_ALFAREZI KAVINDRA 📍 55_

3.2K 225 151
                                    

*****

🌼

ALFAREZI KAVINDRA

🌼

Balik lagi sama fii
Jan bosan ya
Kuy lah baca langsung

🌼

*****

HAPPY READING ‼️

🌼🌼🌼

"Tidak ada wanita yang benar-benar
baik-baik saja jika lelakinya
di dekati banyak wanita walau itu hanya sebatas kagum"

-Aileen Nathania-

🌼🌼🌼

Sesampainya di kamar, Alfa langsung membersihkan badan. Ia akan tidur cepat, mengingat besok akan tanding jadi ia harus sehat tidak boleh sakit.

Sebelum tidur, Alfa meminum obat laknat itu agar bisa tertidur pulas. Mengambilnya salah satu botol obat tersebut.

"Harus banget ya minum ini," monolognya menghela nafas.

"Maaf bunda, Alfa masih mengonsumsi obat-obatan ini." lirihnya.

Menatap kapsul obat yang ia pegang, mengambil segelas air putih. Tanpa berfikir panjang ia langsung meneguk obat tersebut. Setelah itu ia membaringkan tubuhnya di kasur, menatap langit-langit kamar. Meratapi hidupnya yang sangat buruk, ia sampai berfikir kenapa begini? Apa salahnya sampai tidak merasa kebahagiaan? Dunia memang tidak adil terhadapnya, bukan? Hingga tak lama ia sudah terlelap, menjalankan mimpi yang indah tidak seburuk di dunia nyata.

Dunianya hancur, tapi ada gadisnya yang mengubah segalanya. Ia bisa tersenyum, tertawa hanya karena gadisnya. Walau begitu, tetao saja ia merasa hidupnya buruk. Ia juga butuh keluarga, butuh perhatian, butuh kasih sayang.

🌼🌼🌼

Pagi telah tiba, dengan buru-buru Alfa menyiapkan semua perlengkapan yang akan ia bawa. Tak lupa ia membawa penutup kepala, ia takut jika lupa menyugar rambut terus rontok. Jadi ia putuskan akan memakai penutup kepala saja.

Sekiranya selesai, ia langsung menuruni anak tangga. Untung saja sepi jadi ia tak repot-repot harus berdebat dengan papanya.

"Sarapan dulu den," ucap bi Atin saat mengetahui tuan mudanya turun dari kamar.

"Iya bi," ucap Alfa ramah.

Dengan senang hati, bi Atin menyiapkan sarapan untuk Alfa. Dan Alfa menunggunya sembari tersenyum. Ini kali pertamanya ia sarapan di rumah dan di meja makan. Papanya sepertinya belum bangun jadi ia tak perlu memikirkan itu.

"Silahkan den dimakan," bi Atin menyodorkan sepiring nasi goreng.

"Makasih bi," bi Atin mengangguk lalu pergi.

Alfa makan dengan hening, hanya ada suara denting sendok yang bersentuhan dengan piring. Tak butuh waktu lama, ia sudah menyelesaikan sarapannya dan mencucinya langsung. Ia tak inging merepotkan bi Atin untuk mencuci bekas piring makannya.

ALFAREZI KAVINDRA (END)Where stories live. Discover now