t i g a b e l a s

90 22 4
                                    

back to my story'

tandai typo!

ikuti saja skenario yang telah dibuat oleh tuhan. mudah kan? karena skenario yang dibuat oleh tuhan lebih indah daripada buatan manusia tak bertanggungjawab

-d-

-o0o-

Soundtrack : Sisa Rasa- Mahalini

Setelah hampir 2 minggu lamanya, kini Zea menginjakkan kakinya kembali di gerbang Jefferson High School.

Rasanya senang sekali, setelah sekian lama terkurung oleh keadaan, kini bisa kembali ke aktivitas semula. Disampingnya ada juga Vio yang selalu menemaninya.

"ZEAA I MISS YOU SO MUCHH..." teriakkan menggelegar dari para sahabatnya.

Seketika semua atensi siswa yang berlalu lalang memperhatikan interaksi antara mereka berenam.

Mereka berpelukan layaknya teletubbies. Zea yang mulai risih karena di perhatikan oleh seluruh penduduk JHS, mulai melonggarkan pelukannya.

"Udah." Ujar Zea datar. Sahabatnya yang mendengar itu hanya memanyunkan bibirnya kesal, kecuali Vio.

"Ihhh Zea! Kan, kita masih kangen tau." Sahut Alin tak terima.

"Tau ihh, Zea ngga asik!" Sambar Acha yang membuat Zea gemas sendiri.

"Udah, kan, pelukannya?" Ketus Vio yang membuat mereka tertawa kecil. Mereka tau, bahwa Vio merasa dirinya di abaikan oleh para sahabatnya, ketika mereka bertemu dengan Zea.

Kemudian, mereka berlalu meninggalkan gerbang menuju kelas mereka, XII-MIPA 2.

Saat mereka sudah berada di koridor, mereka bertemu dengan pentolan JHS. Inti Crueldad!

Tak sengaja mata hitam legam milik Zea bertubrukan dengan mata indah milik Alan. Tak ada yang bisa mengartikan tatapan tersebut. Seakan ada rindu yang terpendam di dalamnya. Hanya mereka berdua yang tau.

"Hai Bar. Apa kabar?" Sapa Zea yang membuat siapapun melongo.

Mereka kira, Zea akan menyapa Alan. Tetapi nyatanya tidak. Kenapa harus Alan? Secara kalian tau, kan. Beberapa waktu lalu saat Alan mengetahui bahwa Zea tak ada kabar selama beberapa waktu, Alan, lah yang paling panik setelah Vio.

"Kok lo sapa Bara, Ze?" Celetuk Bagas heran.

"Salah?" Tanya balik Zea dengan wajah datarnya.

"Y-ya engga sih." Bagas menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Baik. Lo sendiri?" Sahut Bara yang sedari tadi hanya diam.

Zea hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, tanda Ia memang baik-baik saja.

"Syukurlah." Bara tersenyum mendengar pernyataan Zea, entah kenapa Ia pun tak tau.

Setelahnya mereka melanjutkan jalan mereka menuju kelas masing-masing.

-o0o-

Ting!

+62 857********
Jm prtma tmuin gw d rftp.

msha.queenze
?

+62 857********
tnggl dtng aj k rftp.

Read.

'siapa sih?' ,-gerutunya dalam hati.

-

Bel masuk telah berbunyi, dan kebetulan di jam pertama kelas Zea jamkos, alias jam kosong.

z e a l a nDove le storie prendono vita. Scoprilo ora