Bab 4. Mengajarkan

6.1K 784 59
                                    

Beberapa kali mamah ku nelfon menanyakan kabar dan juga keadaan umi. Jadi begini cerita nya mengapa umi dan mamah ku berteman, mereka ternyata satu pesantren semasa remaja, kalian tau umi nya azzam adalah adik dari pemilik pesantren saat aku MTS dulu dan Beliau memang asli orang Sunda/Jawa Barat.

Kenapa bisa ketemu abi? mereka bertemu di saat mengikuti lomba MtQ antar provinsi. Kata mamah ku

Lalu kenapa Azzam harus jauh-jauh mengaji di Jawa Barat jika Abi nya ternyata punya Pesantren sendiri? Mari kita tanya Azzam untuk pertanyaan itu.

"Mas kamu dulu kenapa Pesantren jauh sampe Jawa barat? Padahal kan Abi juga ada Pesantren?"

"Itu Abi saya yang nyuruh, saya juga tidak tahu kenapa. Alhamdulilah dengan saya pergi ke sana saya mendapat ilmu dan juga kamu." Plis siapapun tolong pegangin obay karna dia bentar lagi mo terbang wkwk

Semalam aku dan Azzam tidak banyak melakukan kegiatan, sebelum tidur Azzam mengenalkan ku kepada santri dewasa lain nya dan juga mengajak berkeliling agar aku tau lebih banyak kawasan-kawasan Pesantren ini.

Dan pagi hari nya Azzam di panggil salah satu guru MAN untuk di minta mengisi pelajaran nya, beliau bilang ada urusan jadi tidak bisa mengajar. Jadi lah dia full mengajar untuk hari ini.

Sekarang sudah pukul 2, mungkin Azzam akan pulang sebentar lagi.

Dan aku sedang di rumah Abi, Beliau menyuruh ku memberi makan ikan dan beberapa ayam, bukan santri dewasa nama nya kalo kalian tidak pernah di suruh kiyai hehe

"Nak Roby kemari nak" Abi memanggilku,lalu aku mencium tangan nya untuk salim "kamu pandai kaligrafi tidak nak?" Tanya Abi kepada ku

"Insyaallah saya bisa bi" ucap ku sambil menunduk

"Tolong kamu bimbing Hasan ya, lusa dia akan ikut lomba kaligrafi tingkat provinsi. Azzam tulisan tangan nya tidak terlalu bagus" ucap abi, memang sih tulisan Azzam tidak terlalu bagus jika di bandungkan dengan ku, aku juga beberapa kali menang dalam lomba kaligrafi, jadi permintaan Abi untuk mengajari Hasan tidak terlalu sulit, aku juga yakin dia sudah pandai hanya perlu mengasah saja.

Tidak lama setelah nya Abi mengajak berbincang sebentar, Beliau menanyaiku betah atau tidak di sini. Aku sedikit terkesan karna baru dua hari di sini tapi Abi sudah meminta bantuan ku, beliau juga beberapa kali berbicara dengan ku, bukan kah itu istimewa?

"Panggil saja kang obay ya" sekarang aku berjalan beriringan dengannya, Hasan masih menggunakan baju sekolah.

"Iya kang, ya udah kang saya duluan. Assalamualaikum" ucap hasan sambil meninggal kan ku

Aku kembali ke rumah dan Azzam ternyata sudah pulang

"Dari mana?" Tanya nya

"Dari rumah abi kamu, ngasih makan ikan sama ayam"

"Bau ayam gk? Coba sini cium"

"Engga lah, orang cuma ngasih makan gk main sama ayam nya" lagian dia tuh ada-ada aja dasar mesum.

"Setelah ashar kamu bisa ngajar di kelas kemarin? Saya akan pergi dengan abi sampai malam."

"Bisa ko, pelajaran nya ngelanjutin yang kemarin?"

"Iya, kamu di tinggal sebentar tidak apa-apa kan? Jika keberatan saya akan bilang ke abi untuk tidak ikut"

"Eh gk papa ko, pergi aja."

"Ya sudah. kalau begitu kesini sebentar saya mau cium, kamu bau ayam atau tidak" apa-apa an coba dia itu, bisa saja modus nya. tapi aku tetep nya menghampiri nya

Cup

Dia hanyak mencium kening sebentar lalu setelah nya pamit menghampiri abi nya

Setelah solat asar aku mengikuti arahan Azzam untuk mengisi kelas nya, pertama aku mengabsen dulu murid-murid ku, dan ternyataa ada Hasan di kelas ini.

Setelah 1 jam pelajaran semua nya bubar dari kelas, kecuali Hasan. Dia menghampiri ku

"Kang nanti malem boleh minta bantu? Kebetulan besok aku gk punya pr" ucap hasan

"Ayo, nanti habis jamaah isya ya, kamu ke rumah mas Azzam saja. Kita bahas di sana nanti"

"Iya kang, terimakasih ya" kemudian Hasan pamit untuk ke kamar nya.

Setelah magrib aku masih mengajar kelas Azzam karna dia belum pulang. ternyata asik mengajar kelas Azzam, mereka pintar dan juga pribadi yang banyak bicara, jadi tidak membuat ku cangggung.

Sehabis isya pun Azzam belum juga pulang, dan sekarang ini aku lagi mengajari Hasan di ruang tamu

Tulisan Hasan cukup bagus bahkan sangat bagus, mungkin hanya perlu mempertegas saja agar terlihat lebih indah.

"Coba kamu ubah cara pegang pensil nya, jadi seperti ini" aku mencontoh kan dengan benar. Lalu dia mengikuti apa yang aku contohkan barusan tapi jari nya kurang tepat kemudian Aku sedikit menyentuh jari telunjuk nya untuk membenarkan posisinya.

"Assalamualaikum" pintu di buka dan menapilkan sosok azzam di sana

"Waalaikumsalam" ucap ku dan hasan berbarengan

Azzam tidak ikut duduk dengan kami mungkin dia lelah makan nya langsung naik kemar. Kami pun melanjutkan pembelajaran nya.

_____

Yuhu vote ya

PERTEMUAN KE 2 (Tamat)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt