s e b e l a s

87 33 2
                                    

back to my story'

tandai typo!

move on bukan berarti melupakan, tetapi belajar mengikhlaskan

-dindai-

-o0o-

Soundtrack: Aku Yang Salah- Mahalini X Nuca

Soundtrack: Aku Yang Salah- Mahalini X Nuca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dapat salam dari Zea 👋

Ting!

Bunyi lonceng dari arah pintu kafe yang menandakan ada pengunjung yang datang.

Zea mendongakkan kepalanya melihat ke arah pintu masuk, dugaannya benar, orang yang Ia tunggu sudah datang.

Orang itu langsung memeluk Zea erat. Bahkan sampai Zea merasa sulit untuk bernapas.

"Lep-pass Vi!" Ujarnya terbata dengan wajah yang merah padam. Dia Vio.

Vio yang melihat wajah sahabatnya merah padam itu langsung melepaskan pelukannya dan menyengir tanpa dosa.

"Maaf" cicitnya pelan sembari menundukkan kepalanya.

Huft!

"Untung gue ngga mati" Zea menghembuskan nafasnya berat. Setelah mengatakan hal itu, Ia mendapatkan tatapan tajam dari Vio.

"Jangan ngaco deh Ze, gue ga suka!" Ujarnya sewot.

Zea dapat melihat bahwa sahabatnya ini sedang mengkhawatirkan keadaannya. Bisa dilihat dari matanya.

Keheningan terjadi beberapa saat, Vio yang geram akan keadaan saat ini mulai membuka suara.

"Kemana aja lo? Ngga ada kabar sama sekali? Hah!?" Tanyanya marah.

"Kan gue udah bilang, disana ngga ada sinyal" Zea berusaha meyakinkan Vio.

"Sama sekali ngga ada atau emang lo ngga mau kasih kabar ke gue?" Tanyanya lagi sembari memicingkan mata curiga. Vio terus saja mengintimidasinya.

Zea tau, tak mudah meyakinkan Vio. Maka dari itu Ia tak boleh terpancing.

"Astagfirullah Vi, pikiran lo!" sahutnya sembari mengelus dada.

"Lo tau ngga sih Ze, kita semua itu khawatir sama lo! Mami, papi, Abang, bahkan teman-teman." ujarnya dengan suara lirih.

Zea yang mendengar tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya mengulas senyuman tipis dan berusahalah meyakinkan Vio bahwa dirinya baik-baik saja.

"Hei Vi, liat gue!" Vio mendongak menatap Zea dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"I'am okay, jangan khawatir"

"Buktinya sekarang gue ada di depan lo! Dan lo bisa liat kondisi gue sekarang! Baik-baik aja kan, lengkap ngga ada satupun yang kurang!?" lanjutnya.

Vio menghela nafas pelan. Mungkin benar apa yang di katakan oleh Zea, Ia yang terlalu protektif terhadap Zea.

"Udah gapapa jangan terlalu di pikirin. Yang terpenting sekarang gue kan udah ada disini!?" ujarnya berusaha menenangkan Vio.

Vio lega, meskipun dalam hatinya masih bertanya-tanya. Kemana sahabatnya ini pergi kurang lebih selama 2 minggu ini? Tapi Ia tak mau ambil pusing. Yang terpenting sekarang sahabatnya sudah kembali.

-o0o-

Hari ini seluruh inti Crueldad sedang berkumpul di rumah Alan. Bukan apa-apa, mereka hanya berkumpul biasa.

Ku tak mengerti
Betapa bodoh diri
Membiarkanmu pergi
Jauh dari hati, hm-mm

Seketika atensi mereka teralih saat mendengar petikan gitar dan lantunan lagu yang mengalun indah.

Kucoba mengobati
'Tuk punya kekasih lagi
Namun ku sadar diri
Hatiku di kamu, wo-ho-oh

Di mana kamu?
Apakah kau rindu?
Sungguh susah buat lupa
Hati tak bisa berdusta

Semua yang berada disana saling tatap, tak biasanya Ken bernyanyi di depan mereka. Biasanya sangat sulit untuk membujuknya bernyanyi.

Walau ku tahu
Kau bukan untukku
Tapi tetap kau terindah
Cinta tak salah
Aku yang salah

Ken terkekeh pelan melihat reaksi teman-temannya.

Prok!

Prok!

Prok!

"Sejarah baru di dalam Crueldad!" ujar Abian sembari mengarahkan kameranya ke arah Ken.

Bughh!

Lemparan bantal sofa yang terletak di balkon mendarat bebas tepat di wajah Abian. Sang empu hanya meringis dengan tampang watadosnya.

"Tumben-tumbenan lo Ken" sahut Bara sembari terkekeh kecil.

"Ada masalah?" lanjutnya yang membuat Ken seketika terdiam.

Ken menghela nafas pelan, lalu menggeleng.

Alan menaikkan sebelah alisnya bingung. Tak biasanya Ken seperti ini.

"Serius Ken?" Sahut Alan yang sudah memicingkan matanya penuh kecurigaan.

Ken mengangguk kemudian menarik tangan Bagas dan berlalu dari sana.

"Mau kemana lo?"

"Ada urusan sebentar!"

Mereka yang berada disana saling tatap.

"EH GUE KELUAR BENTARAN, MAKANAN GUE JANGAN DI HABISIN YA!?" teriak Bagas dari ujung pintu.

Plakk!

Ken yang mendengar hal itu langsung menjitak kepala Bagas keras. Sedangkan sang empu hanya meringis dengan watadosnya.

-o0o-

Ai lop yu all
,-dindai

HAI-HAI-HALLO👋

APA KABAR READERS YANG TERHORMAT♾

SAYA BALIK YUHUUU!?

MAAPKEN YA UPDATE NYA BARU SEKARANG, HEHE😅

OH YA AKU ADA PESAN NIHH:

UNTUK PART AWAL SAMPAI SINI EMANG BELUM ADA APA-APANYA YA, JADI MOHON BERSABAR🙏
AKU SEBAGAI AUTHOR JUGA LAGI MIKIR DAN CARI IDE UNTUK NULIS CERITA INI
MENCARI & BERPIKIR TIDAK SEMUDAH YANG KALIAN BAYABGKAN YA🙏
KAMI MENERIMA SEGALA KRITIKAN DARI PARA READERS♡

TERIMAKASIH ATAS WAKTU, SARAN, DAN KRITIKAN KALIAN. KAMI SANGAT-SANGAT BERTERIMA KASIH.

OKELAH SEGINI DULU YA, LAGI MALES NGETIK SOALNYA😅

Follow ig:

@wp.dindaa
@coretan.dinda

#staysafe
#stayhealty
#stayhome
#ayopakaimasker
#patuhiprokes
#covid19

senin, 22-11-2021

z e a l a nWhere stories live. Discover now