Bab 8

2.1K 640 79
                                    

Satu Jam bersama Arya

Arya bersyukur Iras ada meeting dadakan dan harus meninggalkan dia dan Titi menyelesaikan makan siang hanya berdua. Meski wanita yang lebih banyak menunduk setelah beberapa detik lalu terpaku melihatnya itu menjawab iya atau tidak untuk semua pertanyaannya. Namun hati lelaki yang tak bisa berhenti tersenyum saat ini menari bahagia karena bisa menghabiskan banyak waktu dengannya.

"keberatan enggak kalau harus ke jalan kayoon dulu?" Tanya Arya setelah ia mengarahkan mobil Titi ke luar area parkir. Ia kembali mengucap syukur, karena tidak membawa mobil sendiri. Tak pernah terlintas dalam pikiran lelaki itu, bahwa siang ini akan menghabiskan waktu bersama Titi.

Lelaki itu menjadi kikuk saat gadis disampingnya hanya mengedikkan pundak, seolah berkata 'terserah'. Jawaban khas para kaum wanita yang sudah Arya hafal di luar kepala.

"Cuma sebentar ... kalau enggak ramai, sih."

Sepanjang jalan, tidak ada seorangpun yang membuka mulut. Hanya suara musik terdengar dari audio mobil yang mengisi keheningan diantara mereka. Sesekali Arya melirik ke arah gadis yang terlihat menerawang. Ia hanya diam memandang jalanan yang terlihat panas tanpa merasa perlu untuk mengatakan sesuatu kepadanya.

Antrian lampu merah mengular hingga di depan rumah sakit, Arya menghela nafas membuatnya sedikit menyesal kenapa harus menuruti keinginan Meme saat ini.

"Bu, mikirin apa to?"

"Ibu mikirin kamu, Mas. Mau sampai kapan?"

Menjawab pertanyaan ibunya, Arya menyanyikan salah satu lagu lawas yang selalu didengarkan kedua orang tuanya. Karena setiap kali ada pertanyaan diawali dengan kata kapan, lagi tersebut seolah menjawab semua pertanyaan itu.

"Kapan-kapan kita berjumpa lagi
Kapan-kapan kita bersama lagi
Mungkin lusa atau di lain hari."

Meski dia tahu jawaban itu menjengkelkan bagi setiap orang yang menanyakan tentang pernikahan padanya, tapi untuk saat ini, jawaban itulah yang paling tepat menurutnya.

"Eh, kamu tahu, ndak, Mas. Titi itu batal nikah, pas malam midodareni dia mergoki calon suami sama sahabatnya lagi ... ya gitu itu." Meski ia tidak nyaman mendengar kemalangan Titi, tapi ia bersyukur sang ibu lupa dengan kekuatirannya beberapa saat yang lalu

"Anu apaan?" jawab Arya sambil lalu. Karena saat ini dia merasa sedikit bingung. Wanita yang beberapa kali muncul dalam ingatan adalah adik dari sahabatnya sendiri. Bagaimana bisa ia tidak mengenali wanita itu sama sekali.

Beberapa kali Arya pernah menghabiskan waktu di rumah mereka, tapi dia hanya bisa mengingat wajah Indra bukan Titi. Bahkan wajah Simbok yang resep sambelnya dia tiru pun masih ada di ingatannya. Sepanjang jalan dia berusaha menjawab pertanyaan Ibunya, konsentrasi menyetir dan berusaha menggali ingatannya tentang Titi.

"Mas!"

"Kenapa, Bu?" tanya Arya tanpa mengalihkan pandangan dari jalan perumahan di depannya.

Kanthi(L) - (Repost)Where stories live. Discover now