3. Suntik Vaksin

3.9K 369 114
                                    

"Daddy! Daddy! Hari ini, Caca mau suntik!" Lapor Caca begitu melihat Daddy-nya tiba di meja makan.

"Suntik apa?"

"Nggak tau!" Pandangan Caca beralih menatap ibunya yang sibuk menata piring di meja makan. "Kata Bu guru suntik apa mommy?"

"Vaksin campak."

"Adek takut nggak?" Tanya Doni.

"Nggak tau!"

Doni mengerutkan keningnya. "Kok nggak tau?"

"Kalo dokternya ganteng, Caca takut."

"Kok gitu?"

"Iya, kan biar bisa dipeluk dokternya." Caca terkekeh kecil.

Doni dan Tenesya saling berpandangan. Merasa tak percaya dengan jawaban si bungsu.

"Adek jangan genit-genit ih! Nggak baik!" Tegur Tenesya.

"Kan mommy juga genit!" Balas Caca tak mau kalah.

"Kapan coba?"

"Iya, kalo ada temennya Daddy. Uncle Loey sama uncle Sehan yang model itu, mommy suka senyum-senyum sendiri. Waktu Caca tanya kenapa, mommy bilang sama Caca, soalnya temennya Daddy ganteng."

Tenesya tampak salah tingkah ketika suaminya menatapnya tajam.

"Mereka emang ganteng, tapi, yang cocok buat jadi suami cuma Daddy Doni Sebastian." Jelas Tenesya bangga. "Lagian, uncle Sehan sama uncle Loey kan emang ganteng, namanya juga model. Kalo itu, mommy bukan genit adek, tapi mengagumi ciptaan Tuhan."

"Gantengan mana sama Daddy?" Tanya Doni pada Caca.

"Ganteng semua. Tapi, buat Caca Daddy yang paling the best. Soalnya suka beliin Caca makanan yang enak."

"Kalo, misalnya uncle Loey sama uncle Sehan beliin adek makanan yang enak juga, adek pilih siapa?" Tanya Doni lagi.

Caca tampak mengerucutkan bibirnya, jari telunjuknya berada di depan bibirnya, berpikir. "Siapa ya? Caca liat dulu kali ya Daddy? Makanan siapa yang paling enak."

"Tapi kan, Daddy yang selalu belikan adek makanan enak."

"Iya... Tapi, uncle Sehan sama uncle Loey kan emang ganteng Daddy. Hehe... Iya kan mommy?"

Tenesya hanya tersenyum kecil, merasa tidak enak di depan suaminya.

"Like mother like daughter." Gumam Doni kesal.


***


"Adek nanti pulangnya dijemput Mommy sama Daddy ya?" Ujar Tenesya setelah merapikan seragam dan memberikan tas milik Caca.

Setiap berangkat sekolah, Caca memang diantar oleh Tenesya, karena tujuan mereka memang searah. Sedangkan si kembar berangkat bersama Doni. Dan saat pulang sekolah, Tenesya lebih sering menitipkan Caca kepada Winda apabila dirinya sedang sibuk di toko kue miliknya. Meminta tolong kepada Winda untuk mengantarkan Caca ke tokonya.

"Kenapa? Bundanya Rena sama Nana, nggak bisa jemput?"

"Enggak, nanti, pulang sekolah mau anterin kakak Dery ikut lomba."

"Kakak lomba lagi?"

Tenesya mengangguk sekilas.

Setelahnya, Caca ikutan mengangguk. Dia tampak tidak terlalu peduli dengan lomba yang diikuti kakaknya. Yang Caca tau, kakak Dery memang sering mengikuti lomba dari sekolahnya. Dan Caca tidak begitu tertarik dengan lomba-lomba yang diikuti Dery. Karena saat dirinya ikut menyaksikan Dery yang sibuk lomba, Caca pun akan sibuk dengan camilannya.

SEO FAMILY GS LOKALOnde histórias criam vida. Descubra agora