Bab 19. pergi yang sebenar nya

5.4K 543 78
                                    

Aku dan dia pada akhir nya memutus kan untuk pergi atau istilah nya kabur.

Kami benar benar putus asa hanya untuk bersama. Tidak ada pilihan lain selain kabur. Kami memutus kan untuk pergi australia. Sebelum pergi aku menulus surat dulu untuk orang tua ku. Isi nya hanya permintaaan maaf dan juga mengutarakan kesalahan ku.

Aku benar-benar tidak bisa jauh lagi dengan nya, maka jika oun orang tua ku yang menginginkan perpisahan kita aku tidak akan menyetujuinya.

Sekarang aku dan azzam sudah bertemu di bandara, kami juga sudah membeli tiket sebentar lagi kami akan meninggalkan negara ini

"Maaf ya jika cara saya mencintai kamu salah" ucap azzam

"Di sini bukan cuma kamu yang salah aku juga, jadi tolong berhenti nyalahin diri sendiri" ucap ku

"Saya benar-benar akan menepati janji itu. Bahwa tidak akan ada perpisahan lagi di antra kita"

"Sekarang kamu udah nepatin janji itu, ayo sama-sama sampai maut mi misah kan" ucap ku

Kita sudah berada di pesawat yang sebentar lagi lepas landas, aku hanya menyender di bahu nya dengan dia yang mengelus tangan ku.

Benar-benar lega rasa nya walau pun aku sedikit khawatir dengan keadaan di rumah. Tapi sekarang aku benar-benar harus membuat pilihan.

Setelah beberapa jam di penjalanan udara kondisi kapal seperti tidak tenang, bahkan beberapa kali ada guncangan.

Aku dan azzam hanya duduk tenang dan para pragawati pun menenangkan para penumpang. Rupa nya cuaca sangat buruk bahkan awan hitam pun terlihat jelas.

"Kita bersama di sini tidak ada yang perlu di takuti" ucap azzam sambil mencium tangan ku

"Aku tidak takut apa pun jika kamu ada di samping ku" ucap ku

"Dulu saat pertama kali saya melihat mu saya sudah bener-benar tertarik" ucap azzam "kamu juga sering mampir dalam mimpi saya, bahkan beberapa kali saya mimpi basah karna kamu"

Sungguh orang yang blak-blakan mungkin azzam ingin mencairkan susasana di saat hawa kapal mencekam seperti ini, nyata nya pesawat yang kami tumpangi benar-benar seperti tidak terkendali kami hanya berputar saja

"Azzam aku bener bener cinta kamu, jika harus berakhir mari kita mengakhirnya secara bersama" ucapku

"Mari bertemu di surga dengan status yang berbeda, semoga Allah mengampuni kita" azzam

Kapal yang kami tumpang makin tidak terkondisi, azzam dan aku terus berpegangan tangan sembari beristigfar dan mengucap syahadat berulang kali.

Sttttt brak

Tamat kematian mereka di depan mata mungkin?

Sampai di mana kapal jatuh aku dan azzam masih terus berpegang tangan, hingga mungkin raga ku dan dia melebur menjadi abu dia terus menggegam tangan ku.
_

"Di kabar kan pesawat xxx jatuh ke dalam hutan, dan semua penumpang di kabarkan meninggal dunia"

Sekarang dua keluarga itu sedang berduka, mereka tidak menyangka jika akhir nya maut yang bertindak, bukan kah kisah seperti ini sangat indah? Mereka tidak terlalu lama bergulat dengan dosa.

Di rumah umi dan abi semua santri melakukan solat ghoib untuk azzam dan obay, pasal nya setelah kapal itu jatuh ada yang memberi tahu bahwa anak mereka di kabarkan meninggal dunia dengan jasad yang tidak di temukan, mungkin sudah menjadi abu? Atau ikut hilang menjadi puing puing?

"Semoga Allah mengampuni dosa dosa kalian, semoga amal ibadah kalian di termia di sisi-Nya"

Begitu lah doa untuk kedua nya, umi tidak berhenti menangis begitu pun dengan keluarga obay, mamah nya lebih terpuruk mungkin hanya penyesalan yang tersisa jika tau akan begini akhir nya beliau tidak akan memaksa kan pernikahan untuk obay.

Tidak ada yang perlu di jelas kan lagi, pada akhir nya kisah mereka di tutup di sini, dengan kematian yang menjadi akhir dari segala nya.

Pecaya lah setiap kemtian bukan ending yang sedih atau buruk, bisa jadi itu kebaikan untuk ke dua nya maupun keluarga mereka juga.

Kisah mereka sesingkat itu.

Tamat.

PERTEMUAN KE 2 (Tamat)Where stories live. Discover now