Bab 1. Tumpah nya rindu

12.2K 954 63
                                    

2021

22 tahun sekarang umur ku, banyak perubahan yang aku alami, ya seperti bahasa yang lebih lembut juga sikap yang lebih ramah. Hampir 5 tahun tinggal di negri orang banyak buat perubahan juga untuk ku, banyak pelajaran yang aku ambil dari orang-orang di luar sana.

Setelah lulus dari turki sebenar nya orang tua ku memaksa untuk segera menikah apa lagi ibu ku. Di sini umur ku masih 22, bahakan aku baru saja lulus belum punya pekerjaan dan lagi aku masih ingin menimba ilmu sebanyak mungkin.

Mamah ku memutus kan agar aku masuk pesantren terlebih dahulu, sekalian mengamal kan sedikit ilmu yang aku dapat kata nya.

Jawa timur, ya ibu ku mengirim ku ke sana kata nya ada pesantren punya teman dekat nya dulu. Aku tidak berharap banyak bisa bertemu azzam, walaupun dia juga tinggal di jawa timur belum tentu aku bertemu dengan nya di tambah aku tidak tau di mana alamat rumahnya.

Aku hanya bisa berdoa semoga tuhan berbaik hati untuk mempertemukan ku dengan nya kembali. Amiin

"Kamu hati-hati di jalan ya by, di sana jangan ngerepotin. Bantu-bantu ngajar buat pengalaman kamu." Mamah ku berpesan seperti itu sebelum aku berangkat tadi.

Sekarang ini aku lagi di perjalanan menuju ke jawa timur, masih dengan tujuan yang sama ya itu menuntut ilmu sebanyak-banyak nya.

Sejujur nya aku sangat berharap bisa bertemu dengan nya di kota ini, karna menurut ku kita sudah cukup memupuk rindu.

Setelah sampai di pesantren baru ku, langsung ada santri yang menyambut ku lalu mengantarkan ku ke rumah pemilik pesantren itu.

"Assalamualaikum" ucap santri itu sambil mengetuk rumah yang tidak terlalu besar tapi terlihat nyaman itu.

"Waalaikumsalam" ternyata yang membuka kan pintu wanita, mungkin ini yang di maksud teman mamah itu. "Eh nak roby ya?ayo sini masuk" ajak wanita tersebut "indra makasih ya udah nganterin sampai sini"

setelah aku masuk dan santri yang ku ketahui nama nya indra tadi pergi aku langsung di ajak ke meja makan. Kata nya lebih baik sarapan terlebih dulu baru nanti mengobrol dan bersantai.

Sekarang masih pukul 7 pagi, hampir 9 jam aku di perjalanan cukup melelah kan.

Sebelum makanan tersaji abi yang punya pondok mengajak ngobrol sedikti, ya beliau menyuruh ku memanggil nya abi saja dan wanita tadi itu ternyata istrinya yang sekarang aku pangggil umi dan beliau juga ternyata teman mamah ku. Abi bilang dia punya anak lelaki seumuran dengan ku dan aku akan tinggal dengan nya setelah ini, beliau juga bilang kalau anak nya itu lulusan S1 di mesir beliu juga menyuruh sedikit bertukar pendapat dengan anak nya nanti

"Assalamualaikum" pintu di buka dan menampil kan sosok yang sangat ku kenal juga ku rindukan.

Dia tidak menyadari kehadiran ku mungkin? Atau dia sudah melupakan ku? Apa kah secepat itu?

Setelah menjawab salam nya kita semua makan dengan tenang, bahkan azzam tidak melirik ku sedikit pun.

Setelah selesai makan abi mengenal kan ku kepada nya, orang yang jelas sudah sangat aku kenal. Apa kah harus saling tidak mengenal di sini, lalu memulai semuanya dari awal lagi?

"ali ini santri yang kemarin abi cerita kan, nama nya roby ferdian" ucap abi nya

"..." dia terdiam, seperti raut wajah yang menjelas kan keterkejutan. Apa mungkim dari tadi dia tidak melihat ku?

"Roby" aku menjabat tangan nya, kami berekenalan seperti orang asing yang baru bertemu sekali.

Aku masih bingung, harus kah aku bersikap kenal atau sebalik nya? Bukan kah jika aku bersikap kenal akan banyak pertanyaan dari umi dan abi?

Roby tak banyak bicara setelah berkenalan tadi, dia hanya banyak diam dengan menatap ku lekat-lekat seperti singa yang sedang memantau korban nya. Sebenarnya aku sedikit malu jika di tatap seperti itu.

"Abi denger kamu ambil fakulitas teologi islam di istanbul university bi?" Tanya abi kepada ku "jurusan apa kalo abi boleh tau?"

"Iya bi, saya ambil jurusan departemen pendidikan agama" jawab ku sedikit malu, apa lagi sekarang ada azzam yang terus menatap ku

"Alhamdulillah kamu wisuda tepat waktu, untuk S2 bisa di pikir-pikir dulu saja tidak perlu terburu-buru. Ali juga ya sama masih menimbang-nimbang mau S2 atau tidak." Jawab abi

"Kamu ambil fakulitas apa di al-azhar?" Tanya ku yang bertujuan untuk nya (azzam)

"Saya fakulitas syariah wal qanan jurusan syariah islamiyah"

Azzam tuh kenapa sih, muka nya serius banget, natap nya juga tajem gitu bikin gk nyaman saja. Apa dia marah gara-gara aku dateng kesini?

Setelah berbincang-bincang sebentar abi menyuruh azzam mengantar ku ke kamar, beliau tau seperti nya aku lelah karna perjalanan.

Rumah yang abi maksud ternyata rumah azzam, letak nya tepat di belakang rumah abi dan umi.

Aku jadi berpikir bukan kah kita seperti pasangan jika tinggal bersama hanya berdua seperti ini? Memikirkan hal itu membuat ku salah tingkah sendiri.

Setelah sampai di rumah nya , aku duduk di ruang tamu sambil mencoba menghidup kan tv yang ada

"Ini benar kamu by? Saya tidak mimpi kan?" Azzam ikut duduk di samping ku, dia juga mengangkat ku agar duduk di pangkuanan nya.

Aku hanya tersenyum sambil memeluk leher nya erat, sebenar nya aku malu jika harus bersikap seperti ini tapi sekarang aku benar-benar ingin menumpahkan rindu yang ku tumpuk selama 4 tahun ini.

________

Bey gue meletot anj..😂

Btw karna gue gk kuliah maaf ya kalo kurang bener pembahsan kuliah nya.

Bantu vote judul yu

A. Pertemuan ke 2

B.cinta orang beriman

Emm gimana ya aku tuh pake judul ini agak deg degan gitu loh. Bantu vote ae lah ya hehe

Visual mau ganti gk??

PERTEMUAN KE 2 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang