02. Hari yang Biasa

662 97 20
                                    

Keesokan harinya, Lu Guang pergi ke sekolah dengan biasa, tidak memiliki penampilan yang mencolok, namun setiap kali dia melangkah selalu ada berpasang-pasang mata yang menatapnya.

Lu Guang hanya berpura-pura tidak menyadari bahwa ditatap dan bersikap seperti biasa.

"Lu Guang!" sebuah suara memanggilnya.

Lu Guang menatap orang yang memanggilnya, itu adalah Lin Zhen, kekasih dari Yu Xia, sepupu jauhnya. Lin Zhen terkenal karena kepintaran dan kecantikannya. Fakta bahwa dia adalah kekasih seorang perwakilan SMA mereka dalam sebuah olimpiade MIPA tingkat nasional juga membuatnya semakin terkenal di kalangan siswa-siswi.

Lu Guang merespon dengan datar, "Lin Zhen ternyata, ada apa?"

Lin Zhen menjawab sambil tersenyum tipis, "Kamu tahu tidak, kamu menjadi trending topic di forum sekolah karena kejadian di kafetaria kemarin!"

Lu Guang terdiam sesaat, mengingat kembali kejadian di kafetaria. Setelah beberapa saat, Lu Guang bergumam, "Ah, yang itu."

Semangat Lin Zhen terasa tersedot habis mendengar reaksi Lu Guang yang biasa saja. Dia menghela nafas, "Ayolah, kenapa kamu selalu datar. Setidaknya bereaksilah seperti orang lain ketika mereka salah tingkah."

Lu Guang menatap Lin Zhen datar, "Bermimpilah," kemudian berjalan menuju kelasnya, menghiraukan pandangan orang-orang.

Sesampainya di kelas, Lu Guang langsung duduk di mejanya dan mulai membaca buku yang bertuliskan 'Omniscient Reader Viewpoint' di sampulnya. Cheng Xiaoshi berada di pojok kelas, asyik mengobrol dengan Qiao Ling. Mereka duduk di meja teman baru Cheng Xiaoshi, Emma.

"Hah?! Kamu serius?!"

Teriakan Qiao Ling menarik atensi orang-orang yang ada di kelas itu. Qiao Ling sontak menyatukan kedua tangannya kemudian berkata, "Maafkan aku! Aku tidak sengaja berteriak tadi," kemudian kembali mengobrol dengan Cheng Xiaoshi.

Lu Guang juga sedikit terkejut mendengar teriakan Qiao Ling, namun itu hanya sesaat sebelum dia kembali membaca novelnya.

Triing

Bel berbunyi tanda pelajaran dimulai. Qiao Ling turun dari mejanya dan diikuti oleh Cheng Xiaoshi. Qiao Ling pergi ke luar kelas sambil melambaikan tangannya pada Cheng Xiaoshi. Cheng Xiaoshi kembali ke mejanya. Sesudah duduk, dia melirik ke arah buku yang dipegang Lu Guang. Dia tersentak kemudian bertanya, "Kamu juga baca novel ini?"

Mendengar pertanyaan itu, Lu Guang menoleh ke arah Cheng Xiaoshi dan menjawab, "Ah, iya. Kenapa memangnya?"

"Tentu saja karena aku juga baca! Novel ini adalah novel terbaik yang pernah kubaca seumur hidupku."

Lu Guang terdiam sejenak, kemudian membalas, "Menurutku ini biasa saja. Alur ceritanya memang menarik, tetapi aku belum menemukan hal menarik dari novel ini."

Cheng Xiaoshi menggelengkan kepalanya, "Tidak tidak. Kamu salah besar karena mengatakan hal itu. Aku juga sebelumnya mengatakan hal itu saat baru berada di awal-awal novel, tetapi ternyata aku salah besar. Semakin lama, alur cerita novel ini semakin bagus dan bertambah bagus! Kamu tidak boleh berhenti membacanya atau kamu akan menyesal!"

Lu Guang menatap novelnya, "Yah, baiklah."

Cheng Xiaoshi bertanya lagi, "Oh iya, kamu baca manhwanya?"

Lu Guang, "Ya. Manhwa itulah yang membuatku mengenal novel ini."

"Berarti kita sama! Aku bertanya-tanya, apa ini takdir?" ucap Cheng Xiaoshi yang diikuti gumaman.

Lu Guang mendengarnya. "Kenapa kamu berpikir demikian?" tanyanya.

Cheng Xiaoshi menjawab, "Tentu saja karena kita kebetulan bisa membaca novel dan manhwa yang sama! Aku juga dengar dari Qiao Ling bahwa kamu tertarik dengan dunia photography. Ah iya, kamu mau aku mengajarimu dasar-dasar photography? Asal kamu tahu ya, aku mendapatkan banyak sekali penghargaan jadi aku sudah bisa dibilang seorang professional."

