[11] Where'd You Go?

247 57 10
                                    

.

Itu adalah hari yang menyedihkan.

Beberapa hari telah berlalu sejak hilangnya Yena karena kecelakaan aneh itu membuat keadaan asrama menjadi suram. Anak-anak asrama jadi tak begitu banyak berbicara, salah satunya ialah Jo Yuri yang saat ini terlihat masih berbaring meringkuk di tempat tidurnya, enggan untuk bangun meski hari sudah tak lagi pagi.

"Yuri, ayo bangun"

Chaeyeon dengan perhatian menepuk-nepuk bahu gadis itu, memintanya untuk segera beranjak dari tempat tidurnya.

Yuri tampak menggeliat sedikit, bukan berniat untuk bangun, tetapi hanya untuk mengeratkan selimut yang membungkus tubuh mungilnya itu.

"Aku ingin tidur lagi, sebentar saja" katanya dengan suara serak.

"Ini sudah siang Yuri, ayo bangunlah. Kau belum makan sejak tadi"

"Nanti akan ku lakukan, unnie. Bisa tolong tinggalkan aku sebentar?" pinta Yuri yang kini bergerak memeluk boneka alpakanya.

"Baiklah, tapi ingat kau harus makan, oke?" ujar Chaeyeon yang diangguki pelan oleh gadis yang tak lagi memiliki semangat itu.




"Bagaimana keadaan Yuri?" tanya Sakura yang khawatir menemui Chaeyeon yang baru saja keluar dari dalam kamar Yenyul.

"Masih sama. Dia masih enggan bangun dari tidurnya" kata Chaeyeon menghela nafas pelan.

"Apa dia sakit?"

"Kupikir tidak, suhu tubuhnya masih normal, kok"

Sakura mengangguk-angguk, sedikit lega.

"Anak-anak sepertinya benar-benar terpuruk karena Yena.."

"Benar, kau tahu kan, Yena mudah akrab dengan siapapun"

"Tapi aku masih tidak menyangka Yuri bakal seterpuruk itu. Maksudku, kau tahu kan, Yuri bahkan tak menyukai Yena. Memikirkan keduanya berteman akrab saja aku tak kepikiran.." kata Sakura mengingat beberapa perlakuan cuek Yuri pada Yena yang selalu mengejarnya.

"Sudahlah, hati seseorang tidak ada yang tahu, kan?"

"Benar."

"Aku akan menyiapkan makan untuk anak-anak. Kau, tolong bujuk Yujin untuk segera bangun. Aku tak tega melihatnya terus mengurung diri didalam kamar seharian."

"Ah, baiklah," kata Sakura yang kemudian beranjak pergi, memasuki kamar Yujin dan Wonyoung yang tak terkunci.





Masih didalam kamarnya sendirian, Yuri perlahan mulai terbangun setelah beberapa menit lamanya ia tertidur. Ia merenggangkan tubuhnya yang pegal sejenak akibat terlalu banyak berbaring. Kepalanya pusing, matanya sembab, tenggorokannya sakit, semangatnya pun telah hilang entah kemana. Yuri tak pernah merasa serapuh ini selama hidupnya hanya karena seseorang. Apalagi seseorang itu adalah Yena, si gadis aneh nan nyebelin yang sejak dulu ingin ia hindari itu.

Ia tak menyukai Yena, tapi mengapa ia menangis semalaman karena kepergiannya?

Yuri bingung. Ia juga tak tahu persis bagaimana perasaannya saat ini.

'Tolong rawat Yulpaca dengan baik. Itu hadiah Yena untuk Yuri'

Yuri menatap pada seonggok boneka alpaka yang tergeletak di tepi tempat tidurnya. Boneka yang beberapa hari ini selalu ia peluk dikala tidurnya.

Gadis itu menghela nafas pelan. Ia mengedarkan pandangannya pada dinding kamar yang cukup banyak terdapat kertas-kertas bergambar buatan Yena. Gambar yang menurutnya persis seperti coretan anak sekolah dasar yang baru belajar menggambar.

The Girl In The Luggage (GxG) [END]Where stories live. Discover now