Presque Vu

101 17 4
                                    

You alone can make my song take a flight. Help me make music of the night!

Fey 	: Apa yang aku alami Presque vu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fey : Apa yang aku alami Presque vu?

Pesan teks dari Fey menggetarkan smartphone-ku. Di bawah pesan itu, Fey mengirimkan sebuah tautan artikel yang bisa langsung aku klik. Aku membacanya dengan teliti. Pemaparan dalam artikel itu menjelaskan perbedaan antara fenomena Deja vu, Jamais Vu, dan Presque vu.

Fenomena Deja Vu pasti sudah sering kalian dengar, bahkan kalian sebutkan. Beberapa film juga menggunakannya sebagai tema utama. Deja Vu adalah keadaan dimana kita merasa pernah mengalami suatu kejadian atau berada di suatu tempat, tapi kita tidak bisa mengingatnya dengan jelas. De Ja Vu oleh beberapa kalangan dikaitkan dengan kehidupan masa lalu. Namun, sains menganggap Deja Vu adalah adanya sebuah gambaran-gambaran yang disusun oleh otak secara random dari kejadian yang pernah kita alami sebelumnya.

Kondisi Jamais Vu berkebalikan dengan Deja Vu. Jamais Vu membuat kita merasa asing dan aneh pada suatu keadaan tertentu atau tempat tertentu, padahal seharusnya kita familiar dan sudah sering kali mengalami atau mendatangi tempat tersebut. Kembali lagi, ada ingatan yang semu dari otak yang membuat kita mengalami Jamais Vu.

Presque Vu, mungkin dari ketiganya ini yang paling jarang disebutkan. Presque berasal dari bahasa Perancis yang berarti 'hampir melihat', sedangkan Vu berarti 'penglihatan'. Presque Vu didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana kita seolah berada di tepi pencerahan dalam proses mengingat suatu kejadian.

Presque Vu inilah yang ditanyakan oleh Fey. Sudah seminggu lewat sejak peristiwa menonton The Phantom of The Opera dengan layar 270 derajat yang meninggalkan kesan yang sungguh membekas buatku. Saat itu kami masih di dalam mobil di depan rumah Fey sepulang dari nonton. Akhirnya Fey mengungkapkan bahwa ia tahu tentang apa yang bergumul dalam pikiranku setelah berada di Indonesia.

"Awan, aku tahu beban kamu dari Mami kamu."

Suara Fey kecil, berbalut dengan simpati saat sampai di depan rumahku. Burung-burung sudah mulai terbang keluar sarang mencari makan. Aku menatap mata kucingnya yang besar.

" Kalung yang dulu kamu pakein ke aku hilang waktu kejadian itu, kan?"

Aku mengangguk, kemudian menghela napas, dan mencengkeram kemudi bundar. Aku tahu pada akhirnya apa yang kualami, segalanya tentangku, akan terkuak dan menjadi bagian dari perjalanan Fey juga.

" Ya dan aku harus cari kalung itu sekarang."

Kami berpandangan dalam diam. Mungkin Fey bisa menangkap pesan dari mataku bahwa aku gundah, aku berbeban berat, bahkan aku takut. Aku ingin melarikan diri dari ini semua. Pagi belum dapat disebut pagi karena masih sedikit rona orange di cakrawala. Hari masih kelam dan kami duduk di mobil dengan mesin mobil masih menyala dan ada suara berdengung dengan desibel rendah dari pendingin mobil. Tidak sepertiku, mata Fey yang hitam itu penuh kekuatan dan terpancar memohon bantuan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LAVALLIERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang