|Park Jisung || Hari terakhir

48 25 41
                                    

○ Happy Reading__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○ Happy Reading__________

Dibantu vote dan komen
Terimakasih

.
.
.
.
.

Hari terakhir

Semua berkumpul di daerah kering dengan pakaian bersih mereka. Duduk di atas kursi yang saling berhadap hadapan. Ini adalah hari terakhir dimana kami akan mengikuti pramuka di sekolah.

Berdoa sesuai keyakinan dan mulai menyantap makanan yang telah di hidangkan. Makan dengan santai tanpa ada pewaktu ysng di berikan panitia untuk menyelesaikan makan dengan cepat.

Mataku yang selalu melirik kearah jisung yang kembali ke diri lamanya, si pendiam membuatku sedikit kasihan padanya. Alat bantu yang masih di keringkan belum bisa di gunakan olehnya kembali.

"Chi, kenapa lu? Kok kayak gak semangat gitu?" Bisik winter yang melihat wajahku yang tertekuk.

"Gak papa" jawabku singkat yang kembali tersenyum.

Makanan akhirnya habis tanpa sisa dipiring besar itu dan kami akhirnya berdiri untuk kembali ke tenda, merapikan barang barang. Mobil tentara yang telah datang sedari tadi hanya menunggu dengan membuka pintu bagian belakang mereka.

/nyoel

Alat bantu itu akhirnya kering dan bisa kembali digunakan olehnya. Dengan menyodorkan alat bantu itu, jisung mulai tersenyum lebar. Tubuh tingginya yang merendah kearahku dengan wajah yang begitu dekat diantara kami.

Dia hanya menunjuk kearah telinganya sambil tersenyum genit membuatku kesal.

"Manja" ujarku yang menyipitkan mata kearahnya.

Dia hanya tertawa kecil dengan menunjukkan senyum gummy smile yang dimilikinya sebagai membujukku untuk memakaikan alat bantu itu, walau aku tau dia bisa menggunakannya sendiri.

"Tes, sung? Bisa denger?"

Dia mulai menyipitkan matanya dengan sedikit mengerutkan alis kearahku.

"Rusak? Gak bisa denger?" Tanyaku yang sedikit panik.

Dia mengangguk dan kembali menegakkan tubuh tingginya "gimana ya jawabnya? Emm...ada sih suaranya, tapi ya agak agak aneh aja gitu" jawabnya dengan nada songong.

"Sung...jangan main main! Gue nanya beneran!" Ujarku yang memukul perutnya.

Dia hanya tertawa di atas emosiku sambil mengacak ngacak rambut teruraiku yang semakin membuatku emosi.

Silent || Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang