[05] Hujan

480 94 8
                                    

.

"Sepertinya hari ini bakal turun hujan"

Seekor bebek dengan payung kuning ditangannya terlihat keluar dari dalam asrama menyusul teman-temannya diluar.

"Hujan? Tapi langit hari ini terlihat cukup cerah kok" Yujin menyahut tak yakin.

"Kata peramal cuaca di tv tadi, mereka bilang hujan bakal turun, kemungkinan sampai malam"

"Eh? Benarkah? Wah kurasa aku harus menyiapkan jas hujanku!"

Yujin bergegas kembali masuk kedalam asrama sementara teman-temannya yang lain ikut mengekor dibelakang gadis itu.

"Yuri tak menyiapkan payung?" Tanya Yena mendekati Yuri yang terlihat asik mengunyah sebungkus jeli ditangannya.

Yuri menggeleng.

"Kenapa?"

"Nanti aku pinjam punya orang saja"

"Kalau tak ada yang mau meminjamkan Yuri payung bagaimana? Nanti Yuri bisa kehujanan. Kalau Yuri kehujanan, Yuri bakal sa—"

"Astaga, kau ini cerewet sekali sih" Yuri memutar bola matanya.

"Yena tidak cerewet, Yena cuma mengkhawatirkan Yuri" kata Yena dengan bibir cemberut.

"Hei, dengar, aku punya cukup banyak teman yang bisa kupinjami payung, jadi tak perlu khawatir berlebihan seperti itu, okay?"

Yena mengangguk meski tak begitu yakin.

"Yuri bakal pulang malam lagi?" Tanya Yena penasaran mengingat beberapa hari belakangan ini, Yuri yang notabenenya seorang trainee cukup sibuk melakukan latihan di agensi tempatnya bernaung.

"Hum" Yuri mengangguk. "Aku harus rajin latihan agar setidaknya agensi secepatnya mendebutkanku"

"Ah.." Yena mengangguk-angguk.

"Nanti biar Yena menjemput Yuri, ya.."

"Menjemputku? Tak usah, aku bisa pulang sendiri"

"Tapi hari ini bakal turun hujan dan Yuri tak membawa payung"

"Sudah kubilang aku bisa meminjam punya temanku, Yena.."

"Jika tak ada yang meminjamkan Yuri payung, Yuri hubungi Yena saja, nanti Yena akan datang menjemput Yuri" kata Yena bersikukuh.

"Hhh, terserahlah" Yuri yang malas melanjutkan mengunyah jelinya. "Kau cerewet sekali ya, bebek"

"Bebek?"

"Ya, kau seperti bebek. Cerewet, berisik, bahkan bibirmu pun terlihat seperti itu"

"Benarkah?" Yena terlihat menyentuh bibir tebalnya sendiri.

"Tapi itu imut, kan?" Katanya lagi sambil tersenyum lebar.

Yuri tak menghiraukan Yena, gadis itu sibuk mengunyah jeli dan mengalihkan pandangannya kearah seorang pria berjaket hitam bermotor yang saat ini berhenti tak jauh dari pagar asrama, memperhatikan keduanya.

"Siapa itu?" Tanya Yuri dengan alis berkerut.

"Huh? Siapa?" Yena yang penasaran juga ikut menoleh, mengikuti arah pandang gadis itu.

"Orang itu, seperti memperhatikan kita.." tunjuk Yuri dengan jarinya.

"Eh? Benarkah?" Yena menyipitkan matanya sedikit, memperjelas penglihatannya kearah si pria berjaket yang kini terlihat mulai beranjak pergi dengan motornya.

"Dia memperhatikan kita?" Tanya Yena lagi memastikan setelah pria itu berlalu pergi.

"Kurasa aku salah lihat. Siapa tahu itu cuma seseorang yang kebetulan lewat, yakan?" jelas Yuri mencoba mengabaikan kecurigaannya.



The Girl In The Luggage (GxG) [END]Where stories live. Discover now