Menyandang status sebagai seorang mahasiswa adalah sebuah kebangaan sendiri,sama halnya dengan ke empat lelaki yang menyandang status baru mereka ini
" Gue duluan " Pamit dawin,saat ini mereka berada di parkiran fakultas
" Ati ati " Fernand,sanio dan angelo melambaikan tangan
Dawin mengangguk,lalu ia mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.Tujuanya sekarang adalah ke sekolah untuk menjemput sang kekasih,tidak butuh waktu lama.Akhirnya dawin sampai dihalaman depan sekolah,dawin tersenyum ia mengingat bagaimana berandalnya dirinya saat masih bersekolah disini.Namun senyum dawin langsung tergantikan dengan wajah datar saat melihat anya tengah tertawa bersama lelaki lain
" Kak " Sapa anya dengab senyum lebarnya
Dawin mendengus " Genit " Sindirnya
Anya menyerngit " Siapa yang genit ? "
" Tuh pagar di sekolahan " Kesal dawin,bukankah sudah jelas jika dirinya mengatai anya.Tapi kenapa masih bertanya
" Kakak kenapa sih,datang-datang malah marah " Anya berjalan lebih dekat
" Siapa gak marah,gue udah sering bilang kan.Gak usah sok kecantikan depan cowok lain,pake senyum segala.Apa namanya kalau bukan genit "
Anya memutar bola matanya malas,jika dawin sudah berbicara menggunakan lo-gue.Berarti tandanya lelaki itu marah dan ia harus membujuk lagi
" Maaf " Cicit anya pelan
" Emang kata maaf bisa ngehapus lo senyum-senyum genit kaya tadi ? " Tatapan dawin makin menajam
" Kak,kan gak mungkin aku marah sama dia.Dia kan gak ada salah " Bela anya
" Lo belain dia ? " Dawin mengeram marah
" Enggak kak,anya bukan belain.Tapi kan,anya gak mungkin masang wajah judes gitu "
" Kenapa gak mungkin ? "
Anya terdiam,dia tak tau harus menjawab apa lagi.Ia memilih menunduk saja,berharap lelaki posesif ini akan luluh
" Nih helm " Dawin memberikan helm
Anya tersenyum dan langsung memakai helm tadi,lalu segera naik keatas motor dawin
" Mau makan ? " Tanya dawin
Anya tersenyum,sepertinya amarah dawin sudah sedikit meredah " Makan apa ? " Tanya balik anya
" Gue nanya ke lo monyet " Geram dawin lagi dan lagi
Anya mencubit perut dawin " Anya bukan monyet "
Dawin terkekeh,ia lalu membelokan motornya disalah satu warung mie ayam langananya
" Mie ayam ? "
" Bukan,mie kuda " Dawin berjalan duluan masuk kedalam
" Udah iihh,marah mulu " Anya mengikuti dawin
Kini mereka sudah duduk dikursi sembari menunggu pesanan,anya menatap dawin yang sibuk dengan ponsel
Cup
Anya mencium pipi dawin " Maaf " Karna tak ada respon anya kembali mencium dawin di pipi sebelahnya
Cup
" Maafin anya,hmm..Please " Anya mengerjabkan matanya
Dawin berdehem,mencoba menahan senyumnya.Ia menghindar dari tatapan anya,tak mau luluh
" Kaaakk " Rengek anya,mengengam jemari dawin yang sudah tak memainkan ponsel
" Diam " Gertak dawin,menarik tanganya sedikit kasar
Anya tersentak,dia menatap dawin dengan mata yang sudah berkaca-kaca.Semarah itu dawin,lalu kenapa mengajaknya makan
" Ini pesananya " Si kang mie ayam datang mengantar pesanan
Dawin tersenyum " Makasih mang "
" Siap akang dawin "
Dawin mengeser satu mangkuk mie ayam dihadapan anya " Makan " Suruhnya
" Makan anya " Dawin menghela nafas saat melihat anya hanya diam,dan rupanya kekasihnya itu menangis
" Kalau gak mau dimarahin,jangan genit makanya " Dawin merapatkan dirinya pada anya,menangkup wajah cantik yang sudah mengeluarkan air mata itu
" Ma-af " Sendu anya
Dawin tersenyum,dia sudah kelewatan ternyata.Dawin mengusap air mata anya " Udah "
" Gak marah lagi kan ? "
Cup
Dawin mencium kening anya " Iya sayangkuh,makan giih "
Senyum anya langsung terbit,dia lalu mulai memakan mie ayamnya yang sudah sedikit dingin
__________________________
Mine...
Up lagi guys
Selamat membaca♡♡♡
![](https://img.wattpad.com/cover/282024757-288-k931633.jpg)
ВЫ ЧИТАЕТЕ
Mine
Подростковая литература" Halo.." ucap seorang gadis bernama anya saat menjawab telfon " Hmm.. " dehem seorang lelaki dari sebrang sana " Udah gak marah ? " tanya anya hati-hati " Masih,aku masih marah " jawab lelaki bernama dawin tersebut " Terus kenapa nelfon ? " " Kang...