[02]. Undangan

2.7K 368 116
                                    

Maaf baru up ehe

Yaudah, Happy Reading 😩✋

Btw, warning! Typo bertebaran~

Ily buat yang baca🗿
__________________________________________

Jennete berjalan dengan membawa lilin kearah ruangan Roger. Dirinya dipanggil oleh Roger untuk membicarakan suatu hal yang tidak Jennete ketahui. Sebenarnya Jennete malas, dirinya tadi tengah membaca novel romantis berjudul [Hubungan Rahasia Tuan Penyihir].

Ia menghela nafas pelan, menyebalkan jika waktu membaca bukunya terganggu. Jennete berhenti sebentar, dirinya menatap pintu yang ada disebelahnya. Itu adalah pintu kamar Ijekiel. Jennete mendekat ke pintu tersebut.

Dia menempelkan telinganya dipintu tersebut. Terdengar samar suara teriakan Ijekiel. Jennete melihat pintu tersebut sedikit terbuka. Sangat bodoh karena Ijekiel tak mengunci pintu, pikir Jennete.

Jennete mengintip dari celah pintu itu. Tampak seseorang berambut hitam tengah memeluk Ijekiel dari belakang. Sedangkan Ijekiel sendiri tampak berusaha ingin melepaskan diri. Jennete semakin menajamkan pandangannya, dia tidak asing dengan orang tersebut.

'Jubah itu tidak asing...' pikir Jennete.

Pemandangan selanjutnya dapat dilihat dengan jelas oleh Jennete, orang tersebut mencium Ijekiel yang hampir berteriak. Tiba tiba pintu tertutup dengan keras, bersamaan dengan keduanya yang jatuh ke ranjang.

Jennete jatuh terduduk dengan wajah memerah. Tunggu dulu!

'Jangan jangan seseorang yang membuat Ijekiel aneh tadi itu dia?! Siapa sih namanya?!' batin Jennete frustasi.

'Eh tapi memang boleh ya mencium sesama laki laki?' batin Jennete kembali heran.

Dirinya menggelengkan kepala kuat lalu pergi ke ruang Roger. Tapi tetap saja Jennete kepo!

---

Ijekiel tengah berdiri dibalkon seperti biasanya. Dia cukup frustasi dengan hari ini. Dimulai dari pembelajaran tadi siang, itu benar benar menyebalkan! Guru Jennete selalu ingin mendekatkan anak perempuannya ke Ijekiel. Guru lainnya juga sama, bahkan juga ada yang ingin mendekatkan anak laki laki mereka ke Jennete.

"Enak saja! Jennete tidak akan kuserahkan semudah itu!" gumam Ijekiel kesal.

Siapa sih yang gak kesal kalau adik manisnya mendapat laki laki yang gak jelas? Pokoknya semua yang mau mendekati Jennete harus lebih tampan, lebih pintar dan lebih berkuasa dari Ijekiel!

Ijekiel tertawa nista saat menentukan tipe ideal tersebut. Intinya, Jennete tidak boleh menikah dengan sembarang orang!

"Eh? Atau jangan menikah ya? Biasanya walau usia 14 tahun pun sudah memiliki tunangan." ucap Ijekiel.

"Tidak tidak! Pernikahan itu penting!" lanjut Ijekiel sambil memasang pose berfikir.

"Kalau begitu, kau mau menikahiku?" ucapan dari seseorang benar benar membuat kepala Ijekiel bagaikan ditimpa sepuluh batu bata.

Lucas mendarat dengan sempurna dipinggiran balkon. Ijekiel menatap datar gaya Lucas mendarat dihadapannya.

"Bisakah kau datang lebih normal? Kau tidak ingin mati muda kan?" tanya Ijekiel dengan senyuman.

"Jika kau khawatir bilang saja, dasar." balas Lucas dengan seringaian.

Perempatan imajiner muncul dikepala Ijekiel, dia kesal karena perkataan Lucas memang benar.

Kenapa sih setiap Lucas datang Ijekiel selalu dapat serangan darah tinggi?

Ijekiel menggembungkan pipinya kesal, akhir akhir ini tuan muda kita agak sensitif ya~

Rival or Lover? [LucasxIjekiel FANFICTION]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora