part 8

6.8K 692 1
                                    

Seperti pada hari-hari sebelumnya setelah jam pelajaran selesai para murid tk akan menunggu jemputan mereka di taman yang di sediakan sekolah mereka.

Dan disanalah Minhyung sekarang, menunggu Jisung menjemputnya seperti biasa. Namun kehadiran Daehyun, bocah gendut yang selalu mengganggu dirinya membuat suasana hati Minhyung menjadi rusak seketika.

"Bagaimana rasanya hidup tanpa mama?"
Tanya si bocah dengan wajah mengejeknya. Ada beberapa bocah lain yang ikut menghardik Minhyung. Jujur Minhyung tidak memiliki teman di sekolah, selain karena ia terlalu malas bersosialisasi dan juga karena Daehyun yang menghasut mereka untuk tidak berteman dengan Minhyung.

"Itu bukan urusan mu!"
Ucap Minhyung ketus.

"Dimana paman yang selalu menjemput mu dengan mobil mewah itu? Ayah mu pasti mencuri uang yang banyak sampai bisa membeli mobil sebagus itu"
Ucapnya yang kembali mengejek bahkan menuduh ayahnya, namun Minhyung tidak menghiraukannya, toh ia juga tidak peduli jika ada yang mengejek ayahnya. Mungkin ayahnya pantas mendapatkan itu.

"Lalu dimana adik mu yang penuh lendir itu? Sangat merepotkan memiliki adik seperti itu, dia sangat jelek dan bau-"

Braaakkkk!

Suara bantingan terdengar keras dari arah taman. Terlihat Minhyung yang mendorong anak bertubuh gendut itu hingga terjatuh lalu memukuli wajahnya dan menginjak perutnya.

"Jangan menghina adik ku seperti itu!"
Ucapnya yang semakin menekan perut si anak dengan kakinya.

"Jika kau ingin mengejek ku lakukan saja, aku tidak peduli! Tapi tidak untuk adik ku! Siapapun yang berani mengganggunya akan berurusan dengan ku!"
Teriak Minhyung dengan eskpresi marahnya. Membuat anak itu langsung ketakutan.

"Hei, apa yang kau lakukan!"
Terlihat seorang ibu-ibu datang menghampiri mereka lalu menarik tubuh Minhyung dengan kasar dan membantu Daehyun untuk bangun.

"Bocah kurang ajar! Apa yang kau lakukan pada putra ku!"
Ucapnya kesal sambil menatap tajam kearah Minhyung yang menampilkan wajah santainya. Ia langsung memeriksa keadaan anaknya yang babak belur.

"Itu salah anak mu, dia sudah mengganggu ku!"
Ucap Minhyung acuh.

"Kenapa kau harus memukulnya? Mungkin dia hanya bercanda!"
Ucapnya yang kembali membela anaknya.

Namun Minhyung tidak mempedulikannya sama sekali, membuat si wanita itu geram lalu berniat untuk menampar Minhyung namun sebuah tangan menghentikannya.

"Mommy.."
Ucap Minhyung saat melihat Jeno sudah berdiri di sampingnya.

Jeno menghempaskan tangan wanita itu dengan kuat lalu menatap nyalang kearahnya.

"Jangan berani kau menyentuh anak ku!"
Ucapnya dengan tatapan garangnya.

"Ooh dia anak mu!? Tolong ajarkan dia sopan santun! Lihat anak ku! Dia memukuli anak ku begitu saja!"
Protes si wanita sambil menunjuk kearah anaknya yang sudah babak belur sambil menangis.

"Kenapa kau tidak intropeksi diri saja? Jelas-jelas jika anak nakal mu itu yang mulai duluan! Kau pikir kau sudah mendidiknya dengan baik!? Mulutnya sangat kotor dan jahat itu berkat didikan mu, bukan!? Sebaiknya sebelum menyalahkan orang lain, lihatlah kesalahannya pada dirimu sendiri!"
Ucap Jeno sambil menunjuk kearah wanita itu. Ia sudah cukup kesal dengan hinaan yang di keluarkan anak wanita itu tadi, karena ternyata Jeno sudah ada disana sejak Minhyung bertengkar dengan anak itu. Ia menunggu respon apa yang Minhyung lakukan saat adiknya di hina seperti itu, dan Jeno sangat puas dengan apa yang Minhyung lakukan untuk membela adiknya.

"Dasar sialan! Kau tidak tau kami ini dari keluarga mana? Kau akan mendapat masalah setelah ini!"
Ucap wanita itu dengan sombongnya. Namun Jeno terkesan tidak peduli, ia yang penyabar menjadi sangat emosi saat melihat kelakuan ibu dan anak yang ada di depannya ini.

Jisung yang mendengar keributan di arah taman langsung berlari menghampiri Jeno yang berinisiatif menjemput Minhyung hari ini. Namun ternyata mereka malah terlibat perkelahian dengan ibu dan anak.

"Tuan muda"
Panggil Jisung yang sudah berdiri di depan mereka.

Wanita itu melihat kearah Jisung dan memperhatikannya dari atas hingga bawah, terlihat pria itu sangat rapi dan pastinya berasal dari keluarga terpandang.

"Anda siapa!?"
Tanyanya pada Jisung.

"Saya asisten tuan Minhyung"
Ucapnya dengan sangat sopan namun wajahnya terkesan dingin, wanita itu langsung mengatupkan mulutnya. Asisten katanya?

"Maaf nyonya, apa anda memiliki masalah dengan anak boss saya?"
Tanyanya pada si wanita.

"A-Anak itu menghajar anak ku!"
Ucapnya sambil menunjuk kearah Minhyung yang berada di pelukan Jeno.

"Tuan Minhyung tidak akan melakukan hal itu jika bukan anak anda duluan yang melakukannya. Karena saya mengajarkan kepadanya untuk menghajar siapa saja yang berani menghina apa yang menurutnya sangat berhaga"
Ucap Jisung dengan sangat formal. Jeno yang mendengarnya langsung mendelikan matanya. Jadi ini ajaran Jisung. Dia pikir Mark.

"Dan tuan Mark Lee mengatakan jika tuan Minhyung bebas melakukan apapun yang ingin dia lakukan jika itu terkait dengan perkelahian karena tuan Mark bisa menanggung semua konsekuensinya"
Lanjut Jisung yang berhasil membuat Jeno mendengus pelan. Sudah ia duga, ini pasti ajaran dari Mark.

"M-Mark Lee?"
Ucap si wanita terbata.

"Benar sekali, tuan Mark Lee. Pemilik perusahaan terbesar di beberapa negara. Mengapa anda terlihat kaget? Apa suami anda adalah salah satu manusia yang bergantung pada tuan Mark?"
Tanya Jisung masih dengan ekspresi yang sama.

Namun wanita itu tidak menjawab, dan memilih pergi dari sana.

"Saya pastikan anda akan mendapatkan banyak masalah setelah ini!"
Teriak Jisung lagi.

Lalu setelahnya ia langsung berbalik dan menoleh kearah Jeno dan Minhyung.
"Kita harus segera pulang. Saya harus melaporkan hal ini kepada tuan Mark"
Ucapnya dan Jeno hanya mengangguk lalu menggandeng lengan Minhyung.

"Mommy memasak makanan kesukaan kamu"
Ucapnya sambil mengusap rambut Minhyung. Minhyung yang mendengarnya langsung tersenyum bahagia.

















VannoWilliams

Mom And Dad (Markno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang