[12]. Sudah dimulai?

1K 98 22
                                    

HALO READER!

Maaf ya udah berbulan bulan ga update:') Tapi aku bakal usahain nyicil nyicil draf biar cepet tamatin cerita ini dan lanjutin cerita sebelah<( ̄︶ ̄)>

Okey, happy reading!

WARN! TYPO!
__________________________________________

WARN! TYPO!__________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✧◝(⁰▿⁰)◜✧

Ijekiel bangun dipagi harinya. Masih sama dengan kebingungan yang sama. Melakukan rutinitas seperti biasa, kecuali tatapan aneh dari Anastacius yang benar-benar menganggu Ijekiel.

Segala pertanyaan sudah muncul dikepala Ijekiel sejak kemarin, namun dia hanya dapat menutup mulut.

Sama halnya sekarang. Ijekiel tengah duduk diruang kerja ayahnya bersama Anastacius. Tentu disana ada Roger yang tengah fokus dengan tumpukan kertas penting.

Ijekiel memainkan jari-jarinya gusar. Ayahnya memanggil untuk memberikan kertas yang harus diurus Ijekiel, sedangkan keberadaan Anastacius disini tak diketahui Ijekiel. Ijekiel sangat tidak nyaman.

"Ini, tolong selesaikan ini secepatnya." ucap Roger setelah memikirkan beberapa hal.

Ijekiel mengangguk mengerti lalu mengambil satu tumpuk kertas pemberian ayahnya. Tidak terlalu banyak bagi Ijekiel.

"Kalau begitu aku permisi." pamitnya kepada Roger.

Setelah Ijekiel menghilang dari balik pintu, helaan napas gusar terdengar dari Roger. Memikirkan kembali ucapan rekan didepannya beberapa saat yang lalu.

"Kamu jangan bercanda, Anastacius. Ijekiel tidak mungkin memiliki hubungan seperti itu." sangkal Roger mendudukkan diri kesofa dengan kasar.

Anastacius yang tengah meminum teh tertawa remeh didalam hatinya, "Aku sendiri mendengar curhatannya saat itu. Wajahnya benar-benar kebingungan loh." ucapnya.

Roger memijat pelipis lemah. Bohong kalau dia tidak terkejut. Tatapan datar Ijekiel saat Roger menunjukkan deretan foto para gadis bangsawan kembali terlintas diotaknya.

Bahkan jika itu benar, Roger tak tau harus berekspresi seperti apa. Kemungkinan terburuk adalah Ijekiel akan memiliki gosip tidak mengenakkan. Dan tentu saja keluarga Alpheus selanjutnya.

"Kau tau kekasih anakmu itu penyihir hebat kan? Coba putar otakmu. Kau hanya perlu memanfaatkan ini. Jika akhirnya penyihir menara ada dipihakmu, bukankah semuanya akan jadi mudah?" celetuk Anastacius membuat Roger menatapnya tak terima.

"Sudah cukup kau menggunakan Jennete, sekarang kau akan menggunakan anakku? Kau gila." sarkasnya.

Tawa menggelegar memenuhi ruang kerja Roger. Jawaban yang diluar ekspektasi seorang Anastacius, "Ternyata kau masih memiliki peran sebagai ayah, ya?" sindirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rival or Lover? [LucasxIjekiel FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang