06. Salah ya?

235 33 14
                                    

"Kadang mulut menyanggupi, padahal jiwa dan hati sudah sangat tersakiti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kadang mulut menyanggupi, padahal jiwa dan hati sudah sangat tersakiti."

.
.

Btw, pasang mulmed-nya pas aku suruh ya?

Kalo ada Spotify, ada di Playlist Sempiternal yang pernah aku kasih ke kalian.

The instrumental is so healing

--------------------

VOTE DONG KALIAN, JADI TELAT JUGA KAN AKU KARENA NGGAK ADA MOOD SEBAB SIDER:(


Btw, selamat membaca yaa

.
.

Dalam ruangan yang menyeruak khas aroma obat-obatan itu, Jeno dan Jaemin duduk disampingnya bangsal rumah sakit yang dimana sang bunda masih terbaring lemah dan terpejam dengan tenang.

Dokter yang sempat merawat Yoona sebelumnya mengatakan bahwa wanita itu mengalami stres cukup berat dan juga serangan panik yang menurunkan daya kesadarannya secara total. Itu sebabnya wanita berperawakan malaikat itu jatuh pingsan saat di kafe.

"Bunda," panggil Jaemin yang masih setia menggenggam tangan kiri Yoona yang terhubung selang infus dan masih setia terpejam.

Lelaki itu bahkan menangisi sosok yang terpejam di bangsal itu semenjak menaiki taksi dan baru berhenti setengah jam yang lalu.

Setelah kejadian di kafe milik Yoona, keluarga itu begitu panik. Dengan cekatan memanggil taksi yang lewat dan segera mengantar Yoona menuju rumah sakit.

Namun, hanya Jaemin dan Hendery. Ryujin dan Jieun pulang, menyisakan tiga laki-laki berbeda usia dan juga kepribadian.

Jeno kala itu menggeram, menatap Hyunjin dengan nyalang yang ia yakini bahwa asal mula kejadian ini karena lelaki bermarga Hwang itu. Jeno juga yakin bahwa Hyunjin-lah yang memberi nomor ponsel pemuda itu kepada Donghae.

"Puas udah liat keluarga gue hancur?" Ketus Jeno dengan menatap Donghae dan Hyunjin secara bergantian.

Hyunjin diam, tak berniat menjawab karena ia bahkan tidak tau harus senang atau sedih dengan perbuatannya itu. Kedua tangannya yang bertengger disisi tubuhnya sudah mengepal begitu kuat disertai rahang yang mengeras.

Jeno menambah langkahnya ke depan, menuju hadapan Hyunjin. Meraih kerah baju pemuda itu dan mencengkeramnya dengan kuat.

Mata lelaki itu sudah mengeluarkan bendungan yang tak kuat untuk ditampung lebih lama lagi. Jeno menangis tertahan.

SEMPITERNAL : Raise A Lot Of HopeWhere stories live. Discover now