Perkara Sayur Sop

574 137 385
                                    

"Aku cuma bercanda, beneran deh."
-Aurelia-

******

Bel istirahat kedua sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Tetapi, Iel masih duduk di bangkunya. Anak itu tengah asyik menonton video di ponselnya. Iel menonton video itu sambil meminum susu cokelat dari botol dot. Iya, kalian tidak salah baca, Iel masih nge-dot.

"Udah gede kok masih nge-dot, sih?" cibir Elza, yang tiba-tiba ada di depan Iel.

Iel segera mematikan ponselnya, ia tak ingin Elza mengetahui apa yang sedang ia tonton. Sedangkan Elza sendiri tak mendengar suara dari video yang Iel tonton sebelumnya, sebab Iel menggunakan fon telinga.

"Terus apa masalahnya buat kamu? Susu ini yang beli mamaku dan aku sendiri yang nyeduh," balas Iel, santai.

"Y-ya aku risih aja liatnya. Ada anak SMP masih nge-dot," ucap Elza.

"Terus kalo risih, ngapain kamu ke sini, bukannya kamu lagi ngadain pesta di kantin, atas keberhasilan kamu dalam contek-menyontek?" tanya Iel.

"Maksudnya?" Elza balik bertanya, sambil mengerutkan keningnya.

"Nilai ulanganmu itu loh, yang katanya jadi nilai tertinggi. Itu hasil jawaban dari Ninda kan?" tanya Iel lagi.

"Kamu murid baru jangan sok tau!" bentak Elza sambil menggebrak meja.

"Aku tau. Makanya aku bilang kaya gitu," sahut Iel santai sambil melipat kedua lengannya di depan dada dan menyandarkan tubuh ke kursi.

"Sayangnya itu salah." Elza membantah.

"Oh, seperti itu. Oke, kita buktikan kalo itu salah," ucap Iel, lalu ia beranjak dan pergi ke luar kelas.

Elza menatap kepergian Iel dengan tatapan nanar. "Ini pasti Tika yang ngomong," ucapnya sambil mengepalkan kedua lengannya.

********

Di bawah pohon ceri yang rindang, Iel duduk lesehan sambil terus menyedot susunya, dengan tatapan yang terus-menerus ke arah ponselnya. Ia tak mempedulikan anak-anak lain yang menatapnya aneh.

"Hey, boleh ikutan duduk?" tanya seorang siswi cantik kepada Iel.

Annisa Fazria Salsabila namanya. Kakak kelas Iel yang memiliki wajah cantik, berotak genius, dan bertubuh montok nan seksi, tak heran jika ia jadi princess-nya SMP Nusa Bangsa. Dan tak heran juga jika Jhio sangat mencintainya.

"Boleh," sahut Iel dengan senyuman manisnya.

"Tumben kamu sendiri, Tika ke mana?" tanya Annisa, membuka obrolan.

"Gak tau. Udah seminggu gak sekolah," jawab Iel.

"Oh, gitu. Btw, kamu ngancem apa ke Jhio?" tanya Annisa.

"Ngancem?" Iel bertanya balik.

"Iya, ngancem. Perkara sayur sop itu," jawab Annisa.

Iel terkekeh. "Oh, itu. Aku cuma bercanda, beneran deh."

"Bener? Jhio gak mau sekolah loh karena takut sama kamu," ungkap Annisa.

"Beneran. Liat deh, minum susu aja aku masih pake dot. Jadi gak mungkin lah, aku makan daging manusia. Aku ngomong kaya gitu ke Jhio, supaya dia berhenti pamer. Dosa loh itu," jelas Iel.

Annisa hanya mengangguk mendengar penjelasan Iel. Lalu beranjak hendak pergi.

"Tapi, kalo misalnya bener aku bakal ngelakuin itu, kamu juga mau aku masak dalam satu panci sama Jhio? Biar kesannya cinta kalian itu cinta sejati," ucap Iel diiringi dengan senyum manis.

Mendengar hal itu, Annisa bergidik ngeri dan segera meninggalkan Iel sendirian.

Iel tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Annisa yang seperti itu. "Dasar mental tempe!"

******

16.30

Srrrt
Srrrt

Suara gesekan pisau dengan batu asahan terdengar begitu nyaring dari arah dapur.

"Akan kubunuh kau," gumam remaja lelaki sambil terus mengasah pisaunya.

"Mas mau bunuh siapa?" tanya Iel yang tiba-tiba sudah ada di belakang Izam dan menepuk pundak Izam, membuat sang empu terkejut.

"Astagfirullah, Dek! Bikin kaget aja kamu tuh," gerutu Izam.

"Hehe. Tadi Mas bilang mau ngebunuh, Mas mau ngebunuh siapa?" tanya Iel.

"Itu ayam jagonya Mama," jawab Izam sambil tetap fokus mengasah.

"Ayam jagonya Mama kan kurus banget, gak ada dagingnya Mas," ucap Iel.

"Bodo amat! Siapa suruh ngerusakin prakarya Mas," Izam kembali menggerutu.

"Jadi ini tuh semacam hukuman buat si ayam ya, Mas?" tanya Iel lagi.

"Iya," jawab Izam singkat.

"Kalo gitu ngapain Mas asah pisaunya? Kan lebih bagus tumpul, jadi si ayam lama mati dan ngerasain sakitnya lebih lama. Pasti seru deh. Oh atau nggak, Mas potong aja kakinya biar ayamnya cacat seumur hidup."

******




Genius | Misteri ✔Where stories live. Discover now