9. Ikut Daddy

2.6K 261 48
                                    

"Mommy, Minggu depan, Daddy syuting di raja ampat." Ujar Doni begitu selesai membantu Tenesya membersihkan meja makan.

"Raja ampat? Wih, enak bener? Berapa lama?" Tanya Tenesya.

"Kalo sesuai jadwal ya satu Minggu. Kalo molor, ya bisa lebih."

"Lama amat!"

"Mau gimana lagi!"

"Mommy pengen ikut, pengen liburan. Dari dulu juga pengen ke raja ampat. Boleh ya Daddy?" Mendadak, suara Tenesya menjadi merajuk. Bibirnya bahkan ikut dimajukan.

"Daddy di sana kerja, bukan liburan! Lagian, kalo ikut, anak-anak gimana? Ada-ada aja! Udah, di rumah aja!" Titah Doni.

Tenesya menghela napas kasar. "Ck! Elu mah emang nggak pernah peka Don!" Sentak Tenesya. "Kerja! Kerja! Kerja! Tipes baru tau rasa lu!"

"Kamu kenapa sih? Lagi dapet tamu bulanan ya? Kok tiba-tiba nyolot?"

"Bodo amat! Urusin aja kerjaan lu sana!"

Tenesya berdecak sebal, lalu pergi dari dapur, setelah sebelumnya membanting piring yang baru selesai dicuci, meninggalkan suaminya yang memandangnya tidak mengerti.

Beberapa saat kemudian, Doni menyusul Tenesya yang sedang menemani anak-anak belajar di ruang keluarga. Tenesya yang melihat kedatangan suaminya hanya melengos dan memfokuskan dirinya pada televisi.

"Adek dapet tugas apa dari sekolah?" Tanya Doni setelah duduk di sebelah istrinya.

"Nggak ada."

"Terus, itu adek ngapain?"

"Daddy masa nggak liat? Caca lagi baca buku!"

Doni mengerutkan keningnya. "Emang adek udah bisa baca?" Tanyanya.

"Nggak bisa!"

"Lah, terus?"

"Ya nggak papa, biar keliatan sibuk kayak Abang sama kakak!"

Doni hanya menggeleng pelan. Lalu lengan kanannya dia rentangkan, bermaksud merangkul Tenesya. Tenesya yang merasakan itu buru-buru berdiri dari duduknya. "Mommy ngantuk, nanti, kalo udah selesai jangan lupa diberesin terus tidur ya? Buat kakak, jangan main game, langsung tidur!" Pesannya sebelum beranjak menuju kamarnya.

Doni yang melihat hal itu hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan menghela napas pasrah.


***


Doni masuk ke kamarnya dan naik ke ranjangnya dengan hati-hati. Dilihatnya Tenesya yang tampak sudah tertidur atau pura-pura tidur? Entahlah.

"Mommy..." Panggil Doni pelan.

Bagi Doni, lebih baik Caca yang ngambek daripada Tenesya. Karena Caca cukup disodorkan makanan dan pasti akan langsung luluh, namun jika itu Tenesya, akan sangat sulit. Tenesya tidak bisa dibujuk, kecuali keinginannya dituruti.

"Mommy Ten..." Panggil Doni lagi.

Tenesya memiringkan tubuhnya dan membelakangi Doni. Melihat hal itu, Doni menghela napas panjang, dan tanpa ijin memeluk Tenesya dari belakang. Menumpukkan dagunya di bahu Tenesya dan mengecup pipi istrinya tersebut.

"Aku ke sana kan kerja sayang, bukan liburan. Biasanya kamu nggak kayak gini loh, kenapa tiba-tiba ngambek cuma gara-gara aku mau ke raja ampat sih?"

Tenesya mendengus kasar dan menjauhkan tubuhnya dari Doni dengan cara bangkit dari tempat tidur. "Cuma? Cuma lu bilang? Gue cuma pengen ikut. Gue capek Doni! Capek! Gue jenuh, lu ngerti nggak sih?" Seru Tenesya tak terima.

SEO FAMILY GS LOKALWhere stories live. Discover now