Melepas

22.4K 2.1K 97
                                    


💸💸💸

Disinilah Catherine berada. Di depan gedung mewah tempat berlangsungnya acara pertunangan mario dan Angeline.

Catherine berjalan di ballroom yang di sulap menjadi luar biasa indah. Lampu-lampu kristal yang mengiringi langkah kakinya untuk mendekati tempat berlangsungnya acara.

Semua temannya hadir di acara ini. Salah satu temannya, mikhayla yang berada tak jauh darinya hadir bersama tunangannya, Jovan.

Catherine menyeringai kecil saat melihat jovan yang begitu overprotective pada mikhayla. Dilihat dari tangan jovan yang tak pernah lepas dari pinggang temannya itu dan tatapan tajamnya yang membuat siapa saja berfikir dua kali untuk mencari masalah dengan tunangan mikhayla.

Terlepas dari itu semua, catherine kembali berjalan dan mencari dimana letak kursinya.

'Ms. Catherina isabella Addison'

Dia menghela nafas panjang menyadari dimana letak kursinya berada. Kursi itu berada di depan, dekat dengan tempat seperti bride walking down the aisle. Dimana nanti pasangan itu berjalan di tengah-tengah mereka.

"Ladies and gentleman, attention please!"

Ballroom seketika hening dengan cahaya redup. Semua tamu undangan berdiri dari tempat duduknya tak terkecuali catherine.

Telinganya mendengarkan kata demi kata yang di ucapkan oleh pembawa acara. Jantungnya berdetak cepat saat lagu 'one thousand years' di putar memenuhi ballroom ini.

"Please, welcome to our couple tonight_
Mr. Mario Marchelino Parker and Ms. Angelina Olivia Morgan."

Kedua berjalan beriringan di tengah-tengah dengan senyuman bahagia. Begitu banyak orang berbahagia dan mendoakan kedua pasangan itu. Serta pujian pujian yang mengiringi langkah kedua pasangan tersebut.

Catherine menatap datar itu semua. Tenggorokannya terasa tercekat seiring dengan langkah kaki kedua pasangan itu. Perlahan dia merotasi kan matanya ke depan.

Dan saat itu pula matanya bertubrukan dengan mata mario, mantan kekasihnya sekaligus laki-laki yang akan melangsungkan pertunangannya malam ini.

'Ya Tuhan, ternyata aku sangat mencintai salah satu dari Ciptaan Mu. Sampai detik ini juga dia masih menjadi alasan mengapa aku harus tetap menjalani kehidupan ini. Tapi Tuhan, mengapa harus sesakit ini saat aku dengan tulus menginginkan hal yang segitu mudah bagimu untuk Kau berikan'

Catherine mengikuti setiap langkah kedua pasangan itu hingga menuju podium. Di Sana, mario dengan manis memasangkan cincin di jari manis angeline dan begitupun sebaliknya.

'Dia begitu baik saat kita masih bersama. Membuat ku selalu jatuh cinta dengan semua perlakuannya padaku'

'Namun pada hari dimana semuanya telah berubah. Perkataannya sangat amat menyakiti hatiku. Dia dengan lantang berkata menginginkan perempuan lain yang tak akan bisa sebanding dengan ku.'

'Dan dengan bodohnya aku. Berharap jika itu hanya bualan dan omong kosong. Dan ternyata aku salah. Semua yang dia ucapkan terjadi malam ini'

'Di depan sana, dia berjalan beriringan dengan perempuan lain yang katanya lebih dari apapun dan siapapun. Dia dengan gentle meminta dan mengikat perempuan itu kedalam hubungan yang lebih serius'

'Mario. Kau tau, hal yang tak pernah ku sesali dalam hidupku adalah mencintaimu. Malam ini aku dengan besar hati hadir di acara besar mu. Kamu terlihat begitu tampan memakai tuksedo hitam malam ini, sampai aku tak kuasa ingin berlari dan memelukmu di dalam sana. Namun lagi lagi aku lupa jika kita  sudah tak lagi memiliki hubungan apapun'

'Mario. Aku sudah melihat semuanya. Aku sudah mendengar semuanya. Sebegitu bahagia kah  kamu bersamanya? Aku sangat iri, amat sangat iri'

'Akhinya malam ini semuanya selesai. Cintaku padamu sudah berakhir. Berbahagialah dengan cintamu yang sekarang. Aku harap di kehidupan yang lain kita tak lagi saling mengenal, bertemu, jatuh cinta dan berakhir'

💸💸💸

Catherine melangkahkan kakinya keluar ballroom dengan bulir-bulir bening yang berjatuhan di kedua bola matanya. Persetan dengan semua orang yang akan mencarinya. Ada hal yang jauh lebih penting daripada itu semua. Hatinya.

Memasuki mobil dengan mata yang memerah. Catherine menyebutkan pada sopirnya untuk membawanya ke cafe yang biasa dia datangi.

"Satu matcha latte, please.. "

Mungkin duduk disini adalah salah satu kesialan yang Catherine Terima malam ini. Dia malah bertemu dengan salah satu teman dari mantan kekasihnya disini dan dengan tak tau malunya duduk tepat di depannya.

"Kenapa lo ada disini?"

Catherine hanya mengangkat sebelah alisnya mendengar pertanyaan konyol itu.

"Maksud gue, kenapa lo pergi? Acaranya bahkan belum selesai"

Catherine bahkan tak perlu merepotkan dirinya untuk menjawab pertanyaan tak berguna dari manusia tak berguna itu.

"Mereka bisa berfikir lo belum bisa mov—

"Apa gue keliatan peduli?!!"

"Cath—

"Mereka siapa? Temen-temen keparat lo itu?!! Asal lo tau aja, gue sama sekali gak tertarik sama omongan sampah kalian!! "

Catherine menatap lawan bicaranya dengan tajam. Dia sedang tak ingin bicara tapi laki-laki yang ada di hadapannya ini sangat menguras kesabarannya.

"Pergi, selagi gue minta dengan baik. Lo gak mau kan kalo orang-orang gue nyeret lo kayak binatang?!! "

Dalam pantulan kaca cafe itu Catherine bisa melihat jika laki-laki di hadapannya itu berdiri dan menatap dirinya. Dia mengangkat gelasnya tanpa melirik sedikitpun pada laki-laki itu.

"Gak peduli apa yang ada di pikiran busuk lo itu. Lo salah udah milih lawan"

Laki-laki itu mendengus keras serasa terkekeh.

"Lo tau apa tentang gue!"

Catherine meletakkan gelasnya lalu menatap tepat pada bola mata lawan bicaranya.

"Ambisi lo mengerikan, aiden!"







Halloo..

Happy Halloween kalian

And

Happy Reading

I Become The Antagonist's Friend [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang