S5 Ep. 12

102 13 1
                                    

"*cough*"

Souichi terbatuk pelan. Ia membuka tangannya yang dipakai untuk menutupi mulut tadi. Mata itu terfokus pada kelopak mawar dan darah hitam. Souichi melirik sosok yang berdiri didepan, tak bergerak sedikitpun, "Apapun yang kamu pikirkan, hentikan itu segera."

Tapi Kay tak merespon ucapannya. Ia malah terfokus pada hal lain. Mata itu tak bergerak sedikitpun dari satu titik, "...Mereka menyiksanya..." Bekas api panas yang membentuk angka 50 dipunggung. Bekas cambuk, memar, lebam dan luka lainnya. Tubuhnya yang dipenuhi perban dan darah.

"*cough* *cough*" Souichi terbatuk, kali ini lebih parah dari sebelumnya, "Hentikan. Atau rencanamu b-buyar-r *cough*" seru pria itu disela-sela batuknya. Sedangkan Kay masih tak sanggup bergerak, kedua tangannya mengepal kuat-kuat sampai kuku tajamnya menusuk kulit hingga berdarah.

"*Tesoro mia... lo hanno torturato..."

Souichi tak bicara apapun. Dia mengerti bahasa itu. Tapi apapun itu, Kay harus menghentikannya. Segera! Atau tujuan utama mereka bisa terbongkar sia-sia! Ia terus terbatuk! Dan setiap batuknya, semakin parah jika dilihat kelopak yang semakin menumpuk. Souichi menggeram pelan, mengeluarkan mantra untuk menahan batuk kelopak mawar hitam. Merasa ia bisa menahannya sampai beberapa jam, ia menyentuh lagi bahu Kay, "He's gonna kill them."

TRANG!!!

"HERO"
Dunia masih percaya kehadiran hero pada jaman ini?

"HERO"Dunia masih percaya kehadiran hero pada jaman ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manik hitam Chi terbelalak. Sayapnya beradu dengan gagang scythe milik Kay. Tapi bukan itu yang dikejutkannya, tapi pada mata tajam Kay yang meliriknya. Tak pernah seumur-umur Chi mendapati Kay menatapnya seperti itu, tatapan itu selalu diberikan pada lawan, bukan padanya.

Chi menarik mundur tubuhnya, masih menatap sosok itu dengan bibir terbuka lebar.

Kay menghela nafas lelah, dia memutar sabitnya membuat sosok yang dibelakang memekik mundur. Tapi beberapa terlambat membuatnya tertebas dua, "Ada apa Chichi? Kamu tak bisa menerima kenyataan kalau aku menumpahkan darah ditanganku hanya untuk bermain?"

"*CHIGAU! (違う!)" pekiknya, "Aku yang membunuh mereka! Karena kamu sudah mati, Kai! Karena kamu mati aku membunuh mereka yang menghalangi!!"

"Mati?"

Hawks sempat menegang mendengar gadis itu malah tertawa terbahak-bahak sampai harus melemparkan kepalanya ke belakang. Tawa yang terdengar hina dan sarat akan kekotoran duniawi, "Me? The greatest Kay Tsujii dead? What a nice joke!" serunya sempat melirik Hawks tapi memfokuskan pandangannya kembali kepada Chi.

"Kematianku itu palsu, Chichi~"

'Tidak...' Hawks membatin dalam hati. 'Gadis itu benar-benar mati saat aku menebas lehernya. Saat darah banjir keluar disertai dengan matanya yang hilang kehidupan.' Tubuhnya bergetar dengan nafas tercekat, 'Aku benar-benar membunuhnya saat itu.' Hawks membuka bibirnya, hendak mengatakan kebenaran. Tapi tak ada satupun kata yang mampu keluar. Ia terlalu takut dengan apa yang terjadi jika ia mengatakan pada anak magangnya, bahwa dialah salah satu sosok yang membuat Kai meregang nyawa.

✅"HERO" - Male!OC (BNHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang