Eleven

3.4K 532 13
                                    

Chika menahan Ara yang hendak berdiri. Ia mengusap lembut tangan Ara lalu menatap tajam ke arah orang yang baru saja menamparnya.

Brielle berdiri dari duduknya dan hendak menampar balik orang itu. Chika berdiri dan dengan sigap menahan Brielle agar tidak maju.

"Maksud lo apa?" tanya Chika.

"LO UDAH BIKIN MIRZA BENCI SAMA GUE!" teriak orang itu.

"LO YANG NGEREBUT MIRZA DARI CHIKA BEGO" teriak Brielle.

Chika tersenyum miring "Itu alasan lo nampar gue?"

"Gue benci banget sama lo!" teriak orang itu lagi.

"Fiony" panggil Chika.

PLAK!

Chika menampar balik Fiony, bahkan lebih kuat. Fiony meringis dan mengusap pipinya.

Teman-teman Chika yang melihat itu tersenyum puas.

"Lo gak bisa denger apa gimana? gue kemarin udah bilang kalau lo mau ambil Mirza ya ambil aja" ucap Chika.

"Dia gak mau tanggungjawab Chika! gara-gara lo!" ucap Fiony.

"ITU MASALAH LO! GUE GAK MAU TAU YA, SAMPE LO BIKIN MASALAH LAGI SAMA GUE, KALI INI GUE GAK AKAN DIEM LAGI. PAHAM?!" Chika mendorong tubuh Fiony dan berlalu dari kantin meninggalkan semua orang yang saat ini menatap perkelahian diantara keduanya.

Ara bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat ke arah Fiony.

Fiony menelan ludahnya kasar karena mendapatkan tatapan mematikan dari Ara. Ara masih melangkah maju dan membuat Fiony mundur secara perlahan. Sampai-sampai tubuh Fiony mengenai ujung meja dan membuat Fiony juga Ara menghentikan langkahnya.

Ara masih menatap Fiony tajam.

"Sampe lo nyentuh Chika lagi, lo urusan sama gue" ucap Ara dengan nada yang sangat dingin.

"Paham?" tadas Ara. Pandangannya tidak beralih dari Fiony. Ara lalu berjalan meninggalkan kantin dan mencari Chika.

Fiony mengusap kasar wajahnya dengan kedua tangan. Rencana untuk membuat Mirza menjadikan miliknya sepenuhnya ternyata gagal. Fiony telah menyerahkan harga dirinya ke Mirza, namun lelaki itu menolak mentah-mentah tidak mau bertanggungjawab. Mirza sama sekali tidak memiliki persaan ke Fiony. Mirza masih mengharapkan Chika.

Fiony yang tadinya ingin membuat Chika merasakan sakit karena kehilangan Mirza, kini malah dirinya sendiri yang terlibat dalam masalah.

Dey dan Brielle mendekat ke arah Fiony.

"Dengan lo berusaha buat jatuhin Chika terus, itu ngebuat lo semakin jauh lebih rendah dari pada dia" ucap Brielle.

"Kita bukan keroyokan, tapi harusnya lo sadar diri" lanjut Dey.

Brielle, Dey, Ashel, dan Zee memutuskan untuk kembali ke kelas.

Fiony menatap tajam ke arah mereka berempat. Ia masih tidak bisa menerima.


***


Ara membuka pintu ruangan khusus dan menemukan Chika yang saat ini sedang menetralkan emosinya. Fiony sudah berlebihan, ia bahkan kini berani melawan secara fisik.

Ara duduk di sebelah Chika. Chika yang menyadari itu lalu menoleh dan tersenyum.

Ara melihat sisi kanan pipi Chika yang masih terdapat bekas tamparan Fiony tadi.

Cup

Ara mengecup lembut pipi Chika yang ditampar tadi lalu memundurkan wajahnya. Chika mengulum senyumnya karena tingkah menggemaskan manusia esnya. Chika lalu memeluk Ara dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Ara. Ara membalas pelukan Chika.

NYCTOPHILE [ON HOLD]Where stories live. Discover now