¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
"Bahagia itu untuk dirasakan bersama, jangan egois. Tapi, terkadang kita perlu egois untuk mendapatkannya."
. . maaf ini harusnya tuh bisa di upload tanggal 20-an awal.T-tapi... gitu sie :'))
gambaran mood kamu buat part ini : 🙂😐🤨😥😣😳😩😡😔😜😆😫🤨😟😤😡😠🤧💔
AYO GUYS TETAP VOTE & KOMEN
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
. .
Lima hari berlalu, Natal sudah dilewati dengan perayaan hangat yang dibuat oleh Jaehwa agar chemistry yang tercipta antara anak dan menantunya itu bisa diperbaiki dengan sang cucu.
Namun sekali lagi, keluarga Hyunjin itu paling pandai ketika menggunakan topengnya. Sang ayah dan mama sibuk berbicara, membahas ini dan itu yang bahkan diiringi beberapa tawa renyah yang memuakkan bagi Hyunjin.
Lelaki itu tidak munafik. Sedari tadi ia hanya memasang wajah datarnya dan sesekali tersenyum ketika Jaehwa mengajaknya mengobrol.
Tidak ada alasan untuk membenci Jaehwa walau kedua orang tuanya datang hanya untuk menengok sang nenek.
Sekarang, lelaki pemilik tubuh bongsor dan wajah tampan itu tengah berada di bandara bersama asistennya- Pak Han, untuk mengantar kedua orang tuanya kembali menuju Jepang.
Bahkan, tahun baru kali ini ia harus merayakannya sendiri- lagi.
Biasalah! Hyunjin akan menyorakkan satu kata itu pada teman-teman di sirkuit. Tempat dimana ia katakan sebagai yang paling nyaman selain sekolah, namun menyimpan dua makna.
"Tuan Muda-tidak ingin mengatakan sesuatu dengan Nyonya atau Tuan Besar?" tanya Pak Han dengan ragu.
Pria berusia lebih tua dari Hyunjin itu tadinya hanya berdiri tegak sebagaimana seorang asisten ataupun kepala keamana. Namun, setelah mendapat lirikan dari Hyunjin dengan tatapan aneh, -iya, tatapan meremehkan dan... entah, semuanya seperti sedang tercampur, Pak Han lantas menunduk dan membungkuk.
