Bab 7. C B L

5.4K 684 20
                                    

Seperti hari kemarin malam ini aku mengajarkan lagi kaligrafi, hasan membawa banyak persiapan malam ini. Dia juga membawa beberapa pensil warna.

"Kang ko bisa serumah sama mas Azzam?" Tanya hasan

"Oh itu abi yang minta, mungkin karna umi sama mamah aku temenan"

"Oh, enak dong gk harus sempit-sempitan di kobong. Mandi juga gak harus ngantri"

"Ya begitu lah"

"Akang udah lulus kuliah? Apa baru lulus Sma?"

"Udah lulus kuliah, emang keliatan kaya anak Sma ya?"

"Iya keliatan kaya masih 17 tahunan"

Oke fix sih aku awet muda, gk jarang ko orang lain nyangka aku sma atau anak baru lulus sekolah

"Emang dulu kuliah di mana kang?"

"di turki" ucap ku

"Woh hebat dong kang" aku hanya senyum singkat

"Kamu di sini udah berapa lama ?"

"Hasan sih dari smp di sini"

"Alhamdulillah kamu betah ya"

"Ya gitu kang, disini banyak temen jadi betah"

Banyak obrolan lain nya, sambil belajar di selangi mengobrol ternyata hasan orang yang asik dia juga cerdas.

Azzam ada di kamar dari tadi, sekali-kali dia juga mengecek ke ruang tamu, sebener nya aku udah nawarin buat dia gabung atau sekedar duduk melihat kaligrafi yang Hasan buat tapi kata nya dia mau mempelajari kitab untuk besok mengajar.

"Kang pernah jatuh cinta gk?" Tanya hasan

"Pernah lah, itu sifat wajar untuk manusia"

"Em kira kira kita harus bersifat gimna ya kang sama orang yang kita suka?"

"Yang pasti harus bersikap baik sih, emang siapa yang kamu suka? Cerita aja"

Dia diam sejenak, melepas pensil nya

"Kang obay tau amel? Masih satu kelas pengajian sama aku"

"Oh amel yang duduk di depan itu? Yang manis pake kaca mata?"

"Nah iya kang itu, manis kan ya. Orang nya susah di deketin kang beberapa kali Hasan kirim surat gk dia bales."

"Masa sih gk di bales? Kamu ganteng padahal san"

"Gk tau kang, kata temen nya sih amel gk mau pacaran dulu"

"Oh ya mungkin itu alasan dia gk bales surat mu"

Hasan diam, sambil memulai lagi kegiatan membuat kaligrafi nya.

Tepat pukul 9 malam Hasan kembali ke asrama, dan aku memulai memilih makanan untuk malam ini. Tadi Azzam bilang kalau dia lapar.

________

Pov Azzam

Lagi-lagi dia begitu dekat dengan Hasan, saya beberapa kali melihat dia mengobrol asik dengan Hasan.

Saya beberapa kali mendengar dia memuji manis entah untuk siapa.
Bukan nya saya terlalu mengekang atau terlalu cemburu tapi saya bener-benar tidak iklas jika dia memuji orang lain selain saya

Sebut saja saya cemburu buta tapi saya benar-benar khawatir jika dia mulai nyaman dengan orang lain lalu meninggalkan saya.

Saya benar-benar khawatir akan hal itu, apa kah aku harus memberi tahu abi agar mencari orang baru untuk mengajari Hasan? Tapi bukan kah itu terlalu berlebihan? Alasan apa nanti yang saya berikan jika abi meminta alasan nya?

"mas ayo makan" ucap nya, aku usahakan untuk bersikap biasa dengan nya walau pun sebenar nya aku sedang cemburu

"Masak apa?" Tanya ku

"Ini cuma bikin mie" ucap nya sambil tersenyum, mungkin dia lelah jika harus memasak makanan berat

"Padahal bisa beli nasi goreng di luar atau pecel lele jika kamu mau"

"Eh iya ya, aku lagi males masak gk papa sekarang makan dulu ini aja ya"

Aku hanya menggaguk ikut makan dengan nya, setelah makan dia mengajak ku menonton tv

"Hasan orang nya asik ya mas, dia juga pinter"

Apa dia sedang membicarakan Hasan sekarang? Apa dia tertarik kepada Hasan?

"Em saya kurang tau" ucap ku

"Aku tadi banyak ngobrol sama dia, bener -bener asik orang nya"

"Kamu suka dengan nya?"

"Suka, tapi dalam artian seperti kaka dan adik, kamu gk usah terlalu cemburu sama dia mas. Dari tadi aku liat kamu sepeti kurang nyaman jika aku sedang dengan Hasan? Betul?"

"Em aku takut kamu nyaman dengan dia lalu meninggal kan ku"

"Ya Allah mas, kamu kenapa cemburuan banget sih. Gemes deh" ucap nya sambil menegang pipi saya

"Saya bener-bener khawatir tidak sedang bercanda"

"Ya Allah mas kemu beneran cemburu sama Hasan? Dia murid kamu loh" ucap nya lagi "aku sama dia bener-bener cuma belajar ya mas gk ada hal lain. Lagian aku juga gk tertarik sama dia, udah ada kamu kan"

"Iya iya saya percaya"

Saya masih sedikit khawatir sebener nya, tapi ya sudah lah saya percaya sama dia.

___________

PERTEMUAN KE 2 (Tamat)Where stories live. Discover now