Lembar Ke-Tujuh

1 0 0
                                    

"Kepuasan itu terletak pada usaha, bukan pada pencapaian hasil. Berusaha keras adalah kemenangan besar."
- Mahatma Gandhi

Before

Aku kembali memandangi Azriel untuk menanantannya, namun ternyata azriel sudah mengalihkan pandangannya.

Saat itulah kusadari beberapa pandangan mengarah kepadaku. Sepertinya karena dua lelaki tampan di sampingku ini.

✨✨

Ternyata alasan perkumpulan hari ini karena 2 minggu lagi akan diadakan bazzar club sekolah.

Dan setiap klub diminta untuk membuat tempat clubnya terlihat nyaman karena setiap pengawas club akan memeriksa dan memberikan nilai serta akan ada pemenang untuk itu.

Setiap dari kami akhirnya diminta untuk membuat satu buah kerajinan, bentuk apapun yang kami bisa.

Banyak dari anak kelas 10 -seperti kami- agak keberatan karena masih kurang pengalaman.

Namun setelah mendapat kata penyemangat dari Kak Haruto kami kembali semangat.

Yah orang ganteng memang penyemangat terbaik.

Setelah selesai pengumuman tersebut perkumpulan di bubarkan, namun masih ada beberapa yang diam di ruangan memikirkan apa yang akan dibuat.

Zomora teman satu kelas dan satu klub ku terlihat kebingungan.
“ kamu mau buat apa Kay?” Tanyanya padaku.

Aku terdiam, aku rasa aku masih belum sebagus itu untuk membuat sesuatu yang terlihat sangat mewah.

“aku juga bingung Ra, karena aku belum sepandai itu sebenernya untuk masalah kesenian “ balasku.

Zomara hanya ber-oh dan terlihat mengerti.
Tiba tiba saja Azriel ikut menimpali “masa sekeren kamu ga ada yang kamu bisa Kay?” Ucapnya.

Aku mengangkat sebelah alisku, “aku ga sekeren itu Azriel. Dan aku yakin kamu lebih keren dari aku” ucapku

Azriel hanya tertawa, “ yah itu benar sekali” ucapnya sambil bergaya keren.

Seketika itu Aksa yang awalnya tidak mengobrol bersama kami nyeletuk, “bukanya kamu jago gambar pakai krayon? Kenapa ga itu aja? Sepertinya itu juga lebih mudah” ucapnya namun langsung berlalu pergi meninggalkan kami.

Aku sedikit kaget.
Tak menyangka bahwa ia masih mengingat hal itu. Dari seluruh keahlianku yang lain.

Saat Aksa sudah pergi menjauh, Zamora lanmgsung mendekatiku, “Kay kamu deket sama Aksa ya? Aku juga denger katanya kamu pulang bereng Aksa kemarin … kamu.. “ belum selesai Zamora berbicara aku sudah memotongnya.

“aku tak mengenalnya dekat Ra.. Aku hanya mengenalnya seperti kalian juga mengenalnya.” Jawabku.

Zamora terlihat tak percaya namun ia menutupi hal tersebut.
Dan Azriel ia memandangiku tajam seperti kaan menancapkan sebuah peluru di dadaku.

Semenjak penguman dari Kaka Haruto kami sudah mulai sibuk membuat projek kami masing-masing.

Terkadang aku membuat nya di ruang klub atau juga di rumah. Karena lagipula aku hanya bisa membuatnya jika tidak di kedua tempat itu karena alat yang ku perlukan cukup banyak untuk membuatnya.

Hari sudah muai gelap, hanya beberapa dari kami saja yang masih berada diruang klub.
Aku masih serius dengan gambaranku.

Dan jangan di tanya, apada akhirnya aku membuat sesuatu yang disarankan Aksa, yaitu membuat gambaran dengan krayonku.

GUARDIANWhere stories live. Discover now