extra chapter 1

585 73 0
                                    

Sano Emma special chapter

























Sano Emma, sahabat dan teman masa kecil [Name]. Anak bungsu dari Keluarga Sano ini sangat sedih ketika sahabat pertamanya ini meninggal dunia. Hanya [Name] seorang yang tidak menganggap nama Emma aneh dipertemuan pertamanya.

"[Name], kamu tidak aneh dengan namaku?" tanya Emma ragu.

"He~ untuk apa? Namamu kan bagus," kata [Name].

"Namaku seperti orang bule padahal keluargaku orang Jepang," Emma sedikit menunduk.

"Memangnya kenapa? Nama Emma kan memang cocok denganmu, jangan malu dengan nama itu . . .  Berbanggalah," ujar [Name] menyemangati.

Kini Emma tengah duduk menatap batu nisan [Name] sambil mengingat semua kenangannya dengan gadis yang telah pergi itu. Sesekali ia tertawa kecil kala mengingat kenangan yang dianggapnya sedikit lucu.

"Sudah dua tahun sejak kamu pergi ya, kau tahu aku sangat kesepian saat kamu pergi," ujar Emma, "tapi aku menemukan seorang teman yang hampir mirip denganmu, walau begitu dia sedikit berbeda denganmu tapi itu sedikit mengobati rasa kesepianku."

Emma mulai menangis, "a-aku sedih tahu kamu pergi tiba-tiba! Aku membencimu!! Kau jahat, pergi tanpa bilang-bilang, aku sedih tahu saat mendengar kabar bahwa kamu sudah tidak ada."

"Padahal kamu bilang ingin menjadi besan denganku tapi kau malah mengingkari janji itu," Emma mengerucutkan bibirnya.

Maafkan aku.

Suara halus menyapa indera pendengaran Emma. Tidak ada siapa-siapa, apa mungkin [Name]?

Sebuah ingatan terputar dikepala Emma.

Kala itu hujan turun lumayan lebat. Kedua gadis kecil ini berada di Kediaman Sano, lebih tepatnya dikamar Emma tengah menggambar bersama diatas secarik kertas.

"Ne~ Emma," panggil [Name].

"Iya," sahut Emma tak memalingkan pandangannya dari gambar.

"Apa kau pernah berfikir untuk menikah dengan siapa besar nanti?" tanya [Name].

"Hm . . . Aku akan menikah dengan Ken tentunya," jawab Emma.

"Kau sendiri akan menikah dengan siapa? Kakakku dan Keisuke sama-sama menyukaimu," tanya Emma.

"Aku tidak akan menikah," jawabnya membuat Emma menghentikan kegiatannya.

"Kenapa? Kau takut kakakku sedih? Tenang saja dia akan senang kalau kau menikah dengan orang baik walau bukan dengannya," kata Emma, "tapi aku yakin itu hanya sekedar cinta monyet."

"Tidak, bukan karena itu kok! Aku juga ingin menikah dan memiliki anak, setelah itu kita jodohkan anak kita," kata [Name], "tapi, aku tidak yakin itu akan terjadi."

Emma mengerutkan dahinya, "jangan berbicara begitu, masa depan tidak ada yang tahu karena itu berfikir untuk tetap hidup."

"Ini janji kita, kita akan menikahi anak kita dan menjadi keluarga," kata Emma.

"Bagaimana kalau aku menikah dengan Mikey?"

"Kau mencintai Keisuke bukan? Aku yakin kau akan menikah dengannya.

[Name] tersenyum dan menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Emma.

"Ini janji jadi harus ditepati." Mereka berdua tertawa.

.

.

.

Sungguh kenangan yang indah.

"Bahagia lah bersama Keisuke disana [Name]."

"Ah aku pamit dulu ya ingin mengunjungi makam Shinichiro-nii dulu, sampai bertemu lagi [Name]."

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***




Heheh extra chapter buat kalian!!



Btw saya mau buat book baru lagi kalian mau yang mana?
Sedikit bocoran ini ff buat cowok shoft kita!!

Btw saya mau buat book baru lagi kalian mau yang mana?Sedikit bocoran ini ff buat cowok shoft kita!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote & comment
See ya!!

𝕊𝕙𝕚𝕘𝕠 || Baji Keisuke ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang