Rebutan koin

2.4K 311 4
                                    

Aku meringis, saat Zenith mulai mengobati luka ku. "Astaga bisa bisanya kau berurusan dengan pemimpin itu, sampai kau di cambuk begini" ucap Zenith sembari memasang kan perban di punggung ku, aku hanya meringis saja

Setelah itu Zenith keluar dari kamarku, aku hanya menghembuskan nafas. Lalu tertidur dengan telungkup. Jujur saja aku tidak suka posisi tidur telungkup.

Namun mau bagaimana lagi, aku tidak bisa terlentang. Padahal tadi baru 25 cambukan, bagaimana jika benar benar 100 cambukan, bisa metong aku.

Brak'

Pintu terbuka dengan keras, seperti nya pintu itu di tendang tanpa belas kasihan. Sorot mata tajam memandang ku yang sedang terlungkup. Siapa lagi jika bukan Nathan

"Bagaimana rasanya?" Tanya nya sembari menatapku yang sedang tertidur pasrah.

"Rasanya seperti saat bertemu dengan mu" ucapku, "menyiksa" lanjutku. Dia membulat kan matanya "apa maksud mu" kesalnya

Aku hanya menghembuskan nafas "keluarlah, jika kau ingin menyiksa ku, atau menghukum ku. Tunggulah punggung ku ini sembuh, kasihanilah aku sedikit" ucapku

Nathan hanya berdecih, "itu karma, karma bagi seorang anjing yang tidak menurut pada tuannya"

Aku menatap Nathan kesal, "heh! Aku ini bukan anjing mu, dan kau bukan tuan ku. Berhenti menganggap ku sesuka hati mu seperti itu. Dan jangan bermimpi aku akan menurut pada mu kar_"

Nathan menatap ku tajam, asu kelepasan, gue lagi lemah gini sok sok an bentak singa kaya dia

"Karena aku akan menurut saat aku sudah sembuh haha, tentu saja bagaimana mungkin aku menurut padamu jika aku saja terluka seperti ini" ucapku, Nathan berdecih ia berlutut menyimbangi tinggi tumpukan jerami, lalu memegang rahangku "baiklah anjingku, cepatlah sembuh" ucapnya

Tahan tahan, jangan tampol jangan tampol. Nanti tangan lu ilang

Aku tersenyum, setelah itu Nathan segera keluar dari kamarku

"Si sialan itu, seenaknya manggil gue anjing. Dia gk liat? Gue secantik ini? Buta tu mata, jelas gue manusia di panggil anjing" sungut ku sambil menahan sakit di punggungku yang belum juga reda

"Aish, dan lagi nih babu si kumis lele, mukul gue pakai kekuatan apa sih anjir. Kekuatan dalam apa gimana. Sakit banget" ringis ku

Karena merasakan sakit, aku memilih memejamkan mata dan tertidur.

.
.
.

Hari hari berlalu, punggung ku sudah cukup pulih. Bahkan sudah bisa kayang, oleh sebab itu punggung ku. Aku putuskan SEMBUH yeee

Aku berjalan jalan sembari menghirup udara segar, Zerlga dan pasukannya sudah balik ke kota. Akibat urusan mereka telah selesai, dan mereka ingin ke desa lain untuk membantu desa miskin lain

"Suster peri" teriak rose, aku langsung memeluk anak itu. Ia sedang makan dengan di suapi oleh petter

Aku tersenyum "rose, sekarang gk usah takut kelaparan lagi" ucap ku sambil menciumi pipi gembul rose

Gadis itu tertawa kegelian, "makasih suster peri" ucapnya seraya memelukku, aku menganggukan kepala dan menepuk punggungnya membalas pelukannya

"Aah~rose makin lama makin menggemaskan deh" ucapku menciumi rose gemas. Membuat gadis itu terkekeh senang

Tak lama carmelia datang, "astaga, rose sini sini" ucap carmelia

"Maafin rose, yang mulia" ucap carmelia, aku melihat ke arah carmelia "gpp kok" ucapku sambil menyerahkan rose

"Oh iya Lia, aku boleh gk minjem rose. Kan aku bentar lagi bakal di bawa paksa nih kekerajaan. Jadi aku pengen habisin waktu hari ini sama rose" pintaku

Fake Queen (End)Where stories live. Discover now