part 14

5.2K 526 0
                                    

Malam harinya, Mark benar-benar pulang larut. Jeno awalnya ingin menunggu Mark pulang bersama dengan anak-anaknya. Namun ia teringat dengan perkataan Mark yang melarang mereka menunggu kepulangannya, terlebih lagi malam ini hujan turun dengan deras di sertai dengan petir membuat Jeno memutuskan untuk langsung menidurkan anak-anak.

Sejujurnya Jeno sangat takut dengan petir. Sungguh. Karena saat kedua orang tuanya mengalami kecelakaan pada malam itu, hujan deras sedang mengguyur jalanan hingga membuat beberapa pengendara susah melihat jalan yang sudah di genangi air.

Tangan Jeno gemetar saat ia menerima pesan masuk dari Mark yang mengatakan ia tidak akan pulang malam ini. Entah mengapa Jeno merasa sangat sedih. Ia butuh seseorang untuk menenangkannya saat ini.

Tanpa berpikir panjang ia langsung menghubungi Mark.

"Halo, Jeno. Aku sudah bilang aku akan pulang la-"

"Mark.."

"Ada apa?"

"Aku takut.."

"Takut apa!? Ada apa, sayang!?"

"Kapan kamu pulang?"

"Kamu kenapa? Katakan sesuatu! Jangan membuat ku khawatir!"

"Diluar sedang ada petir. Aku takut.."

"Aku akan segera pulang. Tunggu aku!"

Telepon di matikan bertepatan dengan suara petir yang menggema. Sejujurnya Jeno selalu mengalami ini ketika hujan turun bersamaan dengan petir yang menggelegar. Biasanya ia akan menelpon Renjun ataupun Ningning untuk membantunya. Atau hanya mengunci dirinya di kamar tanpa tidur seharian.

Namun ini bukan lah rumah kecilnya. Ini mansion Mark dengan ruangan yang begitu banyak dan begitu luas. Jeno bisa melihat kilatan petir yang menyambar diluar dari balik gorden hitam yang ada di kamar Mark.



















Tidak butuh waktu lama untuk Mark sampai kerumah karena rasa paniknya. Pria itu sempat terkena sedikit air hujan saat ingin masuk kedalam mansionnya. Ia hanya memarkirkan sembarang mobilnya di halaman manison.

Pintu kamar itu terbuka, menampilkan tubuh tegap Mark yang datang dengan wajah paniknya. Ia melihat Jeno yang tengah meringkuk ketakutan sambil menutup kedua telinganya.

Mark langsung berlari menghampirinya dan memeluknya dengan erat. Jeno yang tersadar langsung memeluk Mark dengan sangat erat. Mark mengelus punggung Jeno dengan lembut, berusaha menghilangkan rasa takut yang tengah Jeno rasakan saat ini.

"Aku takut.."
Lirih Jeno yang masih memeluk Mark.

"Tenang saja..aku disini..aku tidak akan meninggalkan mu"
Ucap Mark yang masih mencoba menenangkan Jeno.


























VannoWilliams

Mom And Dad (Markno)Where stories live. Discover now