Mine

8.9K 479 22
                                    

Ayana tersenyum menghampiri dawin yang kini tengah duduk dikantin,gadis itu langsung duduk disamping dawin

" Kak,nanti pulang sekolah ada urusan gak ? " Tanya anya

Dawin menoleh, wajahnya terlihat begitu datar

" Ada " jawabnya singkat

" Yaah, padahal anya mau minta ditemenin " ucap anya kecewa

Dawin berdecak,lelaki membanting sendok yang dipegangnya dengan kasar " Gue duluan " pamit dawin pada teman-temanya

Anya menatap kepergian dawin dengan wajah bingungnya, sebenarnya ada apa dengan dawin ?

" Kak, Anya ada salah ya ? " Tanya anya hati-hati

Sanio tersenyum tipis " Lo pikirin deeh " Jawabnya dan berlalu pergi,dan di ikuti fernand dan angelo

" Loh,kak dawin sama yang lain dimana nya ? " Tanya nadia yang baru datang

Anya menatap nadia sedih " Mereka marah sama gue " lirihnya

" Marah ? Kenapa " tania ikut bingung

Anya mengeleng " Gue gak tau "

___________

Anya belajar dengan mood yang tidak karuan,jujur saja dia masih bingung akan apa salahnya pada dawin

Anya menghela nafas,sepertinya dia harus berbicara pada dawin.Ia melihat jam yang ada di pergelangan tanganya, sebentar lagi sudah waktunya untuk pulang

Tiga puluh menit berlalu....

Anya sudah berada diparkiran menunggu dawin,dia akan mengajak kekasihnya itu untuk pulang bersama seperti biasa

" Kak " panggil anya saat dawin sudah berada diparkiran " Kak,anya pulang bareng kakak ya ? "

Hening

Dawin tidak menjawab pertanyaannya,bahkan melirik Anya saja dawin tidak

" Ka..k " suara anya sudah bergetar

Dawin menghela nafas kasar,dia menatap anya dengan tatapan dingin " Gue pulang sama orang lain " ucapnya dan memakai helmnya bersiap untuk pergi

" Anya ada salah ? " Tanya anya menghentikan dawin

" Awas " suruh dawin

" Jawab dulu,anya ada salah ? " Ulang anya,matanya sudah berkaca-kaca

" Minggir anya,gue mau lewat "

" Hikkss__ " anya menangis

Dawin langsung menatap anya " Ngapain nangis sih ? " Kesal dawin

" Hikss,an..ya ad..a sal..ah maaf " isakan anya makin menjadi, dia tidak perduli lagi akan tatapan orang-orang disekitarnya

" Astagfirullah " dawin mengusap istighfar,ia menarik napas panjang.Dan mencoba mengontrol emosinya

" Gak usah nangis,naik cepat "

" Tapi,kakak marah " anya menunduk

" NAIK ANYA " tegas dawin

Anya mendongak menatap dawin,dia bisa melihat kilatan emosi di mata lelaki ini.Anya mengusap air matanya

" Gak usah,anya suruh jemput aja " putus anya,dia takut melihat dawin saat ini

" Heeh,maksud lo apa ? Tadi aja ngajakin gue pulang,dan sekarang lo nolak.Gak jelas " Omel dawin

Anya meringis,dawin belum pernah berkata kasar seperti ini padanya.Tapi sekarang ?

" Maaf kak "

Dawin kembali menarik napas panjang,ia turun dari motornya dan menarik tangan anya

" Nurut,kalau gak mau dimutilasi " dawin mengendong anya dan mendudukan gadis itu di atas motornya

🦋🦋🦋

Motor dawin sudah berhenti didepan rumah anya

" Turun " ucap dawin dingin

" Anya salah apa kak ? " Tanya anya,yang entah sudah beberapa kalinya

" Turun,gue mau pulang "

Anya mengeleng " Bilang dulu,anya salah apa ? "

Dawin menganguk " Oke,tapi lo turun "

" Bener ? "

" Hmm "

Anya langsung turun dari atas motor,dan berdiri dihadapan dawin

" Anya salah apa ? "

Dawin menatap anya lama, lelaki itu menunduk.Helaan nafas terdengar berkali-kali

" Gue paling gak suka kebohongan " ucap dawin menatap anya

" Maksud kakak ? "

Dawin terkekeh sinis " Ini bukan salah lo,ini salah gue karna udah maksain lo buat jadi pacar gue "

" Kak "

" Tapi bukan berarti lo harus bohongin gue anya " dawin menatap anya tajam

Anya mengeleng,matanya kembali berkaca-kaca

" Anya gak paham " lirih anya

Dawin terdiam beberapa saat,lalu berucap

" Lo bebas "

" Kak,maksudnya ? "

Dawin tersenyum tipis " Kita putus "




Gimana ?

Setuju mereka putus ?

Atau ?

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang