[07] Pulang

1.1K 201 8
                                    

Oke, kayaknya kalian bakal bingung di chapter ini. Mungkin muncul pertanyaan "Loh kok tiba tiba gini?"

Sebenarnya aku cepetin alurnya, jadi di chapter ini gak terlalu nyambung. Aku mau segera tamatin fanfic ini karena ada cerita baru yang mau aku publish (Lucakiel). Ah tapi ini gak janji sih, antara itu kubuat cerita baru atau lanjutan [Rival or Lover] didunia modern.
__________________________________________

__________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih sudah mengundang kami." ucap Ijekiel kepada Ayra dan Rion.

Hari ini Ijekiel dan Lucas memutuskan kembali ke Obelia. Karena Ijekiel sudah memutuskan hanya dua hari di kediaman Rindargo. Ah, sebenarnya ayahnya sih yang menyuruh.

"Aku juga berterima kasih kalian sudah datang. Dan Ijekiel, tolong pikirkan perkataanku semalam dengan baik." balas Ayra.

Ijekiel tersenyum kecil menanggapi. Sebelum dia masuk ke kereta kuda, Rion sudah terlebih dahulu menarik Ijekiel kepelukannya. Ijekiel terkejut sebentar tapi membelas pelukan itu.

"Hah...kau dan Lucas tak ada bedanya. Sama sama bayi besar." ucap Ijekiel.

"Jangan samakan aku dengan penyihir tengil itu." rajuk Rion.

"Aku tak mau mendengar itu dari orang yang takut kucing." balas Lucas sinis.

Ayra menengahi, dirinya menarik Rion masuk ke dalam mansion. Tentu saja dia melambaikan tangan ke arah Ijekiel juga.

Ijekiel dan Lucas masuk ke kereta. Didalam kereta hanya sunyi, Lucas merasa canggung dengan suasana ini. Dia berpikir kembali. Semalam, setelah Ijekiel berbicara dengan Ayra, Ijekiel tampak lebih pendiam. Ini membuatnya berfikir yang tidak tidak ke Ayra.

"Ijekiel.." panggil Lucas pelan.

Ijekiel hanya menjawab dengan gumaman.

"Kau baik baik saja?" tanya Lucas.

"Tidak." jawab Ijekiel, dirinya melamun menatap keluar jendela.

"Apa yang kau pikirkan?"

"Hubungan kita."

Ijekiel menatap Lucas dengan sendu. Sorot matanya yang sayu benar benar membuat Lucas entah kenapa merasa sakit.

"Aku akan memberi tau ayah." ucap Ijekiel.

Lucas benar benar terkejut setengah hidup. Kenapa Ijekiel seperti ini? Itulah yang ada dipikiran Lucas. Padahal Ijekiel sering bilang akan terus merahasiakannya. Bukankah ini terlalu cepat?

"Kau tak serius kan?" tanya Lucas memastikan.

"Aku serius." balas Ijekiel cepat.

'Ayra benar...dia pasti akan pergi.'

'Tapi aku juga tidak mau pergi.'

Flashback ON

Malam harinya, setelah mereka berempat makan malam, Ayra meminta Ijekiel untuk menemuinya di taman Rindargo.

Rival or Lover? [LucasxIjekiel FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang