Become a fake queen

6.3K 672 16
                                    

Setelah aku menceritakan semuanya, pria itu melihat roti yang ku berikan "sebenarnya aku di larang oleh kakek untuk memakan, makanan pemberian penjahat. Tapi apa boleh buat, sekarang aku sedang sangat lapar. Maaf kan aku kakek" ucapnya kembali melanjutkan makannya

" Apa roti ini ada rancunnya juga?" Tanya nya dengan wajah polos tanpa dosa membuat ku menampol jidatnya

" Sudah ku bilang aku di tuduh, kau tidak mengerti ya?" Tanya ku kesal, pria itu menatap ku " jujur saja, dahulu aku juga saat mencuri ubi, aku berkata kepada mereka bahwa aku di tuduh. Kau tau istilah tidak ada maling yang akan mengakui kesalahannya" ucap pria itu

Ternyata istilah semacam itu juga ada di zaman ini, aku menatapnya kesal " AKU INI SUNGGUH SUNGGUH. AKU TIDAK TAU KENAPA AKU TIBA TIBA BERADA DISINI" ucapku frustasi

Biasanya seseorang akan masuk ke sebuah novel yang iya baca, atau kembali ke masa lalu zaman purba kala. Tapi kenapa aku justru masuk ke zaman yang sama sekali aku tidak tau keberadaan nya.

Andai aku masuk ke novel romantis, lalu menjadi antagonis yang tobat dan membuat pemeran utama pria tertarik padaku, bukan kah itu lebih indah?

Atau buat aku berada di zaman purba, aku akan mengajarkan orang purba menyiptakan alat alat canggih. Kenapa harus di zaman ini? Apa jika di jadikan sinetron judulnya aku terjebak ke dalam zaman ntah dimana

"Heh!" Panggil pria itu membuat ku terkelojak kaget

" Ya kenapa?"

"Kau kenapa bengong seperti itu? Jangan jangan kau kesurupan hantu disini? Banyak yang berkata jika disini ada penunggunya" bisik pria itu, membuatku membulatkan mata "JANGAN BICARA ANEH ANEH" peringat ku

Dia tertawa renyah "hahaha bercanda bercanda" ucap nya membuat ku memutar bola mata malas

"Oh iya, kita belum kenalan. Nama ku Anastasia, nama kau siapa?" Tanyaku sembari mengulurkan tangan

Dia mengusap tangannya, seolah membersihkan dari remahan roti "nama ku, zerlga, kau bisa memanggilku Gaga" ucapnya tersenyum ramah

Aku hanya mengangguk, "oh ya, ayo foto" ucapku mengeluarkan hp canggih ku dari tas ku. Sedikit info, tas ku anti air.

Dia mengerutkan keningnya "foto?"

Aku menepuk kening "zaman ini belum di temukan kamera?" Tanya ku, dia semakin mengerutkan keningnya "kamera?"

"Kenapa aku seperti bicara dengan orang bolot" gumam ku

Aku menghela nafas "sudah ikutin saja, ini bisa menjadi kenangan buat ku" ucapku terkekeh

"Kenangan di penjara?" Ucapnya polos membuatku terkekeh dan mengangguk

"Satu, dua, tiga ciss"

Cekrek'

"Lagi lagi" ucapku,

"Satu dua tiga"

"Lagi, ini pipi ku nampak gede"

15 menit kemudian

"Sudah sudah, aku lelah" ucap nya menyerah, aku hanya terkekeh dan mulai memilih milih foto.

"Nah selesai, astaga batrai nya tinggal 50%, aku memang bawa power bank sih. Tapi aku juga harus hemat untuk mempertahankan batrainya" gumamku

Aku segera mematikan daya hp ku, lalu memasukan nya kedalam tas.

" Sudahlah aku ingin tidur, terimakasih makanannya. Dan oh iya, ini buat kau" ucap Gaga memberikan ku sebuah panjangan dengan bunga kering di dalamnya

" Mungkin saja esok aku akan keluar dari sini, karena masa hukuman ku sudah habis. Jika kau juga bebas, cari aku. Bilang ke mereka si gaga penjual bunga kering aku yakin mereka akan memberitahu mu" ucap nya lalu pergi memberingkan tubuhnya di tumbukan pasir dengan kepala beralaskan jerami

Aku tersenyum "baik terimakasih, kau orang baik pertama yang aku temukan. Saat pertama tiba disini" ucap ku, aku pun pergi lalu menyederkan tubuhku di dinding.

Perlahan mataku terpenjam, dan terhanyut kedalam mimpi. Satu yang ku harapkan, bertemu dengan sang ibu si monster galak.

Brak'

"Heh bangun" aku mengerjap kan mata, menatap sang penjaga sudah ada di depan ku. Iya menarik tangan ku kasar, menggeret ku Ntah kemana

" Lepasin njingan" umpat ku memberontak. Aku melirik ruangan Gaga yang sudah kosong, sepertinya benar dia sudah bebas

" Lepasin" ucapku

Bruk'

Lagi lagi aku di lempar ke hadapan tahta si raja, sang raja menatap ku dengan intens

" Hukum dia, penggal kepala nya. PEMBUNUH SANG RATU!" Ucap sang raja tegas membuatku menatapnya kesal

" HARUS BERAPA KALI AKU BILANG? BUKAN AKU PELAKUNYA" sarkas ku kesal

Sang raja menghampiri ku, iya mengangkat dagu ku kasar " sudah banyak buktinya tapi kau masih mengelak?!" Tanya nya tegas

" APA YANG MEMBUKTIKAN AKU PELAKUNYA"

"kau berada si kamar calon ratu saat kejadian, siapa lagi jika bukan kau"

"Jika kau berada di kandang babi, apakah kau babinya? Tidak kan? ITU TIDAK CUKUP DI JADIKAN SEBUAH BUKTI"

" dan lagi, bukannya kau seorang raja. Tapi kau tidak memikirkan apa kata sang tabib? Racun itu hanya bisa di dapatkan di kebun terlarang milik kerajaan. BERARTI YANG BISA MENDAPATKAN NYA HANYA ORANG DARI KERAJAAN. Dan kau bisa bertanya kepada para pekerja mu, pelayan, prajurit, semuanya. Apakah mereka kenal aku?" Jelas ku

Sang raja menatap ke sekeliling nya seolah meminta jawaban, "TIDAK YANG MULIA" ucap mereka bersamaan

Saat sedang menimang jawaban, seorang prajurit datang " yang mulia, warga sudah tidak sabar ingin bertemu sang ratu. Jika mereka tau sang ratu meninggal, tahta anda bisa saja kembali turun. Karena seorang raja harus memiliki seorang ratu" ucap sang prajurit

Sedikit info, kerajaan tersebut tidak bisa berdiri hanya dengan seorang raja. Dan seorang ratu akan di kenalkan kepada rakyat saat sudah di tobatkan menjadi ratu.

Raja itu berdiri lalu memejamkan matanya sejenak, tiba tiba matanya melirik ke arah ku. Apa maksudnya?

"Siapkan gadis ini layaknya seorang ratu" ucapnya, membuatku membulatkan mata dan segera berdiri "apa maksud nya? Aku? Kenapa?"

Dia menatap ku kesal "selama kasus ini masih belum pasti. Kau akan menjadi tahanan ku, dan juga menjadi ratu untuk sementara" ucap nya tegas

"TIDAK! AKU TIDAK MAU" tolakku, gila! Masa iya aku harus menjadi ratu

Dia mendekati ku dan menatap ku tajam "kau ingin menjadi ratu dan tetap hidup, atau mati saat ini juga?" Tanya nya

'glek

'pilihan macam apa ini' batin ku

Dia menatap ku seolah menunggu jawaban "ba-baiklah aku akan menjadi ratu"

Aku menghela nafas, para pelayan segera membawa lu Ntah kemana. Demi apapun aku sudah pasrah dengan hidup ku. Yang terpenting sekarang, aku harus bertahan hidup. Di zaman ntah dimana ini


Bersambung

Fake Queen (End)Место, где живут истории. Откройте их для себя