MAS ANGGA 26

2K 97 0
                                    

Hari Sabtu pukul empat lewat lima menit Faza sudah siap dengan penampilannya

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Hari Sabtu pukul empat lewat lima menit Faza sudah siap dengan penampilannya. Gadis itu tengah berada di dalam bus untuk menuju ke sekolahnya. Hari ini puncak acara ulang tahun sekolahnya akan digelar. Pentas seni yang akan menampilkan beberapa siswa berbakat dan juga artis yang kata Lani tengah booming di dunia entertainment.

Faza sendiri menghadiri acara tersebut hanya untuk memenuhi janjinya pada Tina dan Sera jika mereka ingin menonton pertunjukan teman satu kelas mereka yang akan bernyanyi nanti. Kalau kata Tina, sekalian malam mingguan daripada bosan di rumah. Maka dari itu Faza memutuskan untuk datang, meski sebenarnya dirinya sangat malas jika berada di tempat yang ramai dan pasti akan berdesakan dengan siswa lain nantinya.

Bus berhenti di halte yang berada tak jauh dari gerbang sekolah. Ia langsung memasuki area sekolah yang tampak ramai oleh para siswa yang datang bersama teman-teman mereka. Faza langsung menuju ke lapangan tempat berdirinya panggung karena tadi Tina mengirimkan pesan jika temannya itu telah berada di sana.

Ramai. Kata itu yang mewakili suasana lapangan saat ini. Di depan panggung yang cukup besar itu kini dipadati oleh para siswa yang didominasi oleh perempuan yang asyik meneriakkan nama salah seorang penyanyi yang akan ditampilkan nanti, lebih mirip seperti penonton konser sebenarnya. Beberapa orang dengan korsa abu-abu OSIS tampak berlalu-lalang di sekitar lapangan. Saling berkoordinasi satu sama lain dengan menggunakan handy talky di tangan mereka demi kelancaran acara.

“Sabar ya teman-teman, penyanyi idola kalian tadi bakal tampil lagi kok nanti. Sekarang kita nikmati dulu pertunjukan dari kelas sepuluh IPS 4.” Suara dari pembawa acara di atas panggung membuat beberapa orang bersorak kecewa.

“Faza!” Saat tengah sibuk melihat pembawa acara yang tertawa di atas panggung, sebuah suara yang memanggilnya membuat gadis itu menoleh.

Dari arah kiri tempatnya berdiri, Tina berlari bersama Lani dan langsung berhenti di dekatnya. Faza tersenyum saat akhirnya menemukan keberadaan teman-temannya.

“Gue kira lo gak bakal dateng. Terus tadi tiba-tiba Lani bilang liat lo, ya kita langsung samperin lo aja.” Lani mengangguk membenarkan ucapan Tina.

“Bener. Takutnya kalo gak ketemu sama kita di sini, lo malah pulang lagi.” Faza terkekeh mendengar nada suara Lani yang terdengar seperti orang merajuk.

“Gak kok, ini buktinya gue masih di sini. Nonton dua atau tiga penampilan dulu boleh lah. Lagian sia-sia banget gue udah capek nunggu bus kalo sampe sini cuma mau balik lagi.”

“Eh, ada apaan nih? Kok kayaknya seru banget?” Sera tiba-tiba datang dan langsung merangkul bahu Faza.

“Gak ada apa-apa. Yuk deh, ke sana aja.” Lani menunjuk ke arah panggung dan langsung berjalan ke sana diikuti Tina di belakangnya.

Sedangkan Sera berdecak karena pertanyaannya tak dijawab dengan benar oleh Lani dan malah ditinggal begitu saja bersama Faza.

“Yuk kita ikutin mereka aja. Mumpung niat gue buat di sini masih kuat. Soalnya bentar lagi pasti udah pengen pulang.” Mendengar hal itu, Sera dengan semangat langsung menarik tangan Faza menyusul Lani dan Tina.

Mas Angga✔️Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu