"Lo tau ngga sih Ze, kita semua itu khawatir sama lo! Mami, papi, Abang, bahkan teman-teman." ujarnya dengan suara lirih.
Zea yang mendengar tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya mengulas senyuman tipis dan berusahalah meyakinkan Vio bahwa dirinya baik-baik saja.
"Hei Vi, liat gue!" Vio mendongak menatap Zea dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
"I'am okay, jangan khawatir"
"Buktinya sekarang gue ada di depan lo! Dan lo bisa liat kondisi gue sekarang! Baik-baik aja kan, lengkap ngga ada satupun yang kurang!?" lanjutnya.
Vio menghela nafas pelan. Mungkin benar apa yang di katakan oleh Zea, Ia yang terlalu protektif terhadap Zea.
"Udah gapapa jangan terlalu di pikirin. Yang terpenting sekarang gue kan udah ada disini!?" ujarnya berusaha menenangkan Vio.
Vio lega, meskipun dalam hatinya masih bertanya-tanya. Kemana sahabatnya ini pergi kurang lebih selama 2 minggu ini? Tapi Ia tak mau ambil pusing. Yang terpenting sekarang sahabatnya sudah kembali.
-o0o-
Hari ini seluruh inti Crueldad sedang berkumpul di rumah Alan. Bukan apa-apa, mereka hanya berkumpul biasa.
Ku tak mengerti Betapa bodoh diri Membiarkanmu pergi Jauh dari hati, hm-mm
Seketika atensi mereka teralih saat mendengar petikan gitar dan lantunan lagu yang mengalun indah.
Kucoba mengobati 'Tuk punya kekasih lagi Namun ku sadar diri Hatiku di kamu, wo-ho-oh
Di mana kamu? Apakah kau rindu? Sungguh susah buat lupa Hati tak bisa berdusta
Semua yang berada disana saling tatap, tak biasanya Ken bernyanyi di depan mereka. Biasanya sangat sulit untuk membujuknya bernyanyi.
Walau ku tahu Kau bukan untukku Tapi tetap kau terindah Cinta tak salah Aku yang salah
Ken terkekeh pelan melihat reaksi teman-temannya.
Prok!
Prok!
Prok!
"Sejarah baru di dalam Crueldad!" ujar Abian sembari mengarahkan kameranya ke arah Ken.
Bughh!
Lemparan bantal sofa yang terletak di balkon mendarat bebas tepat di wajah Abian. Sang empu hanya meringis dengan tampang watadosnya.
"Tumben-tumbenan lo Ken" sahut Bara sembari terkekeh kecil.
"Ada masalah?" lanjutnya yang membuat Ken seketika terdiam.
Ken menghela nafas pelan, lalu menggeleng.
Alan menaikkan sebelah alisnya bingung. Tak biasanya Ken seperti ini.
"Serius Ken?" Sahut Alan yang sudah memicingkan matanya penuh kecurigaan.
Ken mengangguk kemudian menarik tangan Bagas dan berlalu dari sana.
"Mau kemana lo?"
"Ada urusan sebentar!"
Mereka yang berada disana saling tatap.
"EH GUE KELUAR BENTARAN, MAKANAN GUE JANGAN DI HABISIN YA!?" teriak Bagas dari ujung pintu.
Plakk!
Ken yang mendengar hal itu langsung menjitak kepala Bagas keras. Sedangkan sang empu hanya meringis dengan watadosnya.
-o0o-
Ai lop yu all ,-dindai
HAI-HAI-HALLO👋
APA KABAR READERS YANG TERHORMAT♾
SAYA BALIK YUHUUU!?
MAAPKEN YA UPDATE NYA BARU SEKARANG, HEHE😅
OH YA AKU ADA PESAN NIHH:
UNTUK PART AWAL SAMPAI SINI EMANG BELUM ADA APA-APANYA YA, JADI MOHON BERSABAR🙏 AKU SEBAGAI AUTHOR JUGA LAGI MIKIR DAN CARI IDE UNTUK NULIS CERITA INI MENCARI & BERPIKIR TIDAK SEMUDAH YANG KALIAN BAYABGKAN YA🙏 KAMI MENERIMA SEGALA KRITIKAN DARI PARA READERS♡
TERIMAKASIH ATAS WAKTU, SARAN, DAN KRITIKAN KALIAN. KAMI SANGAT-SANGAT BERTERIMA KASIH.