[S1] Chapter 64. Kebahagiaan?

17 2 0
                                    

Rahma sudah tak ingin mau melihat hal ini lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rahma sudah tak ingin mau melihat hal ini lagi. Ia berteriak minta tolong namun Nino justru mendekatinya lalu menamparnya. Seketika itu juga teman-teman Nino berhenti memukuli Farhan. Mereka tak sangka bahwa Nino akan menampar Rahma. Begitu juga dengan Farhan. Ia baru tau kalo dendam Nino padanya teramat besar "sorry Ra, aku...."

Rahma kini tak bisa menahan tangisnya lagi "udah cukup. Kamu udah keterlaluan No. Puas kamu tampar aku? Puas kamu buat Farhan babak belur seperti itu"

Bukannya meminta maaf, Nino justru kini malah merasa tak menyesal sama sekali. Apalagi saat menampar Rahma "terserah kamu Ra. Kamu udah berubah. Kita bukan di pihak yang sama lagi" Farhan menuju ke arah Farhan yang sudah tak berdaya lagi. Ia mengambil satu bangku lalu memukul Farhan dengan benda itu.

"Nino cukup, berhenti, tolong......" Rahma tak henti hentinya berteriak minta tolong. Meskipun belum tau apakah ada yang datang. Suaranya pun tak mungkin terdengar karena jarak antara sekolah dan gedung ini cukup jauh. Ia hanya bisa menangis melihat Farhan diserang habis habisan dan sudah tak berdaya lagi.

Suara tembakan terdengar dari luar, ternyata sebelum datang kesini, Farhan sudah melaporkan pada polisi, ia juga sudah memberitahu yang lainya mengenai semua ini. Sontak Nino dan teman-temannya pun bingung. Mereka pasrah, pasti setelah ini mereka juga akan berada di penjara. Jadi mereka akan puas puas memukuli Farhan sebelum mereka ditangkap polisi. Rahma berkali-kali memperingatkan Nino untuk menghentikan semua ini "No, cukup. Kamu harus segera pergi dari sini. Polisi itu akan menangkap kalian...."

Nino berhenti lalu mendekat ke arah Rahma, sementara yang lainnya tetap memukuli Farhan "apa kamu bilang. Kenapa kamu masih peduli. Si perundung itu" Nino menunjuk pada Farhan "dia sudah berani membawa polisi ke sini. Kamu tau dia harus bagaimana, dia harus mati!" Nino kembali mengambil sebuah bangku, yang niatnya akan ia pukulkan ke kepala Farhan. Namun usahanya tak berhasil ketika polisi sudah masuk dan mengepung ruangan itu. Satu persatu dari mereka, termasuk Nino juga, sudah dibawa oleh polisi. Sementara Genk Prima lainnya menolong Farhan dan Rahma.

Farhan yang saat itu sudah tak sadarkan diri, langsung dilarikan ke rumah sakit. Rahma hendak ikut, namun tidak di perbolehkan oleh Fahmi "Rahma, lebih baik aku antar kamu pulang. Kamu gaada yang luka kan?"

Rahma menggeleng, ia paham situasi itu tidak tepat. Karena Bu Risa sendiri pasti tidak suka jika ada Rahma juga disana. Akhirnya Fahmi mengantarkan Rahma pulang kerumahnya.

Farhan terbaring di rumah sakit, lukanya cukup parah. Bu Risa terlihat tengah duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Ia sendirian, sementara Genk Prima lainnya di luar.

Fahmi masih dirumah Rahma, menceritakan kejadian itu karena Bu Mira bersikeras ingin tau yang sebenarnya. Jelas saja ia marah. Meskipun tau Farhan telah menolong Rahma, namun Bu Mira masih saja benci padanya "tapi tetap saja, jika Farhan dan saudara kamu yang lain tidak membully, pasti kejadian ini tidak akan menimpa Rahma" Bu Mira kemudian menoleh pada Rahma "kamu juga, sudah berkali-kali mamah bilang, jangan pernah dekat dengan Farhan. Kamu masih ingat terakhir kali orang kaya sombong itu datang kemari kan?"

Primadona Where stories live. Discover now