Menembus Gelap Malam

5 3 0
                                    

Siluet ditengah kegelapan itu nampak mendekati Pras, lalu sebuah tangan dari siluet itu muncul mendekat kemudian menepuk bahu Pras.

"Andra?" Pras meraba tangan yang menepuk pundaknya itu.

"Iya Dit, ini aku Andra"

Dengan sebelah tangannya yang bebas, Pras menarik pelan lengan itu hingga membuat sang pemilik otomatis tertarik maju dan semakin dekat dihadapan Pras. Benar, itu adalah Andra teman seperjuangannya yang sama-sama diterima kerja disini.

"Andra ini beneran kamu kan"

Wanita lebih muda satu tahun di bawah Pras itu mengangguk. Pras melepaskan genggamannya pada alin laku menangkap kedua sisi kepala Andra, merabanya kemudian tangannya turun ke pundak Andra. Pras bernafas menghela nafas lega.

"Syukurlah kamu gak apa-apa" Pras tersenyum samar, begitu juga dengan Andra.

"Iya aku juga seneng dan gak nyangka bisa ketemu kamu disini, dan kamu masih selamat"

Alin berdiri linglung menatap kedua orang itu dengan pandangan samar karena gelap, ternyata yang menarik tangannya tadi adalah Bu Andra yang ia tau orang itu adalah junior supervisor produksi. Meski kini ada dua orang yang lebih dewasa darinya tapi itu tak mengurangi ketakutannya. Ia diam sama sekali tak bergerak karena takut, ia takut jika bergeser sedikit saja akan salah langkah dan membahayakan dirinya.

"Kamu kenapa bisa sampe sini dit?kamu gak kenapa-napa kan?" Tanya Andra khawatir pada rekannya itu.

"Aku gapapa, kamu sendiri gimana?kamu disini sendirian?" Pras bertanya kembali pada Andra.

"Aku juga gapapa, aku sendirian disini dari tadi sore. Aku.." Andra berujar lirih lalu menjeda ucapannya.

"Aku lepas tanggung jawab aku sebagai supervisor, aku kacau,Aku takut dan panik karena kondisi yang awalnya kondusif tiba-tiba gak karuan karna ada beberapa orang yang berubah dan menyerang semua orang. Akhirnya keadaan jadi kacau balau, aku udah gak mikirin lagi aku disini sebagai apa."

"Tenang An, itu wajar. Gak hanya kamu yang lepas tanggung jawab gitu aja, tapi aku juga. Itu manusiawi, kita juga manusia biasa. Kamu sekarang jangan khawatir, kita akan keluar dari sini sama-sama" tutur Pras pada Andra, mencoba menenangkan kekhawatiran temannya itu.

Berbicara tentang sama-sama, tiba-tiba Pras teringat pada alin. Ia meraba genggaman tangannya sendiri, dan yang ia rasakan hanya kosong.

"Alin?" Panggil Pras pelan tapi dengan nada panik.

"A apa pak?" Alin mencicit pelan, karena ia tak mau menimbulkan suara keras.

Pras mendesah lega, ternyata alin masih ada di sekitarnya.

"Dia siapa dit?aku tadi sengaja tarik tangan dia karna aku denger suara kamu pas dia ngomong"

"Dia anak teamku di team baru, dia gak sengaja kejebak sama aku.oh iya makasih ya An udah bawa kita kesini"

"Hm, sama-sama"

Suasana kemudian hening karena mereka bertiga diam.

"Jadi rencana kita sekarang apa?" Andra tiba-tiba saja bersuara memecah kegeningan.

"Kita bisa disini aja dulu gak?nunggu pagi Bu..biar terang, kalo gelap gini kita gak bisa liat apa-apa" alin memberi usul dengan ragu, takut sarannya itu tak disetujui oleh dua orang yang sedang bersamanya saat ini.

"Kamu bener lin,ini mungkin berbahaya, tapi semakin cepat kita keluar dari sini akan lebih baik. Kita akan lebih cepat dapat bantuan" Pras menyanggah pendapat alin.

"Aku setuju sama kamu dit" Andra menyetujui pendapat Pras.

'anjirlah..takut anjir ini gelap banget'alin hanya bisa mengumpat dalam hati. Ia sangat takut jika harus keluar dari sini malam ini.

zombie in the companyWhere stories live. Discover now