583 106 3
                                    


************************************

Aku mandi dengan cepat supaya [Name] tidak menunggu. Aku seperti melupakan sesuatu tapi apa? Sudahlah aku akan ingat seiring waktu.

[Name] mengajakku ketaman depan bangunan apartemen kita. Kenapa kesini? Ini kan dekat dari rumah, kenapa pakai acara ajak kemari?

"Mungkin bagimu ini tempat pertemuan pertama kita ya," [Name] membuka pembicaraan. Tentu saja, ini pertemuan resmi kita.

"Iya, sudah lama sekali ya."

"Kau tahu, seseorang akan bereinkarnasi 7 kali setelah ia meninggal dunia," ucapnya yang tidak aku mengerti.

"Mereka yang memiliki ikatan spesial akan terus bertemu di setiap kehidupannya sampai kehidupan akhirnya, dikehidupan sebelumnya kira-kira aku bertemu denganmu tidak ya?"

"Eh benarkah?" aku terkejut. Orang yang menganggap pelajaran dari guru hanyalah angin lalu sepertiku mana tahu hal itu.

"Iya, di salah satu buku di perpustakaan tertulis seperti itu, aku pernah membacanya," kata [Name]. Ah, aku sedikit minder untuk menjadi pasangannya. Dia terlalu sempurna.

Yuzuriha [Name], dari namanya saja aku tahu dia gadis yang cantik, manis, anggun, juga lembut. Suaranya yang halus seperti alunan lagu itu membuatku candu. Bulu matanya yang lentik menambah keelokannya. Kulitnya yang putih bersih serta tubuh yang bagus. Seperti putri di buku dongeng. Pasangannya nanti pasti akan senang menikah dengannya.

Apa aku bisa menikah dengannya yang sempurna ini? Aku yang seorang berandal bahkan tidak pintar ini, bisakah menikahi seorang putri raja?

"Hah . . . Lama sekali jam pulang sekolah, aku kangen Emma," ucapan [Name] barusan . . .

"Oh ini dia, aku lupa kalau hari ini aku sekolah!!" seruku. Eh- Tunggu.

"OH IYA, HARI INI SEKOLAH!!" aku panik. Aku bolos.

Aku melihat wajah [Name] yang merasa tak bersalah, "pfftt . . . Hahaha Kei~ kau baru ingat?" ejeknya.

"Haha tenang saja, aku sudah meminta Chifuyu memberikan surat izinmu hari ini pada ketua kelasmu," ah sial. Jadi dia sengaja memancingku panik.

"Kau menyebalkan [Name]," ujarku. Tapi sayang♡.

Author POV

Mereka berdiam diri, ada sebuah mobil fan hitam menghampiri mereka. Keisuke waspada takut bahwa itu adalah penculik. Seseorang dengan seragam lengkap mendekati [Name] dan membungkuk hormat.

"[Name]-sama sudah waktunya Anda berangkat," ujarnya.

"Hah? Apa!?" Keisuke masih tidak nyambung dengan pembicaraan itu.

"Hm . . . Begitu ya," cicit [Name].

"Kei~ selamat tinggal, sampai bertemu di kehidupan berikutnya," pesan [Name].

Apa!? bukankah kita bisa bertemu kalau kamu kembali ke Jepang atau aku yang pergi menemuimu? batin Keisuke.

Sibuk dengan lamunannya sehingga ia tidak sadar [Name] sudah pergi bersama orang mencurigakan tadi. Ah, sial.

***

[Name] memasuki ruangan yang cukup mewah. Dinding yang berwarna putih dengan garis-garis berwarna emas atau memang emas sungguhan(?). Langit-langit emas dan lampu hias terbuat dari perak, dan berlian murni. Lukisan-lukisan yang terpajang juga lukisan termahal buatan pelukis terkenal. Kalau kau menjual sebatang pulpen disana saja sudah membuatmu kaya raya.

Setelah masuk ruangan itu [Name] perlu naik lift lagi sampai ke lantai 3b dan berjalan sebentar sekitar 10 menit sehingga sampai ke sebuah ruangan dengan pintu kayu reyot lalu menaiki eskalator lumayan panjang. Di ujung terlihat lagi pintu dengan gaya klasik rumah Jepang. Ketika dibuka terlihat rumah dengan gaya klasik. Walau cukup mewah tapi begitu klasik.

Cukup merepotkan tapi [Name] harus berjalan lagi masuk kedalam rumah sampai ke ruangan paling besar dirumah itu. Ruang tamu, ruangan terbesar dirumah itu. Semua perabotan disana masih benar-benar tradisional. Ada seorang pria dewasa yang sedang duduk menikmati teh disana.

"Aku sudah datang, papa."







































































"Duduklah," ujar pria itu.

[Name] mengikuti perintahnya dan duduk dihadapannya.

"Kau sudah siap?" tanyanya.

"Iya," jawab [Name].

[Name] mengatur napasnya, "tapi sebelumnya aku punya satu permintaan."

Pria itu terlihat tertarik ia menoleh kearah [Name], "apa yang kau inginkan?"

"Sesuai dengan yang aku bilang sebelumnya, aku mohon kau tepati itu dan jangan lewatkan tanggal pengirimannya setiap hari," ujar [Name].

Pria itu tersenyum ah lebih tepatnya smirk, "ya aku tidak janji dengan itu semuanya tergantung dengan dewa, tapi berjanjilah satu hal-"









































"Shinanai de, ****[Name]."

*********************************

𝕊𝕙𝕚𝕘𝕠 || Baji Keisuke ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang