Haus

40.3K 6K 649
                                    

💸💸💸

'Aku harap kamu bahagia, tapi tidak seperti kamu bersamaku'

Olivia Rodrigo

💸💸💸

Mikhayla misuh-misuh di sepanjang jalan karena di tinggalkan ketiga teman laknatnya itu. Padahal tadi malam mereka sudah janjian untuk berangkat ke taman bersama-sama.

Karena ini sudah agak siang dan dia sudah sangat lelah mencari mereka, akhirnya mikhayla berhenti di bawah pohon dan duduk bersandar di sana.

"Awas aja sampek ketemu, gue cabut giginya satu-satu!"

Mikhayla mengusap keringat yang masih mengalir di wajahnya. Matahari seperti memusuhinya siang ini. Kalau jadinya begini, mending dia lanjut tidur aja di rumah catherine.

Ngomong-ngomong dia masih belum menghubungi Jovan sampai sekarang. Mikhayla jadi kepikiran dan merasa bersalah sudah terlalu kekanak-kanakan pada tunangannya itu.

Mengambil ponselnya, Mikhayla langsung menghubungi Jovan.

'nomer yang anda tuju tidak bisa di hubungi'

" Oke, sekali lagi"

'nomer yang anda hubungi sedang berada di luar jangkauan'

"Ini maksudnya apa sih!"

'nomer yang anda hubungi sedang tidak aktif, moh_

"What the hell!!! Operator goblok!  Ngajak ribut aja nih panas-panas!!"

Mikhayla melempar ponselnya di sembarang tempat. Wajahnya merengut kesal saat nomor Jovan tidak bisa di hubungi. Dia juga lupa kalau jovan biasa bangun siang jika sudah hari libur. Seperti sapi.

Merogoh sakunya, mikhayla sama sekali tidak menemukan sepeserpun uang di celananya. Dia sangat haus sekarang, tenggorokannya sudah seperti gurun Sahara saja.

Lalu dia melihat laki-laki yang membawa botol minuman berjalan di depannya. Mikhayla melambaikan tangannya agar laki-laki itu menoleh ke arahnya.

"Mas, mas. Bagi minumnya dikit dong_

Sambil mengelus tenggorokannya, mikhayla mengadahkan tangannya ke depan.

_haus banget nih, mas"

Laki-laki itu menggeleng prihatin menatap gadis yang sedang selonjoran di bawah pohon sambil mengelus tenggorokannya.

Karena tidak tega, akhirnya laki-laki itu menyerahkan botol minumannya pada mikhayla, dan tanpa pikir panjang lagi, mikhyala langsung saja menyambar dengan wajah yang sumringah.

"Ahh,, makasih ya mas. Nih, saya balikin. Airnya masih ada kok, dikit" sambil menyerahkan botol minumannya.

"Gak usah, ambil mbak aja buat isi ulang lagi. Saya masih banyak botol di rumah."

Laki-laki itu mengambil dompetnya dan memberikan selembar uang Soekarno Hatta  pada mikhayla.

"Ada sedikit uang buat beli makan ya, mbak. Udah ambil aja. Saya gak lagi buat konten kok" ucapnya, lalu berpamitan pergi pada mikhayla.

I Become The Antagonist's Friend [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang