Thunder

117 24 3
                                    


You will be the happiest of women. And We will all by ourselves, till We swoon away with delight. - Gaston Leroux, The Panthom of the Opera

 - Gaston Leroux, The Panthom of the Opera

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Segala rencana untuk besok telah sempurna. Paling tidak, itu menurut Jeffrey Kam. Ia sudah memikirkan sampai hal detailnya. Ia merasa seperti pakar, tanpa sadar bahwa kemewahanlah yang menyebabkan gadis-gadis yang pernah takhluk dan menuruti segala yang dikehendakinya; termasuk melakukan sesuatu yang menyebabkan sekat gypsum antara kamar dan dapur di apartemennya ambrol pertengahan tahun lalu. Dengan kesombongannya, ia mengangkat dirinya sendiri sebagai coach cintaku, juga pemimpin EO pernyataan cintaku besok pada Fey.

Sebenarnya malam ini aku ingin menimang kado yang akan kupersembahkan besok untuk Fey. Harusnya, malam ini cincin itu akan indah diterangi cahaya dari lampu-lampu kota dari balkon apartemen. Namun, aku tak berani membuka kotak kado toska itu karena sudah di-packing rapi oleh pramuniaga berkuncir kuda tadi dengan rapi menggunakan pita satin putih, tapi aku masih ingat bentuk dan kilaunya. Kilau berlian memang beda, tujuh warna yang seolah melebur menjadi satu. Uniknya mereka masih mempertahankan jati dirinya, berpendar dengan mempertahankan identitas warnanya.

Fey tidur karena kelelahan sejak sore tadi. Ia melakukan kegiatan sosial rutin bersama temannya di komunitas. Mereka memotong dahan bunga yang layu dan menyapu di Werribee, tepatnya di Victoria State Rose Garden. Siang yang menyengat tak menghalanginya. Akibatnya, Fey sore tadi pulang dengan wajah seperti udang rebus dan badan yang hangat. Ia mandi guyuran air dingin. Kalau aku jadi dia, mungkin aku akan memilih mengisi bathtub dengan air dingin dan merendam seluruh badanku di situ.

Take a rest, Bro! Tomorrow gonna be a perfect night fo you!

Aku mendengus. Entah sampai kapan aku bisa dekat dengan Jeffrey Kam ini. Omong kosong dan kesombongannya masih kumaklumi meskipun membuatku kesal. Bukankah begitulah teman? Teman memang mengesalkan di beberapa bagian dan melengkapi sekaligus melingkupimu pada bagian lain kehidupan.

***

New Year Eve cepat sekali tiba. Entah apa saja yang kulakukan dari pagi, yang jelas langit sudah berganti warna serasa kilatan cahaya saja. Fey membuat pancake dan sosis untuk sarapan sekaligus makan siang karena kami baru terjaga jam sebelas siang. Aku membuka botol orange juice yang kami beli di Coles saat belanja bulanan. Aku tak pernah masalah dengan apa pun dari supermarket selama itu adalah pilihan Fey. Kami duduk saling bersandar dan asyik dengan smartphone kami masing-masing, sementara televisi di hadapan kami terus berpendar. Fey berselancar di twitter, sedangkan aku bermain game untuk meredakan kegugupanku.

Magritte datang pukul tujuh malam dengan suaranya yang renyah seperti pretzel. Itu julukan yang Jeffrey berikan pada gadis asal Filipina itu. Jeffrey sebenarnya naksir Magritte, tapi ia terlalu angkuh untuk mengakuinya. Penampilan Magritte dengan kulit sawo matang dan mata sipitnya seperti tirai shabby chic yang terlalu sederhana dan terlihat konyol bila ditempatkan pada rumah super mewah bergaya minimalis. Ya, begitulah Maggrite di hadapan Jeffrey. Magritte mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah negaranya untuk belajar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Melbourne. Ia dari keluarga sederhana, bisa kau lihat dari pakaiannya yang kebanyakan made in china. Kalau diperhatikan lagi, Magritte sebenarnya cukup cantik dengan rambut gelombangnya yang anggun dan postur badannya yang penuh di banyak bagiannya; termasuk di mulutnya. Jeffrey merasa dirinya Jeffrey Kam yang tak mungkin jatuh hati pada sosok Magritte, tapi nyatanya ya. Untuk itulah hari ini kami janjian merayakan New Year Eve Berempat. Berbeda dengan malam tahun baru sebelumnya, biasanya Jeffrey menyewa sebuah penthouse di Sentosa Island dan ia akan merayakan tahun baru dengan bermain casino semalam suntuk.

LAVALLIEREWhere stories live. Discover now