baru yang menempatinya.

Ting . . . tong . . .

Bel apartemennya ditekan. Tak perlu menunggu lama seseorang keluar. Anak laki-laki berumur sekitar 5 tahun bersurai hitam membukakan pintu rumahnya. Anak laki-laki itu memperhatikan siapa yang datang. Ternyata seorang gadis kecil yang seumuran dengannya bertamu.

"Halo, Kami Keluarga Yuzuriha tetangga baru yang menempati unit disebelah," sapa gadis kecil itu ramah.

"Wah, jadi kamu dan orang tuamu yang menempati unit disebelah milik kami ya," seorang wanita dewasa jika dilihat sepertinya dia ibu dari anak laki-laki itu.

Wanita itu menyejajarkan tingginya dengan gadis kecil didepan apartemennya. "Ada apa gadis mungil ini kemari?"

"Ah, saya ingin memberikan ini," gadis itu menyodorkan paperbag pada wanita itu.

"Terimakasih ya, manisnya, mau mampir dulu?" tanyanya.

"Terimakasih, saya harus membantu mama saya . . . Nanti saya akan mampir bersama mama saya," tolak gadis kecil itu lembut.

"Saya permisi dulu," gadis itu membungkuk lalu berlari kecil memasuki kediamannya. Wanita itu hanya terkekeh kecil melihat tingkah gadis itu. Sedangkan anak laki-laki itu diam terpana dengan gadis itu.

Keesokan harinya, anak laki-laki itu pamit untuk bermain pada ibunya. Sebelum pergi ia melihat sekilas ke pintu Keluarga Yuzuriha. Tertutup rapat, sepertinya mereka masih sibuk merapikan barang-barangnya.

Tak menghiraukan nya anak laki-laki itu pergi dengan sedikit kekecewaan. Di taman dekat rumahnya, ia melihat gadis itu sedang bermain. Menyadari ada yang memerhatikan, gadis itu menengok ke arah anak laki-laki itu dan menghampirinya.

"Halo," sapa gadis itu.

Semburat merah muncul di pipi anak laki-laki itu, "halo."

"Kamu anak yang kemarin ya, salam kenal aku Yuzuriha [Name], siapa namamu?"

"A-aku Baji Keisuke, salam kenal Yuzuriha."

"Halo Baji, panggil aku [Name] saja, omong-omong kamu mau kemana? Mau bermain denganku?" gadis bermarga Yuzuriha itu bertanya pada Baji dengan antusias.

"A-aku ingin pergi ke rumah teman, mau ikut?" tanya Baji balik.

Mata gadis itu berbinar, "benarkah!?" Baji mengangguk.

"Baiklah, aku mau ikut!!"

Mereka berjalan sambil berpegangan tangan menuju Kediaman Sano. [Name] terlihat senang, sedangkan Baji sudah berasap disebelahnya.

"Baji! Siapa gadis di sebelahmu!?" dua anak kecil dari kediaman itu berlari menuju Baji.

"Dia tetangga baruku, Yuzuriha [Name]," Baji memperkenalkan [Name], "[Name], ini Sano Manjirou dan adiknya Sano Emma."

"Halo, salam kenal um . . ." [Name] bingung.

"Halo [Name], panggil saja aku Mikey," kata anak bernama Sano Manjirou itu.

"A -aku Emma, panggil saja seperti itu," kata gadis disebelah Mikey.

"Halo, salam kenal Mikey dan Emma," sapa [Name].

Setelah perkenalan kecil itu mereka bermain bersama. Tak terasa hari mulai sore, Baji dan [Name] akhirnya pulang. Mereka berpisah memasuki unit masing-masing.

Sejak hari itu [Name] dan Baji menjadi sangat dekat. [Name] juga memanggil Baji dengan namanya.

Tak terasa setahun telah terlewati, kini mereka berumur 6 tahun. Mereka sudah mulai bersekolah.

"Ohayou, Keisuke!!" sapa [Name] melihat Keisuke yang baru saja keluar dari kediamannya.

"Ohayou, [Name], Bibi," sapa Keisuke balik.

Tak lama ibunya Keisuke juga keluar, "Ohayou, Okaa-san."

Setelah sesi sapaan pagi mereka pergi menuju sekolah bersama. Ini hari pertama masuk sekolah [Name] dan Keisuke berjalan beriringan sambil bergandengan tangan menuju sekolah. Dunia serasa milik berdua, ibu dari Keisuke dan [Name] hanya tertawa lucu melihat anak-anaknya yang saling menempel satu sama lain.

"Bagaimana kalau kita jodohkan saja mereka berdua?" tanya Ibu Yuzuriha.

"Boleh tuh Bu, kayaknya sampai dewasa juga mereka bakal menempel terus," kata Ibu Baji.

"Haha, iya mereka lengket banget, lucu juga kayaknya kalau nikah nanti," kata Ibu Yuzuriha.

"Iya, saya ngga nyangka kalo tetangga saya malah jadi besanan," ujar Ibu Baji.

.

.

.

Ramai. Banyak sekali anak-anak seumuran mereka yang berkumpul di gedung olahraga. Mereka sedang saling berkenalan. Di Bagian belakang terdapat banyak orang tua yang menemani anaknya MPLS. Keisuke menarik tangan [Name] mencari bangku kosong.

"Baji, [Name]!!" panggil Mikey. Terlihat Mikey duduk dengan dua bangku kosong disebelahnya. Keisuke dan [Name] menghampiri Mikey.

"Halo," sapa [Name]. Mikey tersenyum sambil melambai. Sedangkan Keisuke menutupi [Name] dari pandangan Mikey.

"Baji, benar-benar berbeda saat urusan [Name] ya," ejek Mikey.

"Kau genit, aku harus menjaga [Name] dari orang sepertimu, Mikey," sarkas Keisuke.

Selama masa MPLS Keisuke terus memegang tangan [Name], bahkan tempat duduk mereka satu meja. Bahkan istirahat makan siang pun mereka selalu berdua dengan Mikey sebagai nyamuk diantara mereka.

***




Vote & comment

𝕊𝕙𝕚𝕘𝕠 || Baji Keisuke ✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz