s e p u l u h

148 74 84
                                    

back to my story'

tandai typo!

hidup seperti sebuah piano, berwarna putih dan hitam. jika Tuhan memainkannya, maka akan menjadi melodi indah

-rey aldino alexander-

-o0o-

Saat ini Rey mondar-mandir kesana-kemari tak ada henti. Bara yang melihat itu menghela nafasnya pelan.

"Bisa ngga sih duduk aja? dari tadi gue liatin lo mondar-mandir ngga jelas, pusing tau ngga!?" Ujarnya dengan nada yang dinaikkan satu oktaf.

Sedari tadi Ia berbicara tidak di dengar sama sekali oleh Rey kakaknya. Tapi setelah nadan bicaranya Ia naikkan, Rey langsung menatap Bara datar.

"Bukan cuma lo yang pusing, gue juga!" Rey yang mendengarnya menghela nafas panjang.

"Tapi dari tadi gue ngga dapet info sama sekali Bar,"

"Mungkin mereka masih melacak keberadaannya, jadi tunggu aja sih!?"

Rey kemudian duduk di sebelah Bara. Mereka saat ini berada di sebuah taman yang berada di rumah mereka.

Ingatan mereka beralih pada kejadian 12 tahun yang lalu. Rey dan Bara saling tatap dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

Flashback on

Suatu hari terdapat 3 anak kecil. 2 di antaranya adalah anak laki-laki.

"Abang sini!" teriak seorang gadis kecil kepada abang-abangnya.

Mereka tertawa bersama, terlihat sangat bahagia.

"Eh jangan main air, nanti kalian sakit!" peringat seorang perempuan dewasa yang melihat itu semua.
Terbit senyuman di bibir perempuan itu.

Selang panjang yang biasanya digunakan oleh tukang kebun untuk menyiram tanaman tersebut, kini dijadikan mainan oleh ketiganya.

"Eh kakak ini badan Al jadi basah kan!" ujar salah satu anak laki-laki uang berumur 5 tahun itu.

"Eh gapapa Abang ihh! namanya juga main air, ya jelas basah lah!?" Sahut gadis kecil itu dengan nada mengejek, lalu tertawa bersama kakaknya yang berusia 7 tahun.

"Yayaya terserah kamu deh Sha" ujarnya lemah.

Percuma saja Ia membantah omongan gadis kecil di depannya ini. Kalau kakaknya saja tak ingin membelanya.

"Udah Sha, jangan dengerin dia! mending kita lanjut main!?"

"Eh tapi Al iku kalian deh" ujarnya kembali.

Bhahahahhah bajunya Abang jadi basah

Iya, kasian Al hehe

Tapi baju kalian juga basah

Ahahahahah

Mereka tertawa lepas. Seakan tak ada hari untuk esok.

"Abang sama kakak janji ya sama aku, kita ngga akan pisah?!"

"Iya Abang janji"

"Kakak juga janji, kita akan bersama sampai kapanpun"

Mereka berpelukan layaknya Teletubbies.

Dua orang dewasa yang menyaksikan itu tersenyum bahagia. Bertahun-tahun mereka menantikan kehadiran seorang putri.

Dan sekarang mereka sudah memiliki putri. Meskipun nyatanya bukan putri kandung mereka.

z e a l a nWhere stories live. Discover now