MAS ANGGA 12

2.5K 120 0
                                    

“Assalamualaikum,” ucap Faza saat baru saja memasuki pintu apartemen

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

“Assalamualaikum,” ucap Faza saat baru saja memasuki pintu apartemen.

“Waalaikumsalam.” Suara itu membuat Faza lantas menatap ke depan karena sebelumnya dirinya sibuk melepaskan sepatunya dan hendak meletakkannya di rak sepatu dekat pintu.

Kedua matanya membulat sempurna saat melihat keberadaan laki-laki yang saat ini tengah duduk di atas lantai berlapis karpet bulu di depan sofa. Tama duduk dengan laptop miliknya yang berada di atas meja di hadapannya.

Laki-laki itu memang tidak menoleh padanya, tapi Faza cukup dibuat terkejut akan keberadaannya di sana. Untuk pertama kalinya ia melihat Tama berada di luar kamar selain untuk makan dan juga ke kamar mandi. Dan itu tentu membuatnya sangat terkejut.

Setelah meletakkan sepatunya pada rak sepatu, gadis itu lantas berjalan menuju ke dapur. Tenggorokannya terasa kering sehingga ia memutuskan untuk meminum air putih. Ekor matanya melirik jam yang menggantung di dinding dekat kamar mandi. Pukul lima kurang sepuluh menit.

Dirinya memang sempat mampir ke kafe dulu bersama Tina tadi. Bukan untuk nongkrong sebenarnya, mereka hanya mencari wifi gratis untuk mengerjakan tugas kelompok mereka berdua. Jadilah dirinya pulang lebih lambat hari ini.

Setelahnya Faza memasuki kamarnya kemudian baru mandi. Menghiraukan Tama yang masih duduk menekuri laptopnya, entah mengerjakan apa di depan sofa. Gadis itu selesai hampir bersamaan dengan suara azan maghrib dari masjid besar di dekat apartemen. Untuk itu ia memutuskan untuk sekalian menunaikan shalat maghrib.

Selesai maghrib, Faza keluar kamarnya dan hendak menuju dapur. Namun, gadis itu tak melihat Tama yang tadi duduk di depan sofa. Hanya ada laptop serta beberapa kertas di atas meja. Mungkin laki-laki itu sedang shalat, pikirnya sebelum melangkah menuju dapur.

Saat tengah memeriksa bahan-bahan di kulkas, telinganya mendengar suara pintu yang tertutup. Kepalanya sontak menoleh dan melihat Tama yang baru saja keluar kamarnya. Laki-laki itu masih mengenakan sarung berwarna hitam saat keluar dari kamar. Untuk beberapa saat Faza terpaku pada sosok yang kini telah kembali duduk itu.

Namun, beberapa saat kemudian ia menggelengkan kepalanya. Menyadarkan dirinya untuk tidak berlarut dalam pesona Tama, meskipun laki-laki itu adalah suaminya sendiri. Beberapa saat menatap isi kulkas dan malah mendapati kebingungan, akhirnya Faza memilih untuk berjalan mendekati Tama yang kembali fokus pada laptopnya.

“M-mas, mau dimasakin apa?” Faza yang berdiri di belakang sofa menatap Tama yang masih fokus.

Namun saat laki-laki itu menoleh ke belakang, buru-buru dirinya menundukkan kepalanya untuk menghindari kontak mata dengan laki-laki itu.

“Saya pengen sop ayam. Bahannya masih ada?” Faza menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Dan saat ia mengangkat pandangannya untuk menatap Tama, laki-laki itu telah kembali fokus ke depan. Tama menoleh ke belakang hanya untuk menjawab pertanyaannya saja. Jadi setelah mendapatkan jawaban laki-laki itu, Faza segera kembali ke dapur untuk membuat makanan yang diinginkan Tama.

Mas Angga✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora