[S2] Chapter 80. Berita

10 3 0
                                    

I want to see your happy face again

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

I want to see your happy face again

Perkataan itu selalu terbayang di kepalanya. Meskipun awalnya ia ingin menghapus perasaan itu pada Rahma, namun hak itu tak jadi ia lakukan saat tau Rahma kembali ke Jakarta. Kebahagiannya seolah kembali kala Rahma kini berada dekat dengannya.

Brak.... Seseorang memukul pelan meja kerja Farhan "Rahma udah pulang ya?"

"Ngapain lo nanya dia" tatapan tajam itu sempat membuat Fathur ketakutan. Namun hal itu juga membuat Fathur tertawa.

"Kenapa lo ketawa?"

"Udah deh, lo gausah kebanyakan drama. Gue cuma nanya dia doang, bukan mau nikung lo" Fathur memperhatikan Farhan yang tengah duduk di meja kerjanya. Benar yang ia kira, Farhan lagi dan lagi hendak lembur. Semua karyawan sudah pulang satu jam yang lalu, namun Farhan masih saja sibuk di depan komputer.

Farhan baru 4 hari bekerja di restauran itu. Sudah tentu ia tak ingin menyia-nyiakan hal emas seperti ini. Apalagi ini adalah restauran milik saudaranya. Fathur sendiri pun juga tau tentang perasaan tak enak uang Farhan rasakan. Meskipun sudah berulangkali memberitahu, Farhan tetap kekeuh ingin diperlakukan layaknya karyawan pada umumnya. Ia tak ingin diperlakukan spesial disini.

"Udah berkali-kali gue bilang, lo jangan lembur. Kesehatan lo juga harus dipikirin. Nanti kalo sakit gimana. Nyokap pasti bakal khawatir banget. Emangnya lo ga sedih, lihat dia murung terus...."

"Fathur, lo ga perlu khawatir berlebihan. Gue, nyokap, kami fine fine aja kok. Ga ada salahnya kan, kalo totalitas pada pekerjaan" ucapnya yang berdiri menepuk pelan pundak Fathur.

"Gue gamau lihat keluarga gue sedih terus-menerus" Fathur menoleh kearah dimana Farhan melepaskan tangan dipundaknya, lalu beralih menatap wajah saudaranya "hari ini juga gue harus pulang ke Semarang. Ada bisnis baru pakde yang harus gue urus. Anyway, lo mau kan sementara jadi direktur restauran ini?"

"Gue?" Ucap Farhan menunjuk dirinya sendiri.

"Iyalah, mau siapa lagi. Gue percaya kok, dan gue juga yakin kalo lo bisa" Fathur memeluk tubuh saudaranya itu "and ya, gue mau hubungan lo sama Rahma diperjelas lagi"

________

"Assalamu'alaikum. Mamah, Ana, aku pulang" ucap Rahma sembari membawa sebungkus martabak manis. Ia hanya melihat ibunya yang tengah sibuk menata pesanan kue. Kalau begitu, kemana perginya Ana.

Rahma duduk tepat di samping ibunya, dengan niat untuk membantu. Namun Mira sendiri menolaknya. Ia pun tau putrinya ini lelah seusai bekerja. Jelas saja ia tak mau jika dia kelelahan bahkan sampai drop "insyaallah, ini mamah bisa sendiri. Kamu kan habis pulang kerja, lebih baik kamu istirahat. Mamah udah masak, kamu buruan makan ya"

"Iya, mamah ga perlu khawatir berlebihan. Rahma baik-baik aja kok. Oh iya, Ana mana"

"Itu ada dikamar, gatau ngapain"

"Waduh, dia minta diberi kata-kata mutiara nih mah. Bukannya bantu malah ngeleng di kamar. Kalo gitu Rahma ke kamar Ana dulu mah. Fighting"

"Gomawo imnida"

Wah wah, ternyata Bu Mira ngerti bahasa seperti itu ya. Siapa lagi yang mengajari jika bukan Ana. Bocah SMA kelas 1 yang merupakan penggemar drakor.

"Ana" Rahma berlari dan membanting dirinya di kasur adiknya itu. Ia langsung merebut handphone yang sedari tadi dimainkan oleh Ana "kepo deh, kira-kira apa sih yang dilihat adikku ini, sampai-sampai ga bantu ibunya sama sekali" terkejut, Rahma menutup mulut dengan satu tangannya. Bagaimana tidak, adiknya itu melihat berita yang baru saja viral. Siapa lagi jika bukan tentang perusahaan yang bangkrut, serta diambil alih oleh perusahaan yang lain.

 Siapa lagi jika bukan tentang perusahaan yang bangkrut, serta diambil alih oleh perusahaan yang lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gausah kaget berlebihan gitu. Oh iya, btw SMA Garuda dulunya kan di setir sama orangtua Primadona, jadi Setelah perusahaan mereka bangkrut, otomatis SMA Garuda udah bukan hak mereka lagi. Kabarnya, sistem disana juga segera diganti"

"Prakasa Champ mengambil alih Wiratama Company" Rahma terlihat sangat fokus melihat berita itu "berarti Wiratama Company ga sepenuhnya bangkrut, jadi intinya ini cuma ganti kepemilikan. Kayaknya ada yang ga beres deh...."

"Ga beres apanya. Kayak ngerti aja soal urusan begitu"

"Aneh aja Ana. Berdasarkan pelajaran yang aku pelajari sewaktu SMA, kalo ada perusahaan yang mau bangkrut itu biasanya bekerja sama dengan perusahaan lain. Meskipun ada minus nya, mungkin cuma karena bagi hasil, ga sampai bangkrut begini"

"Haduh, kalo sampai mamah tau kakak ngurusin hal ini, pasti dia marah besar"

"Haduh, kalo misalkan mamah tau kamu sibuk main handphone dikamar, dia pasti juga bakal marah besar"

"Jangan melempar perkataan gitu dong"

"Suka-suka aku lah. Btw, gimana nih yang udah belajar giat banget belakangan tahun ini. Jadi nggak, masuk ke SMA swasta elit itu?"

"Nggak deh, ganti kepemilikan. Pasti sistemnya ga jelas"

Primadona Where stories live. Discover now