DERION, HELP ME!

490 50 2
                                    

Derai diam tak berkutik tetap menatap batu yang biasanya air terjun itu jatuh, dengan harapan yang sedikit lagi hilang

"Derai, kita kesini lagi besok" ucap Derion sembari berjongkok disamping gadis itu

"Waktu kita tidak banyak Derion, aku takut" ucap derai bersamaan dengan air matanya yang jatuh

"Cukup, pasti cukup, sekarang lebih baik kita kembali ke rumah nenek itu dulu, besok pagi kita kesini lagi, saya janji" ucap Derion namun tak dibalas oleh Derai

Tak lama kemudian Derai mengangguk kemudian berdiri dan berbalik lalu mulai melangkah meninggalkan tempat air terjun itu

Baru beberapa langkah ia kembali berbalik saat mendengar gemericik air yang tampak berkilau yang jatuh dari atas, apakah itu air terjun yang sedari tadi ia tunggu?

"Ya, itu air terjunnya, segera lah ambil, sebelum air itu berhenti turun" ucap nenek itu sembari menyimpulkan senyumannya, tentu saja nenek itu ikut lega.

Mata Derai berbinar lalu segera mendekati air itu dan mengambilnya kedalam botol, setelah merasa cukup ia segera kembali kepada Derion dan nenek tersebut berada.

"Dapat nek" pekik Derai senang

"Bagus, sekarang ayo kembali ke rumahku dulu" ucap nenek tersebut lalu melanjutkan perjalanannya, namun sebelum itu, ia meletakkan sebuah wadah besar untuk air tersebut, tentu saja ia tak akan menyia'kan air terjun itu.

Derai yang akan berjalan kini menoleh kebelakang saat tak mendengar air gemercik seperti tadi, dan ternyata air terjun itu sudah tak turun lagi, ia memeluk botol yang ada digenggamnya kemudian menyusul langkah Derion dan nenek itu

Hingga akhirnya tibalah mereka pada rumah nenek tersebut di malam hari, matahari yang sudah hampir berganti tugasnya dengan bulan

"Masuklah, lalu mari makan, sehabis itu istirahat lah, besok baru kalian bisa pulang" ucap nenek tersebut yang baru saja membuka pintu rumahnya

"Tapi nek, waktu kami hanya tinggal 2 hari lagi, apakah cukup?" tanya Derai yang kini mereka sudah berada didalam rumah

Nenek tersebut tampak berpikir "sepertinya tidak, tapi hutan itu berbahaya jika kalian berjalan malam hari"

"Sepertinya tidak ada pilihan lain nek" ucap Derai

"Jika seperti itu baiklah, ambil ini jika yang berwarna putih taburkan itu di mata sang penyihir, itu sedikit berguna dan yang hijau itu seperti yang Roal berikan, untuk melepas lilitan tumbuhan di hutan Zairo" ucap nenek tersebut sembari menyodorkan kotak berisi 3 kantong berwarna putih satu kantong dan hijau dua kantong

Derai mengangguk "ini akan sangat berguna nek, terimakasih banyak"ucap Derai kemudian memasukkan kotak itu kedalam keranjangnya dan memakai tudungnya

Ketiga nya lalu keluar rumah "Berhati hatilah" ucap nenek tersebut dibalas anggukan keduanya

"Terimakasih" ucap Derion

"Terimakasih banyak nek, kita pulang" ucap derai kemudian keduanya berjalan menuju hutan Zairo secara beriringan

***

Derai memberhentikan langkahnya saat akan memasuki hutan Zairo, entah kenapa tiba tiba ia merasa ada yang memperhatikannya dari hutan itu, ia menyekal tangan Derion

Pria itu menoleh "Ada saya, tidak perlu takut" ucapnya seakan tau yang dirasakan Derai

"Derion rasanya suasana ini berbeda dengan yang kita lalui kemarin" ucap derai

"Ya, saya juga tau, berhati hatilah, usahakan jangan membuat suara" pesan pria itu dibalas anggukan Derai

Kemudian keduanya berjalan dengan hati hati saat memasuki hutan Zairo, benar benar beda dengan yang kemarin ia lalui, jika yang kemarin tampak nyaman kali ini cukup mengerikan dan juga sunyi

Derai semakin was was dan takut, memeluk keranjangnya

KREKK!

Derai sangat ketakutan, ia baru saja menginjak ranting yang mengeluarkan suara, tak sadar air matanya jatuh

Derion yang sadar akan hal itu ia menarik lengan Derai dan kemudian berlari saat terdengar suara gesekan

Namun di tengah larinya kedua kaki dan tangan derai terlilit oleh tumbuhan yang berduri, derai meringis.