Lu Guang bergumam, "Dasar Xu Shanshan. Untuk apa kamu memberitahu Qiao Ling yang jelas-jelas seorang penyebar gosip." Setelah bergumam, dia menjawab, "Tidak, terima kasih."

Cheng Xiaoshi menghela nafas, "Ayo-"

Belum selesai berbicara, dia langsung berhenti karena melihat guru yang masuk ke kelas. Dia langsung mengambil bukunya dan mulai memperhatikan guru yang menjelaskan di depan kelas.

Triing

Bel berbunyi menandakan pergantian pelajaran. Guru yang mengajar menyudahi penjelasannya. Sebelum pergi, sang guru berseru, "Karena sebentar lagi saya akan pergi dinas untuk beberapa hari, untuk pertemuan kedua dan ketiga dalam minggu ini, kalian kerjakan latihan soal halaman 97, 99, 102, dan 105. Kumpulkan ke meja saya sebelum saya kembali."

Yang lain hanya menjawab pasrah, "Baiklah, Pak."

Setelah itu sang guru meninggalkan kelas.

Cheng Xiaoshi meregangkan tubuhnya sambil mengeluh, "Ah, tugasnya banyak sekali. Satu halaman saja ada 20 soal, bagaimana dengan 4 halaman? Bisa-bisa aku pingsan duluan. Apa para guru selalu dirasuki setan penyiksa sebelum mereka pergi dinas? Sepertinya iya."

'Sepertinya Cheng Xiaoshi mendadak gila jika diberi tugas banyak,' pikir Lu Guang.

'Pelajaran selanjutnya, bahasa Inggris. Hah... Aku benci pelajaran bahasa Inggris.'

Setelah melihat pelajaran selanjutnya, Cheng Xiaoshi merasa semangatnya tersedot hingga habis. Dia sangat membenci pelajaran bahasa Inggris.

Beberapa saat berlalu, guru pelajaran bahasa Inggris datang dan pelajaran pun di mulai.

Triing

Bel berbunyi menandakan jam istirahat. Guru yang sedang mengajar menghentikan pengajarannya dan memberi pekerjaan rumah lalu pergi ke luar kelas.

Cheng Xiaoshi mengeluh lagi, "Kenapa harus ada pekerjaan rumah? Aku benci pekerjaan rumah. Ahh aku benci pekerjaan rumah!"

Lu Guang yang melihatnya memandang Cheng Xiaoshi dengan pandangan kasihan.

'Pekerjaan rumahnya lebih sedikit dari biasanya, hanya 5 halaman, mengapa dia mengeluh?' pikir Lu Guang.

Cheng Xiaoshi bertanya dengan nada lesu kepada Lu Guang, "Hei, selanjutnya pelajaran apa?"

Lu Guang menghela nafas, "Hah... Ini jam istirahat, bukan pelajaram, bodoh."

Mendengarnya, Cheng Xiaoshi langsung bersemangat kembali, dka berdiri dan mengajak Lu Guang ke kafetaria bersamanya.

"Tidak mau."

"Ayolah."

"Tidak."

Qiao Ling yang kebetulan lewat pintu masuk kelas mereka dan menyaksikan perdebatan dua insan itu menghela nafas. Dia berseru, "Hoi, Cheng Xiaoshi! Jangan memaksanya! Ayo sini dengan kami!"

Cheng Xiaoshi menatap Qiao Ling dan balas berseru, "Baiklah! Tunggu aku" lalu berlari menuju ke arah Qiao Ling.

Saat Cheng Xiaoshi sudah berada di pintu masuk kelas, Qiao Ling memukul bahu Cheng Xiaoshi dengan keras. Cheng Xiaoshi hanya tertawa sambil mengelus-elus bagian tubuhnya yang dipukul Qiao Ling tadi, kemudian mereka pergi ke arah kafétaria bersama.

Lu Guang yang tidak sengaja melihatnya bertanya-tanya, 'Sebenarnya hubungan mereka apa? Bagaimana bisa mereka sedekat itu padahal Cheng Xiaoshi baru pindah kemarin?'

961 words

Note:
Kejadian di ch sebelumnya itu mereka berdua (cxs n lg) anggap gapernah terjadi. Lama-lama kejadiannya dilupain juga, jadi authornya ga minat buat ngebikin kejadian di ch sebelumnya jadi konflik besar. Yang di awal-awal itu cuman buat pengenalan tentang Lin Zhen dan Yu Xia.

12/13/2021

Shiguang Dailiren Fanfict (Cheng Xiaoshi x Lu Guang) ✅Where stories live. Discover now