S1 Ep. 9

526 99 9
                                    

"HERO"
Hanya sebuah kisah milik seorang remaja yang sedang mencari jati diri sebenarnya, di sekolah yang katanya sekolah pahlawan

"HERO"Hanya sebuah kisah milik seorang remaja yang sedang mencari jati diri sebenarnya, di sekolah yang katanya sekolah pahlawan

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

~~~

Pria yang tengah berbaring yang saat ini menjadi pasien, ditemani dengan berbagai peralatan medis untuk menunjang hidupnya, mendengar deritan pintu. Setelah bertahun-tahun menjadi hero, membuatnya bisa merasakan aura setiap orang. Dan karena aura mereka saat ini tidak berbahaya, maka pasien itu membiarkannya.

"Yo Shota!"

Helaan nafas terdengar jelas, mengetahui siapa pemilik suara. "Apa?"

"Aku mengantarkan anak muridmu. Katanya ia ingin bicara."

Kedua kelopak pria paruh baya itu terbuka. Merasakan cahaya serba putih memasuki retina sebelum maniknya bergulir, menangkap sosok dengan balutan perban dikepala serta kedua lengannya. Tubuh yang masih menggenakan pakaian rumah sakit membuat sang wali kelas bisa melihat sedikit dari balutan perban yang membalut tubuh mungil itu.

Anak itu sama sekali tidak melihat ke arahnya. Mengeliat resah yang penting tidak bertatapan dengan orang dirawat itu. Sendi-sendinya terlihat menegang sebelum menundukkan badannya dengan cepat, membuat kedua orang lain yang satu ruangan tersentak kaget.

"Aku benar-benar minta maaf! Karena ulahku, Anda jadi harus menahan diri. Karena aku Anda jadi harus berhadapan dengan Nomu! Aku siap menerima hukuman apapun. Karena aku juga melanggar aturan dan bertarung dengan para penjahat."

Pria paruh baya itu menatap sang anak seakan dia menumbuhkan dua kepala. Aizawa tahu betul murid-muridnya. Dan saat ini, sang anak yang duduk di bangku belakang, tidak pernah menjawab apa yang ia katakan-- sekadar mengangguk atau mengucap 'iya' selama pelajaran, namun sekarang sedang meminta maaf panjang lebar.

Pria yang dibalut perban bagai mumi mengesampingkan hal tersebut dan kembali ke topik semula, "Yang kau lakukan saat itu memanggil All Might dan Kepala Sekolah, 'kan? Perbuatanmu itu sudah menyelamatkan kami. Bisa kau bayangkan jika kau tidak melakukan telepati kepada mereka."

"Tapi--"

"Dengar bocah. Diantara kejadian ini bukan satupun salahmu. Kau dikendalikan pun juga bukan salahmu. Aku menahan mereka pun karena kemauanku, bukan karena permintaanmu. Berhenti menyalahkan dirimu sendiri. Yang sudah terjadi biarkan terjadi. "

Pemuda bersurai ikal disana mengigit bibirnya. Masih tidak puas dan merasa beban dipundaknya belum sepenuhnya terangkat.

Aizawa menghela nafas berat melihat kedua sisi kepalan tangan yang menguat dari anak itu. Ia merasa sedang menangani keras kepala rambut kuning menjulang yang berada di belakang Chi. Dalam balutan perban miliknya, Aizawa memberikan kode. Hizashi memberikan senyuman lebar dan jempol.

Pria yang menjadi teman sekelas wali kelas 1-A mengangkat tangan, membuat Chi langsung melindungi kepalanya. "A-aku minta maaf! Tolong jangan pukul aku! Aku benar-benar minta maaf!"

✅"HERO" - Male!OC (BNHA)Место, где живут истории. Откройте их для себя