Tak hanya itu, kini keranjangnya jatuh tak jauh dari nya, melihat keranjang yang jatuh terlebih dulu Derion mengambilnya namun saat itu tentunya menimbulkan suara dan ia pun terjebak dengan lilitannya

"Derion kau dimana? tolong aku" isak Derai sembari meronta agar lilitan itu segera terlepas

"Stt, tenanglah, saya dibelakang mu" ucap Derion

Derai sedikit lega karena pria itu berada disekitarnya namun tak lama lilitan mereka mengencang, Derai terus meronta, sementara Derion tengah sibuk mengambil kantong yang berwarna hijau dengan menggunakan kakinya untuk ditaburkan pada tumbuhan yang melilitnya

Derion hampir bisa mengambil kantong itu, sedangkan Derai sudah lemas karena lilitannya lebih kencang

Dengan hati hati pria itu menaburkan bubuk itu ke tanaman yang melilitnya, ia menyerit, bagaimana bisa tidak berfungsi?

Tak lama lilitan itu terlepas, ia bebas, kemudian ia melirik kearah Derai yang sudah tampak lemas, ia pun segera menaburkan bubuk itu ke tumbuhan yang melilit Derai

Tak lama lilitan itu terlepas, Derai menghela nafas lega, lalu tangan satunya digandeng oleh Derion kembali berjalan berhati-hati, Derion yang tampak fokus terhadap jalanan nya sedangkan Derai bercucuran keringat dan juga jantungnya yang berdegup kencang ditambah lagi kakinya yang kini sudah mulai lemas

Lagi dan lagi dari belakang terdapat suara gesekan, keduanya menoleh, ternyata terdapat tumbuhan yang tengah mengejar mereka

Derion berlari lebih kencang sedangkan Derai kakinya semakin lemas, kemudian ia terjatuh, Derion yang melihat itu kini langsung menggendong Derai

"Ambil bubuk yang nenek kemarin berikan" bisik Derion dibalas anggukan Derai kemudian ia menyerit, kantong yang tersisa berwarna putih, merah dan biru

Bukankah tadinya tidak ada yang berwarna merah? ah mungkin ia lupa dan itu bubuknya, pikir derai kemudian menaburkan bubuk itu ke tumbuhan yang tengah mengejarnya

"Sudah, turunkan aku" ucap derai lalu Derion menurunkan nya dan menghela napas lega

Namun saat tak sengaja Derai menoleh kearah belakang terdapat tanaman yang tampak tengah tumbuh dengan cepat dan banyak tak lupa juga berduri tajam, ia membelalakkan matanya

Derion ikut menoleh "Apa yang kau taburkan?" tanyanya pelan

"Kantong berwarna merah" ucap Derai

"Kita tidak punya kantong berwarna merah Derai yang kita punya hanya biru hijau dan putih" jelas Derion

"ayo sekarang lari!" lanjutnya kemudian mencekal tangannya Derai dan keduanya berlari dengan nafas yang tersengal-sengal

Namun naas, keduanya lagi dan lagi mendapatkan beberapa lilitan tumbuhan itu, namun untungnya keranjang nya di bawa Derion

"Sssttt!" bisik Derion saat Derai ingin membuka suara

Badan Derion dan Derai kini terdapat luka darah segar mengalir kembali untuk kedua kalinya dengan tumbuhan itu, Derai terisak sementara Derion tampak bersusah payah untuk melepaskan lilitan tumbuhan itu

Dua hari lagi, dan Derai kini terjebak pada tumbuhan ini.

Tak lama suara tawa melengking tinggi keduanya tampak mencari sumber suara itu, hingga akhirnya munculah seorang wanita dengan tudung berwarna hitam tak lupa juga dengan tongkat ditangan kanannya

Keringat Derai bercucuran, ia takut, sesekali ia melirik kearah Derion

Wanita bertudung hitam itu berjalan mendekati Derai, jantung Derai berdegup kencang.

"Apa maumu?" tanya derai lirih dan juga hari hati

Lagi lagi tawa wanita itu bergelar dihutan yang sunyi, lalu menunjuk tongkatnya kearah tumbuhan yang melilit Derai

Sementara Derai meringis saat lilitan itu semakin kuat dan juga duri tersebut melukai tubuhnya.

PRINCESS DERAI ADVENTURE [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now