5. Teletubbies

3K 293 32
                                    

BACA (CHAPTER 4.EFEK VAKSIN) DULU YA!!! KARENA INI CHAPTER 5!!! SOALNYA KALO DIROMBAK HARUS DIHAPUS DULU BOOK-NYA, DAN HARUS POSTING LAGI DARI AWAL 🥲

Setelah dua hari Caca merasakan euforia efek samping vaksin, kini si bungsu keluarga Sebastian itu kembali seperti sedia kala. Cerewet, makan banyak, dan hiperaktif. Membuat sang ayah bisa bernapas lega, karena kini dirinya bisa kembali bekerja dengan tenang.

Tidak, bukannya Doni tidak suka jika Caca menempel padanya. Doni suka, sangat! Hanya saja, Caca yang sedang sakit, benar-benar tidak mau lepas darinya. Menempel seperti stiker.

Membuat Doni jadi tampak seperti seorang duda beranak satu. Dan membuat kehadiran Tenesya seperti tidak berguna. Karena Caca hanya mau bersama ayahnya, bahkan jika untuk sekedar minum, Caca hanya mau ayahnya yang mengambilkan, dengan dirinya yang tetap berada di gendongan Doni. Benar-benar tidak mau lepas. Begitu juga saat di kamar mandi, Doni akan setia menemani Caca hanya untuk buang air kecil ataupun besar. Begitupun sebaliknya, Caca akan tetap meminta digendong oleh ayahnya ketika ayahnya akan buang air.

Weekend ini, ketiga bersaudara Sebastian itu sedang berkumpul di ruang keluarga sambil menonton televisi. Menyaksikan tayangan kartun Teletubbies. Sedangkan kedua orang tua mereka sedang berbincang di ruang makan. Lebih tepatnya, sedang bermesraan dengan saling menyuapi sarapan satu sama lain.

Kembali ke ruang keluarga, Caca tiba-tiba berseru. "Abang! Kakak! Ayo main Teletubbies! Abang jadi Dipsy, Kakak jadi Lala, Caca jadi Po!"

"Apaan! Enggak! Enggak! Masa kakak jadi Lala, Lala kan cewek! Nggak mau! Kakak mau jadi Tinky Winky aja!" Seru Dery tak terima.

"Ih, jangaaannnn! Tinky Winky itu Daddy! Kakak kan kecil, Daddy tinggi! Jadi, Daddy itu Tinky Winky." Ujar Caca.

"Enggak ah! Kakak jadi Po aja kalo gitu, Caca aja yang jadi Lala!"

"Nggak boleh! Po kan adek, Caca juga adek! Jadi, adek yang Po."

"Ya udah, kakak nggak mau ikutan main! Apaan, masa jadi Lala! Lala kan cewek! Adek nggak jelas ih!"

"Kan, cuma mainan, masa nggak mau!" Ujar Caca tetap ngotot.

"Ya nggak mau lah! Adek main sendiri aja sana! Kakak mau main game aja lah!" Dery yang hendak beranjak dari duduknya, mendadak kembali duduk ketika mendengar ucapan Caca.

"Caca bilangin mommy loh, kalo kakak main game terus! Ayo Abang, ikut Caca, bilang sama mommy kalo kakak mau main game!" Caca menarik tangan kanan Derby.

"Abang jangan nurutin adek! Ayo main game aja sama Dery!" Dery juga menarik tangan kiri Derby.

"Jangan Abang! Jangan main sama kakak! Sama Caca aja!"

"Nggak boleh! Abang kan cowok, jadi main game aja sama Dery! Ayo Abang!"

"Kalian jangan gini! Tangan Abang sakit! Mooommmmyyy!!! Daaadddyyyy!!!" Derby mulai menjerit kesakitan karena kedua tangannya ditarik oleh Dery dan Caca.

Doni dan Tenesya menghentikan acara suap-suapan mereka dan bergegas menuju ruang keluarga begitu mendengar teriakan Derby.

"Ada apa?" Tanya Tenesya.

"Abang diapain itu?" Tanya Doni begitu melihat kedua tangan Derby ditarik oleh Dery dan Caca.

Caca segera melepaskan tangannya dari lengan Derby dan berlari kecil menuju ayahnya. "Kakak mau ambil Abang dari Caca! Padahal, Caca mau main sama Abang, Daddy!"

"Nggak gitu ih, adek ngarang!" Seru Dery.

"Iya! Tanya aja sama Abang kalo Daddy nggak percaya!"

"Bener bang?" Tanya Doni kepada Derby.

SEO FAMILY GS LOKALWhere stories live. Discover now