[11]. Keanehan

895 110 37
                                    

Happy reading~

Awas typo:'
__________________________________________

"Ijekiel."

Ijekiel mengalihkan pandangannya ke si pemanggil, Roger. Cukup kaget saat ayahnya tiba tiba ada disini. Sangat jarang Roger menapakkan kaki di rumah kaca.

Roger mendekat ke Ijekiel lalu duduk dikursi yang ada didepan. Pandangannya masih setia terkunci ke anak semata wayangnya itu.

"Ada apa, ayah?" jawab Ijekiel.

Roger mengetuk ngetukkan jarinya ke meja.

"Ada sesuatu yang ingin ayah tanyakan, kuharap kau menjawabnya dengan jujur." ucap Roger dengan serius.

Ijekiel menelan saliva pelan. Perasaan aneh kembali masuk ke dalam dirinya.

"Akan aku usahakan." balasnya.

Roger menutup matanya sesaat, lalu membukanya kembali dan menatap Ijekiel.

"Siapa orang yang bersamamu saat kau pergi ke Arlanta?" tanya Roger. Tidak, nada bicara Roger seperti menuntut.

Ijekiel terkejut, pikirannya langsung tertuju ke Anastacius. Ijekiel menggigit bibir bawahnya takut. Tetapi Anastacius belum berbicara dengan Roger sejauh ini, apa pak kusir yang bersamanya itu diancam?

"Apa maksut ayah? Bukankah dari rumah aku berangkat sendiri? Lagipula kalau ada orang lain pun aku pasti akan bilang ke ayah." sangkal Ijekiel.

Roger menghela nafas pelan, "Benar. Maafkan ayah karena menanyakan hal aneh."

Ijekiel tersenyum simpul, menyembunyikan rasa gusar di dadanya.

Ijekiel juga mau mengatakan hal aneh. Sekali saja.

"Ayah," panggil Ijekiel.

"Hm?"

Ijekiel tersenyum kecut kearah Roger, "Aku akan menikah dengan orang yang aku cintai." lanjutnya.

----

Lucas memandang pohon perak yang besarnya bukan main. Ia berjalan ke depan pohon tersebut. Ucapan dari Athanasia terus terlintas di otaknya. Aneh rasanya entah mengapa.

Ijekiel kembali muncul dipikirannya. Dia rindu Ijekiel, dia juga rindu Athanasia. Lucas tak sabar untuk segera pulang dan bertemu dua orang itu. Baru kali ini ia merasakan ingin kembali.

"Yaah tentu setelah aku menyelesaikan ini."

----

Roger terdiam tak mengerti dengan ucapan Ijekiel. Apa anaknya ini sedang masa pertumbuhan? Roger tak habis pikir.

"Kamu ini bicara apa? Tentu saja kamu akan menikah dengan orang yang kamu cintai." ucap Roger dengan salah satu alis terangkat.

Ijekiel heran. Apa ayahnya sedang berbohong? Atau malah Jennete yang berbohong?

Ijekiel bingung jujur. Semakin hari oran-orang semakin aneh. Sebenarnya kenapa?

"Tapi...kenapa saat itu ayah membolehkan ku ke kediaman Rindargo? Ayah biasanya menolak." tanya Ijekiel.

Roger menghela napas, "Bukankah anak dari keluarga Rindargo adalah temanmu di Arlanta? Tidak salah kan jika ayah mengizinkanmu bermain dengan teman lama?"

Ah, Ijekiel semakin tidak mengerti.

"Benar juga ya."

"Sudahlah, ayah akan kembali ke ruang kerja. Ajarilah Jennete Ijekiel, aku mendengar laporan nilainya menurun." suruh Roger.

Rival or Lover? [LucasxIjekiel FANFICTION]Where stories live. Discover now