"RUZAAA!"
Theo berbalik, melihat ke belakang di mana Ruza saat ini tengah berlari menenteng kopernya. Hari ini ia dan Ruza akan pindah dari kota ini. Setelah sedikit memaksa Ruza untuk meninggalkan kota, akhirnya Ruza mau menuruti perkataannya.
"Lama banget sih Za." Theo berdecak melihat Ruza yang sungguh lemot. Cowok itu berjalan ke arah Ruza. Tangan Theo mengangkat dua koper yang dibawa Ruza lalu berjalan ke arah mobil.
Tangan Ruza melingkar di leher Theo. "Gendong," pinta Ruza.
Theo menghela napas lalu sedikit merunduk. "Jatuh bukan salah gue. Gue bawa 2 koper," ucap Theo memberi peringatan.
Ruza hanya membalas dengan senyum dan langsung naik ke punggung Theo. "Ga akan jatuh, wlek. Kakak kan kuat."
"Ck," decak Theo dengan malas. Theo lanjut berjalan ke arah mobil.
"Turun!" perintah Theo pada Ruza.
"Ga mau."
Theo menaruh kopernya ke dalam mobil. Lalu cowok itu membalik posisi Ruza. Ruza yang awalnya berada di belakang kini berada di depan, digendongnya ala koala. "Turun!" perintah Theo, lagi.
"Ga mau turun."
Theo memegang dahinya dan menghela napas. "Lo mau gini terus? Gue nyetirnya gimana?"
"Gatauuu, emang Ruza pikirin."
Theo sedikit menunduk hingga kaki Ruza melingkar erat di tubuhnya dan tangan Ruza memegang erat bahunya. "Aaa, kak Theoo. Ruza mau jatuh," ucap Ruza.
Theo tetap dalam posisinya ditambah matanya melotot pada Ruza. "1, 2, 3, ja-"
"Ga jatuh." Ruza berpegangan erat pada Theo.
"Zaa, turun dong. Udah jam berapa ini. Tadi mandi kamu juga lama."
"Cium dulu."
Theo menegakkan tubuhnya, menatap wajah Ruza. "Di mana?" Dari kecil gadis itu menjadi sering meminta di cium. Apa pun topiknya selalu cium dulu, entah siapa yang mengajari gadis itu.
"Sini sama sini," ucap Ruza menunjuk hidung dan dahinya.
"Udah di situ aja?"
Ruza tersenyum manis. "Iyah."
Cup
Theo mencium dahi Ruza.
"Sini, sini," ucap Ruza sambil menunjuk hidungnya.
Cup
"Sini, sini," ucap Ruza lagi, sambil menyentuh kepalanya.
"Katanya cuman hidung sama dahi?"
"Gajadi."
"Nunduk."
Ruza sedikit merunduk dan Theo mencium rambutnya.
"Udah kan? turun!"
"Maju ke depan kakkk. Jatuhin Ruza ke mobil. Sandal Ruza jatuh. Ga mau nginjek tanah."
Theo agak maju dan sedikit menunduk. Lalu Ruza menjatuhkan dirinya ke mobil. Theo berjalan ke arah rumah, mengambil dua sandal Ruza. "Nih sandal lo! Jangan jatuh lagi, ga gue ambilin kalo jatuh lagi."
"Kalo nggak mau ambilin jadi harus mau gendong Ruza."
Theo tidak menanggapi dan masuk mobilnya. Tangannya mencari kacamatanya.
"Cari ini kan?" Ruza menunjukkan kacamata yang Theo cari.
Tangan Theo hendak mengambil kacamata itu namun oleh Ruza kecamatanya diangkat ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
THEORUZ
Teen Fiction- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru juga" __________ Antheo Killian, cowok yang sudah berulang kali dikeluarkan dari sekolah dan pindah ke...