Buruk

19 3 1
                                    


Setelah menutup gerbang auditorium Pras menuju keatas untuk melihat keadaan di sana. Dia mencari sosok gadis yang tadi dia mintai tolong,mengedarkan pandangannya dia kemudian menemukan gadis itu sedang berdiri di pagar pembatas auditorium.

"Alin,bagaimana keadaanmu dan juga orang-orang disini?apakah semuanya baik?"tanya Pras yang kini sudah berada di belakang alin ,sedangkan alin langsung menoleh karena sedikit terkejut mendengar seseorang tiba-tiba mengajaknya berbicara.

"umh..bapak mengagetkan saja,eh itu disini semuanya baik-baik saja pak. Saya sudah memberitahu pada mereka untuk tetap tenang dan tidak ribut, karena sepertinya makhluk dibawah sana tertarik pada suara-suara bising"

"huh,benarkah?" Pras dibuat penasaran akan perkataan alin dan mulai memperhatikan tingkah para makhluk aneh itu.benar saja makhluk2 itu saat ini sedang mengerumuni simbada aktif yang tengah berdengung karena mikrofonnya tergeletak didepan alat semacam sound system mini itu.

"Huaaaaaaaaa..." Terdengar teriakan dari arah kamar mandi,Pras segera berlari untuk memeriksa apa yang terjadi disana.

Pras terkejut, dia menemukan fakta bahwa salah satu karyawan yang berada dihadapannya saat ini tengah menggeliat seakan tubuhnya sedang kerasukan hingga membuat rekannya menjerit ketakutan. Tanpa pikir panjang dia langsung mengarahkan semua orang untuk memasuki ruang meeting yang ada di auditorium.

Jadi sedikit penjelasan bahwa ruang auditorium ini bisa dikatakan dibagi menjadi dua yaitu outdoor dan indoor dan diperkirakan luas keduanya sama. Karyawan lain berusaha menyelamatkan diri menuruti perintah Pras untuk memasuki ruang indoor auditorium.

Alin ikut membantu orang-orang hingga dia lupa akan keselamatan dirinya sendiri, itulah salah satu kelemahannya selalu mengutamakan kepentingan orang lain diatas kepentingannya hingga lupa bahwa dirinya sendiri juga terjebak dalam masalah. Tinggal tiga orang terakhir termasuk Alin yang akan memasuki ruangan itu, Alin berada didekat pintu sedangkan 2 orang lainnya berlari menuju dirinya hingga tiba-tiba karyawan yg tadi telah berubah menjadi monster itu menarik kaki orang yg alin kenal sebagai rekan satu teamnya bernama Dea.

"Dea ...Pak Pras tolooong" Alin panik hingga dia menangis melihat temannya yang ditarik oleh makhluk itu namun ia masih mempertahankan genggamannya pada tangan Dea.

Pras yang mendengar teriakan Alin menghampirinya "Alin lepaskan dia alin..kamu akan membahayakan dirimu sendiri jika begini" Pras memaksa alin melepaskan genggaman tangannya pada Dea

"maaf pak saya nggak bisa menuruti perintah bapak kali ini,dia teman saya pak hiks.." alin terisak.

"ALIN LEPASKAN DIA, APA KAMU TIDAK MELIHAT DIA SUDAH TERINFEKSI" Pras yang kehilangan kesabaran pun pada akhirnya membentak alin, Alin melihatnya. benar Dea sudah menjadi bagian dari makhluk itu tapi tatapan manusianya masih berharap diselamatkan. Alin tak mampu lebih lama lagi untuk melihat temannya itu, perlahan ia merenggangkan genggamannya pada Dea.

"cepat lepaskan Alin, cepat masuk sebelum dia benar-benar berubah" Pras menarik alin masuk,terdengar alin mengucapkan maaf pada Dea.

"Dea maafkan aku, aku bukan teman yang baik..hiks" alin menangis karena penyesalannya yang tak bisa menyelamatkan temannya.

"tenangkan dirimu Alin,ini bukan salahmu" Pras mencoba menenangkannya.

 "PERHATIAN SEMUANYA,KATAKAN PADAKU SEJUJURNYA SIAPA SAJA DIANTARA KALIAN YANG SUDAH MELAKUKAN VAKSIN" Semua orang seketika menaruh perhatian pada sosok Pras yang berdiri di dekat pintu.

"JUJURLAH,SEGERA ANGKAT TANGAN KALIAN YANG MERASA SUDAH DIVAKSIN" Tegas Pras sekali lagi pada orang-orang di sana.

satu orang pertama mengangkat tangannya,kemudian dua,tiga,empat hingga berhenti pada orang ke sepuluh yang mengangkat tangannya.

zombie in the companyWhere stories live. Discover now