12. Permohonan Awal

162 22 6
                                    

"Bahkan, seorang pembohong saja tidak pernah ingin perasaannya dibohongi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bahkan, seorang pembohong saja tidak pernah ingin perasaannya dibohongi."

.
.
.

rindu udah lama nggak sapa kalian,
haiii, ada yang kangen?? xixixi

Happy reading, gaiseu

╰⁠(⁠⸝⁠⸝⁠⸝⁠'⁠꒳⁠'⁠⸝⁠⸝⁠⸝⁠)⁠╯

Hari demi hari sifat Jeno menunjukkan perubahan yang lumayan dirasa oleh Yoona. Ibu dari si kembar mulai berasumsi bahwa kedua anaknya memang tengah tidak akur dan memilih untuk diam, bahkan Jeno seringkali mendiaminya ketika dirinya bersama Jaemin.

Jam makan malam sudah lewat satu setengah jam yang lalu dan Jeno tak kunjung menghampiri dapur atau meja makan untuk makan. Yoona tampak khawatir dibuatnya dan dengan segera menghangatkan kembali lauk pauk untuk segera diantarkan ke kamar sang putra.

Ketukan pintu mengalun pelan, Yoona mengetuk seraya menyerukan nama Jeno beberapa kali. "Jeno sayang?" Masih tak ada jawaban.

"Bunda masuk ya, Nak?" Dengan perlahan tangan wanita itu membuka kenop pintu dan melangkahkan kakinya masuk ke kamar si sulung.

Namun, kejadian tak terduga malah ditemuinya begitu saja.

Wanita itu memasuki kamar putra sulungnya semalam. Tidak ada putranya di ranjang maupun di meja belajarnya, mungkin tengah mandi. Pikirnya begitu saat itu.

"Jen? Bunda taro makanannya di meja ya? Jangan lupa di makan." Ucapnya sedikit dengan intonasi naik.

Begitu meletakkan nampan berisi sepiring menu makan malam dan juga segelas susu hangat, Yoona terdiam. Jeno tak kunjung menyahut sama sekali. Keraguan wanita yang menyandang sebagai ibu dari si kembar itu mengantarkan sepasang kakinya untuk melangkah menuju kamar mandi sang putra sulung.

"YA TUHAN! JENO!!!"

Yoona seketika bersimpuh, memandang wajah Jeno yang memucat dan terdapat perban pada tangannya. Bekas luka semasa ia meninju cermin kala itu yang sudah ia obati secara mandiri di UKS sekolah. Tetapi, Yoona benar-benar baru mengetahuinya karena selama seminggu ini Jeno berhasil menyembunyikannya di kantong jaket atau celananya.

"Jeno? Jen? Bangun sayang!" Ucap Yoona dengan nada yang begitu terdengar sangat panik. Tubuhnya bahkan sekarang bergetar karena melihat kondisi putranya yang terlalu tiba-tiba itu.

"Nana!!! Nana!!! Tolongin bunda nak!"

Lelaki itu demam cukup tinggi selama seharian dan tidak diketahui Yoona, apalagi Jaemin yang kondisinya mereka tengah bertengkar. Jeno menyembunyikannya dan memilih mengurusnya sendiri.

"Kenapa kamu begini sih Jen, huh?"

Yoona masih menitikkan air matanya yang entah sudah berapa lama wanita itu menangis. Tangannya masih setia menggenggam tangan kanan Jeno yang terbungkus rapi oleh kain kasa steril untuk menutupi lukanya yang ternyata dokter mengatakan infeksi yang lumayan. 

SEMPITERNAL : Raise A Lot Of HopeWhere stories live. Discover now