QnA / ToD

331 26 34
                                    

"Kau yakin kau baik-baik saja?" (Y/n) bertanya kepada perempuan bersurai biru tua di sebelahnya. Mereka saat ini sedang dalam perjalanan ke ruangan wawancara.

Maina sedikit menguap. "Y-ya... Jangan khawatir..."

"Jangan bilang kamu begadang lagi untuk membuat buku baru?" (Y/n) menyilangkan tangan di depan dadanya. Maina hanya menundukkan kepalanya membuat (y/n) menghela nafas. "Sudah ku duga. Seharusnya kau beristirahat terlebih dahulu kau tau. Jangan memaksakan dirimu."

"Aku hanya tidak ingin para pembaca menunggu terlalu lama." Maina merengek saat butiran air mata keluar dari matanya.

"Aku yakin mereka tidak sejahat itu, kecuali mereka monster yang bisa membunuhmu." (Y/n) segera menyesali kalimatnya saat melihat Maina menyandarkan dahinya di dinding dengan aura suram di sekitarnya. "O-oi... Bukan berarti mereka beneran monster. Pokoknya beristirahat lah dulu selama seminggu atau lebih untuk memulihkan pikiranmu."

"Baiklah jika itu yang kau ingin kan, (y/n)-chan." Maina menghela nafas saat (y/n) membantunya memasuki ruangan. Mata mereka membelalak saat mereka melihat kekacauan di dalam ruangan... Sangat...

"HINOTO KEMBALI KESINI!!!"

"Berhenti berlari kalian berdua!"

"KYAAAA AKIRA TOLONG AKU!!!"

"Bi-bisakah kalian tenang?"

"K-karma-kun! Lepaskan aku!"

"Terlalu... Berisik... Ingin tidur..."

"(Y/n)-chan..." Maina bergumam mulai mengalami serangan panik lagi.

"Aku akan mengurus ini." Mata (e/c)-nya berkedut karena kesal melihat tingkah laku suaminya. "OI KALIAN!"

12 lelaki dalam ruangan segera berhenti dan menatap perempuan yang mengeluarkan aura yang mengerikan. "Aku meminta kalian membersihkan ruangan ini dalam waktu 10 menit, atau aku akan menceraikan kalian semua."

Semuanya segera membersihkan secepat mungkin, karena tidak mungkin mereka ingin kehilangan (y/n) mereka. Itu adalah mimpi buruk seumur hidup. Maina menatap dari pinggir ruangan dengan keringat menetes dari dahinya.

Sepuluh menit kemudian ruangan itu telah bersih dan rapih kembali. (Y/n) dan Maina duduk di sofa, dengan santai meminum teh mereka. Sedangkan para lelaki, mereka berusaha mengatur nafas di sofa. Bahkan Hinoto dan Itona hampir pingsan.

"Hah~ begini lebih baik." Maina berkata saat (y/n) bersenandung setuju.

"Sekarang mau menceritakan apa yang terjadi tadi?" (Y/n) bertanya.

"Em..." Nagisa menatap rekannya saat mereka Mengangguk ke arahnya. "Begini ceritanya."

~Beberapa menit setelah menjelaskan~

"Seriusan? Kalian bertarung hanya karena masalah sepele?" (Y/n) mencubit batang hidungnya.

Maina hanya tersenyum gugup. "Y-ya... Sudahlah, tidak apa-apa (y/n)-chan... Lagi pula bukannya kita ingin mengadakan QnA/ToD dari para reader kita bersama?"

"Ya... Tapi aku cukup kecewa kepada mereka..." (Y/n) menggelengkan kepalanya dengan tidak setuju.

"Kenapa?" Maina bertanya.

"Tau kah kau kalau mereka bahkan tidak memperhatikan mu? Mereka hanya ingin membaca tapi tidak memperhatikan perasaan seorang penulis dan aku membenci hal itu." (Y/n) menjelaskan.

"M-mungkin mereka tidak ada sesuatu yang ingin di tanyakan." Maina tersenyum gugup.

"Tetap saja mereka seharusnya lebih memperhatikan perasaanmu. Inilah kenapa aku tidak ingin kau terlalu baik, Maina-chan. Kebaikanmu akan selalu di manfaatkan. Jadi mulai sekarang berhentilah menjadi sosok yang ramah dan rendah hati." (Y/n) berkata.

Assassin Singer [Assassination Classroom x Reader]Där berättelser lever. Upptäck nu